Cahaya bulan bersinar terang menyinari langit. Bintang-bintang bertebaran bagaikan hamparan pasir di atas kertas hitam. Angin yang berhembus pelan seakan berbisik kepada malam betapa tenangnya kehidupan.
Di atas sebuah kasur beralaskan kain putih seorang pemuda terbangun dari tidur panjangnya. Perlahan tapi pasti ia menggerakkan jari-jarinya. Tubuhnya yang terasa sakit ia paksakan untuk bangkit.
"Dimana aku?" Ucap Sena sambil mengamati sekelilingnya.
Sebuah ruangan kecil dengan dua buah kasur dan langit-langit berwarna putih menjadi satu-satunya pemandangan yang dapat dilihat. Sebuah ruangan yang mirip dengan ruang kesehatan mungkin menjadi nama tempat yang cocok untuk menyebutnya.
Sena menggelengkan kepalanya beberapa kali langsung berdiri dan menuju ke sebuah pintu kayu yang berjarak 2 meter dari tempatnya berbaring.
Belum sempat ia membuka pintu tersebut, seorang pria dengan rambut hitam membukanya terlebih dahulu. Pria tersebut berdiri di depan pintu dengan santai sambil tersenyum.
Berlawanan dengan pria tersebut, Sena tiba-tiba melompat ke belakang dan langsung memasang kuda-kuda.
Pria tersebut mengangkat kedua tangannya dan langsung tertawa.
"Tenang-tenang, aku bukanlah musuhmu."
Sena yang mendengar hal tersebut hanya menghela nafasnya.
"Pembohong! Kalau kau bukanlah musuh, mengapa kau menyerang kami!" Teriak Sena yang memperkuat kuda-kudanya dan bersiap untuk menyerang.
"Ah...sebenarnya aku tidak berniat untuk menyerang kalian karena aku hanya ditugaskan untuk menguji kemampuan seorang phantom, apakah mereka pantas masuk ke dalam academy atau tidak."
Sena yang bingung hanya bisa mengerutkan alisnya. Mungkin orang biasa akan terkejut dan tidak bisa mengatur emosinya setelah diserang dengan tipe serangan yang biasa dilakukan untuk membunuh tetapi Sena tetap tenang karena beberapa waktu yang lalu ia pernah tidak sengaja mendengar percakapan orang tuanya.
"Academy? Mungkinkah sebuah academy untuk seorang phantom?"
Pria berambut hitam itu mengangguk.
"Tepat sekali, serangan sebelumnya bertujuan untuk menguji apakah kau dan adikmu pantas masuk ke dalam academy ini."
"Sebelumnya perkenalkan namaku Haindra. Disini aku bertugas sebagai guru tetapi karena umurku belum terlalu tua, mungkin kau bias memanggilku dengan sebutan kakak."
Sena mundur beberapa langkah dan duduk di pinggir kasur.
"Apa kau bisa menjelaskan kepadaku tentang tempat ini dan apa yang harus aku lakukan?"
Kak Haindra menjentikkan jarinya, seketika sebuah kursi berwarna hitam yang dating entah dari mana muncul di belakangnya. Dengan Santai Kak Haindra duduk di kursi tersebut sambil megangkat kaki kanannya.
"Pertama-tama aku akan menjelaskan tentang tempat ini. Tempat ini bernama Susanoo Academy dimana phantom-phantom yang terpilih dilatih sehingga dapat menggunakan kekuatannya dengan baik."
"Academy ini bukanlah satu-satunya academy yang ada, banyak academy yang tersebar di kerajaan Astheria ini tetapi academy yang dikenal sebagai penghasil phantom yang kuat hanya berjumlah empat academy."
"Yang pertama adalah Susanoo Academy yang hanya berisi laki-laki karena beberapa alasan. Kedua adalah Aegis academy yang hanya berisi murid perempuan, sama seperti academy ini mereka mempunyai alasan tersendiri. Ketiga adalah Aeriel Academy, academy ini mungkin sedikit unik karena kebanyakan phantom yang belajar disana dapat mengendalikan gravitasi. Terakhir adalah Graim Academy yang berisi para phantom dengan kekuatan summon. Sebenarnya ada satu lagi, tetapi academy itu menghilang secara misterius bebera belas tahun yang lalu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Phantom No Academia
FantasyPhantom, julukan bagi orang-orang berkemampuan khusus. Tetapi tidak semua phantom memiliki kemampuan yang besar. Hanya phantom yang memiliki kekuatan besar dapat menggunakan mana miliknya dengan bebas. Phantom yang dapat menggunakan mana miliknya ak...