1.6

113 12 0
                                    



"Si Nadineㅡ"

"ANJAYYYYY SERIUS LO?!" Gue mukul pundak Jihoon keras banget saking kagetnya

"WOI SANS AJA BEGO, GUE KAGET ANJIR. LO MAU KITA KECELAKAAN TERUS MATI DISINI? KAN NGGAK LUCU!" Emang sih tadi teriakan gue overload.  Yah kan gue kaget, makanya teriak

"sejak kapan hun?"

"sejak dia sering ke rumah"

"ngapain dia ke rumah lo?"

"yah main sama Natha lah. Emang lo nggak bakalan sadar soalnya semenjak masuk sekolah lo udah sibuk sama pensi. Dia udah sering ke rumah sejak 2 minggu lalu"

"dimata gue, Nadine itu cewek yang kalem, apa adanya, dan nggak setengah-setengah kalau lakuin sesuatu. Dan gue butuh cewek kayak gitu di hidup gue"

"ternyata lo juga bisa suka sama cewek yah. Gue kirain lo homo broㅡ"

"sembarangan lo kalau ngomong! Pake ngatain gue homo lagi!"

"nah kalo lo?" Jihoon noleh ke gue yang cuma nyengir karena Jihoon protes tadi

"kenapa lo suka sama Natha?" Gue diam lagi. Mikir. Kira-kira apa yah yang buat gue suka sama Natha?

"semuanya"

"maksud lo?"

"gue nggak punya alasan tertentu buat suka sama dia. Semua hal yang berkaitan tentang Natha gue suka. Dan intinya gue mau ngebahagian dia, gue sayang dia"

"hallah, modus! Lo emang pinter banget, pake nyari muka segala biar gue restuin lo sama Natha!" Jihoon mukul lengan gue sambil ketawa ngakak. Dia pikir gue lagi bercanda?

Tiba-tiba, Jihoon senyum ke gue. "tapi gue yakin jin, lo cowok yang paling cocok buat adek gue"

"tapi mau gimana lagi dia udah suka sama Guanlinㅡ"

"HAH? GUANLIN?" Jihoon ngerem mobilnya mendadak. Untung jalanan ke kostan nggak terlalu rame

"eh, gue belum bilang yah kalau Natha suka sama Guanlin?"

"lo tau dari mana? Natha yang bilang? Udah cepetan cerita, gue kepo" Elah nih anak minta di dongengin lagi. Masalahnya, dongeng ini berasa dongeng yang paling nyesek selama 18 tahun gue hidup



🍁



Gue ngehempasin badan gue. Udah 2 hari sejak pensi. Dan gue ngejalanin semuanya dengan kondisi baik-baik aja secara fisikㅡ

Tapi nggak dengan hati gue. Semenjak pensi, Natha udah nggak pernah naik mobil dan lebih milih naik motor bareng Guanlin. Dan mereka juga keliatan baik-baik aja selama mereka sama-sama

Belum lagi soal post it yang makin hari makin numpuk di loker. Bahkan sampai meja gue yang tiap pagi selalu ada coklat diatasnya

Gue merasa sepertiㅡ laki-laki pengecut, yang nggak bisa nyatain perasaan dan takut nerima kenyataan. Tapi bener kata Jihoon, kalau Natha bahagia, apa alasan gue buat nggak bahagia?

Dan lagi, bukannya gue bakalan rusak kebahagiaan Natha sama Guanlin kalau gue nyatain perasaan gue sekarang?

Chong majeun gotchoreom
Bang Bang Bang
Bang Bang Bang

"haloㅡ"

"udah nggak usah kebanyakan mikir. Besok di sekolah temuin Natha, bilang semuanya, biar lo lega"

"yang penting Natha tau perasaan lo. Semangat jin! Gue dukung lo!"

"sianjir tiang listrik berjalan, ngapain lo disitu?! Hun, kok dia tau?"

"Si Jinyoung kemarin liat lo sama Natha. Terus dia tahu lo suka Natha dari gueㅡ"

"emang dasar lo ember bocor"

"Dia nanya kemarin lo ngapain sama Natha malem-malem diataman, yah gue jawab lah! Daripada gue bilang yang nggak-nggakㅡ"

"ah bomat, ga guna gue habisin waktu  ngomong gajelas sama kalian!"

"jangan lupa bseok bilang ke Natha yah jinㅡ"

"bacot lo young" Unfaedah banget gue ngabisin 5 menit ngobrol sama mereka berdua! Mending gue ke supermarket beli mi instan. Udah lama nggak makan mi instan













🍁

Tbc.

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

J

angan lupa vomment

Luv luv~

Trust [Park Woojin] #ProsesPengeditanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang