Chapter 4

33 3 2
                                    

"Tenanglah Max," ucapku lebih mencoba menenangkan diri sendiri daripada Max.

Untunglah, setelah berlari cukup lama, kami melihat sedikit cahaya berwarna biru terang menembus dari sebuah lubang -cukup untuk kami masuki-. Kami segera berlari menuju cahaya itu.

Aku segera menyuruh Max & Kevin untuk masuk, tapi Kevin menyuruhku masuk lebih dahulu.

Setelah kami masuk, ternyata itu adalah sebuah taman yang sangat indah. Kami sangat bersyukur karena makhluk itu tidak dapat masuk melalui lubang itu -mungkin karena dia gendut😂- sehingga kami tidak dikejar lagi.

Aku mengamati sekeliling, taman ini dipenuhi bunga - bunga yang tidak pernah aku lihat di bumi. Saat aku mendekat untuk melihat bunga - bunga itu lebih jelas, tiba - tiba seekor hewan dengan tiga pasang sayap melintas di depanku dengan cepat. Hewan itu mempunyai dua pasang kaki dan berukuran hampir sebesar gajah!

"Hei! Hewan apa itu?" Tanya Max terkejut.

"Entahlah, aku tidak pernah melihat hewan seperti itu sebelumnya." Jawabku sambil mengerutkan dahi.

"Apa hewan itu bisa memakan kita?" Max mulai takut dan berdiri dibelakangku.

"Kau bercanda? Sepertinya dia tidak punya gigi," Kevin tertawa melihat wajah takut Max.

Wajah Max memerah karena malu.

"Tenanglah, itu Annegard, dia tidak akan melukai siapapun," Tiba - tiba ada seseorang yang berdiri di belakang kami.

Kami hanya diam dan menatap karena terpesona. Dia adalah seorang anak perempuan, berusia seumur dengan aku dan Kevin, ia memakai baju seperti gaun sutra berwarna kuning keemasan yang sangat panjang dan di kepalanya terdapat sebuah mahkota indah yang dihiasi berlian.

"Apa kalian tidak pernah melihat Annegard sebelumnya?" Tanya anak itu ramah.

"Ti - tidak, kami tidak pernah melihat itu sebelumnya, apakah ini bukan bumi?" Tanyaku memberanikan diri.

"Bumi? Maksut kalian planet biru itu?" Tanya anak itu.

Aku melihat keatas, ternyata itu adalah bumi. Tapi bagaimana kami bisa sampai di planet yang asing ini?

"Ya, itu adalah tempat tinggal kami, dan, planet apa ini?" Tanya Kevin.

"Apa kalian mau naik Annegard? Aku akan menceritakan tentang planet ini saat di perjalanan. Apa kalian mau pergi ke kerajaanku?" Perempuan itu menjentikkan jarinya dan hewan yang bernama Annegard itu datang.

"Tentu saja," kataku sambil tersenyum.

Kami segera menaiki makhluk itu, karena kami berempat, anak itu mengundang 2 Annegard untuk kami naiki. Aku bersama Max dan Kevin bersama anak itu.

"Namaku adalah Putri Reccha. Planet ini bernama Planet Saffres. Semua planet ini adalah bagian dari kerajaan kami." Jelas Putri Reccha.

"Apa itu adalah kerajaanmu Putri Reccha?" Tanya Max sambil menunjuk sebuah kerajaan megah yang dilapisi emas.

"Ya, itu adalah tempat tinggalku, kalian bisa memanggilku 'Reccha' saja," katanya ramah.

"Hei Ken, apa kau mengamati jika dari tadi Reccha mengamati Kevin terus?" Bisik Max kepadaku.

"Yah, mungkin Reccha suka pada Kevin," kataku berpegangan saat kami akan mendarat di tempat yang lapang.

Akhirnya kami mendarat dan turun dengan hati - hati.

Reccha mengajak kami berkeliling, kerajaan ini sangat luas, bahkan satu ruangan saja bisa sebesar sebuah lapangan sepak bola.

"Reccha, mengapa kau pergi ketempat dimana kami datang tadi?" Tanyaku penasaran.

"Itu adalah tempat kesukaanku untuk bermain dan melakukan banyak hal," kata Reccha sembari melewati sebuah pintu besar yang diukir membentuk wajahnya.

Pintu itu dijaga oleh dua orang penjaga yang mungkin selalu berdiri di depan pintu itu sepanjang waktu.

"Ini adalah kamarku, kalian bisa melakukan apapun yang kalian suka disini," ucap Reccha kepada kami.

"Terimakasih," ucapku, Kevin, dan Max hampir bersamaan.

Reccha meninggalkan kami sebentar. Aku ingin mandi namun kami tidak membawa pakain untuk berganti.

Tiba - tiba Reccha kembali bersama beberapa pelayan yang membawakan banyak baju.

"Aku yakin kalian tidak membawa pakain apapun dari bumi, ini ada pakaian untuk kalian," tawar Reccha.

"Oh, terimakasih banyak Putri," kata Kevin sambil memilih baju yang diberikan oleh Reccha.

"Panggil 'Reccha' saja," Reccha tersenyum dan pipinya memerah.

"Oh iya, kalian belum memperkenalkan diri kalian dari tadi,"

"Oh benar, namaku adalah Kenny Routh, dan ini adalah adikku, Max Routh," kataku memperkenalkan diri.

"Dan aku adalah Kevin Smyth," ucap Kevin memasang wajah sok tampan --_-- .

"Oh, Kevin," gumam Reccha dengan sangat pelan namun aku masih bisa mendengarnya.

"Aku akan pergi mandi dulu," kataku pada semuanya sambil berjalan pergi ke kamar mandi dengan membawa pakain yang telah dibawa oleh Reccha.

* * *

In The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang