Re: 3A-1

326 31 1
                                    

Sena berjalan menyusuri lorong dengan santai. Tangannya memutar-mutar kunci kamar yang diberikan oleh Pak Raven sambil sesekali melemparnya ke atas.

"Enchanter ya." Gumam Sena dengan suara pelan.

Untuk sementara waktu ia terdiam kemudian menghadapkan kepalanya ke atas langit-langit. Entah mengapa menatapnya membuat Sena sedikit lebih tenang.

Langit-langit putih tersebut tidak jauh berbeda dari langit-langit ruangan pada umumnya, yang membedakannya hanya beberapa pola yang terukir rapih. Setiap lorong ditopang oleh beberapa pilar putih dengan beberapa Kristal keemasan yang dapat membuatnya dikatakan sesuatu yang unik.

Di bawahnya terdapat lantai yang terbuat dari batu granit mewah seakan-akan mengatakan bahwa tempat ini sedang berada pada masa kejayaannya.

Sena menarik nafasnya kemudian kembali berjalan santai.

"Tempat ini terlalu sepi untuk sesuatu yang disebut sebagai academi atau mungkin ini adalah jam belajar?" Gumam Sena.

Belum ada satu menit Sena berbicara seperti itu tiba-tiba suatu hal yang mengejutkan terjadi.

Swoshh...

Sebuah pisau melesat tepat beberapa inci dari kepalanya.

"A-apa itu ta-tadi."

Dengan wajah yang sedikit membiru dan keringat yang mengucur deras dari dahinya Sena melihat ke belakang. Benar saja, sebuah pisau kecil menancap kuat di dinding tepat di belakangnya.

Tiba-tiba seorang murid berlari kearah Sena dan berhenti di depannya.

"Ahh...maafkan aku, aku tidak sengaja melemparnya." Ucap murid itu sambil menggaruk rambutnya yang berwarna cokelat.

"Kau sudah gila ya! Bagaimana jika benda tadi menancap di kepalaku? " Ujar Sena yang sedikit marah.

Murid berambut cokelat tersebut hanya tertawa kecil sambil memegang dahinya.

"Sekali lagi maafkan aku. Oh iya, dari pakaianmu, kau adalah murid baru kan?"

Sena hanya membuang nafasnya sembil menggelengkan kepalanya.

"Iya, aku adalah murid baru di akademi ini, namaku Sena Insario." Ucap Sena sambil menjulurkan tangannya.

Murid itu menjabat tangan Sena sambil tertawa.

"Salam kenal, namaku Akira Antares. Kau dapat memanggilku Akira."

Sena mengangkat kunci yang ada di tangannya kemudian menunjukkannya kepada Akira.

"Aku mencari kamar 3A-1 apa kau tau dimana tempatnya?"

Akira lagi-lagi tertawa, ia memasukkan tangannya ke dalam kantong kemudian mengeluarkan sebuah kunci dengan gantungan kecil berlambang joker.

"Dunia ini kecil ya, kebetulan sekali aku berada di kamar yang sama denganmu."

Sena menepuk dahinya.

'Lagi-lagi orang aneh, mungkin aku dikutuk sebagai magnet bagi orang-orang seperti Pak Raven.' Batin Sena.

Entah dari mana hawa membunuh datang, hawa yang sebelumnya membuat Sena panik kini datang kembali bagaikan sebuah pisau yang menusuk punggungnya.

Dengan tubuh yang bergetar Sena memasukkan kembali kunci miliknya.

"Ka-kalau begitu bisakah kau tunjukkan jalannya kepadaku?"

Akira menambil sebuah kartu kemudian merubahnya menjadi asap putih.

"Dengan senang hati."

***

Phantom No AcademiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang