"kok lampu sorot panggung bisa jatuh?" Euiwoong sama Jihoon berdiri di depan barisan anak osis. Pas kejadian Natha tadi, kita istirahatin siswa dan langsung kebelakang panggung
Semuanya diam. Yah, sebenarnya yang bisa jawab cuman anak-anak bagian backstage doang
"anu woong, tali pengikatnya longgarㅡ"
"itukan udah tugas kalian buat ngecek semuanya sebelum peserta naik ke panggung. Gimana sih!" Jihoon ngebentak Haknyeon yang tadi niatnya mau memberikan penjelasan. Suasana kembali hening
"kalau tadi adek gue kenapa-kenapa kalian semua bisa tanggung jawab?!" Gue tau Jihoon marah bukan cuma karena mereka nggak becus kerjanya, tapi dia juga pasti khawatir sama Natha
"untung aja tadi nggak ada korban. Kalau kita sampai di protes sama pihak sekolah dan orang tua kalian bisa ngatasin?"
Euiwoong berusaha bicara dengan tenang, soalnya Jihoon udah marah-marah. Masa dia juga mau ikut marah-marah?
"sorry hun, kita janji hal itu nggak bakalan keulang lagi" Lena angkat bicara. Haknyeon sama Doyeon ikut ngangguk mengiyakan
"yaudah. Pokoknya gue nggak mau kejadian ini terulang lagi. Kalau sampai kejadian lagi, gue tarik sertifikat kalian. Ini berlaku buat semua yang kerjanya nggak becus, termasuk gue. Jadi ingat, kita ini osis, bukan sekumpulan orang yang kerjanya cuma bikin onar, oke?"
"siap woong!" Semua bubar dan kembali standby di posisi masing-masing
Sejujurnya gue masih penasaran sama kejadian tadi, karena pas gue kebelakang panggung, gue sempat lihat Lena yang lagi jongkok di dekat tali pengikat lampu sorot
🍁
"Len, sini bentar, gue mau ngomong" Pas penutupan pensi, gue langsung kebelakang panggung dan narik Lena keluar aula
"kenapa jin?"
"lo yah, yang bikin lampu sorotnya jatuh?"
Lena kaget dengar tuduhan dari gue. "kok kamu tiba-tiba nuduh aku?"
"pas tadi gue ke kebelakang panggung gue lihat lo lagi jongkok di dekat tali pengait lampu sorotㅡ"
"aku tadi berniat ngencangin balik ikatannya, karena tadi pengaitnya lepas. Tapi lampu sorotnya keburu jatuh, jin" Gue diam. Yah, masuk akal sih, tapi kok rasa curiga gue ke Lena belum hilang yah?
"lo nggak bohong kan?"
"jin, aku udah bukan Lena yang dulu. Kamu nggak perlu mikir macam-macam lagi ke aku. Aku udah sepenuhnya berubah. Walaupun kita udah nggak sama-sama lagi, itu bukan alasan gue untuk berubah jadi kayak dulu. Aku bukan orang yang kayak gitu jin. Dan kamu tau itu, iyakan?"
Gue diam, udah nggak bisa berkata-kata
"aku udah berusaha ngelupain kamu jin. Kalau kamu pikir aku ngelakuin itu ke Natha karena aku cemburu, kamu salah" Lena berjalan ninggalin gue
"kita udah nggak saling suka, tapi bukan berarti kita harus saling benci kan?" Gue noleh dan natap punggung Lena yang berjalan masuk ke aula. Gue udah keterlaluan yah?
🍁
"lo darimana aja?" Jihoon natap gue yang baru masuk ke mobil. Gue cuma diam
"Kak Woojin nggak apa-apa? Kok lesu gitu?" Gue noleh ke Natha, dan cuman senyum sambil bilang "nggak apa-apa"
Jihoon ngelirik gue. Dia pasang muka aneh, yang gue juga nggak tau itu ekspresi apa
🍁
"jadi tadi gimana jin?" Jihoon langsung ngedatangin kamar gue pas udah selesai sholat maghrib
"gimana apanya?"
"rencana lo buat nembak Natha. Berhasil nggak?" Gue bangkit dari kasur gue. Anjay, gue lupa!
"gue lupa woy! Ahhh ini gara-gara lampu sorot tadi!"
"lah bego banget lo. Kalau gitu sana hubungin Natha, lo nyatain perasaan lo malam ini, dan langsung kasih tau gue hasilnya"
"oke". Gue langsung ngambil hp gue dan ngehubungin Natha
Nathania
Nath, lo bisa nggak ke
halaman belakang? Gue
mau ngomong sesuatuNathanian : bisa kak, aku
juga mau cerita sesuatu
nih heheheGue langsung berlari ke halaman belakang kostan. Gue masih dengar suara Jihoon dari dalam kamar gue
"good luck bro!"
🍁
Tbc.
Kasih woojin semangat buat nembak Natha guyss hehehe
Makasih yah yang udah vote cerita ini💕
Luv luv~
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust [Park Woojin] #ProsesPengeditan
Fanfiction"Lo lebih percaya dia atau gue?" "aku percaya, tapi hati aku lebih milih dia" *cerita ini sedang dalam proses editing, mohon maaf atas ketidaknyamanannya Park Woojin, Trust 2k18