Confession 08

1K 99 9
                                    

“Jadi.. jelaskan,” tuntut Hikari sambil menatap penuh selidik ke arah kakaknya itu.

Setelah keluar dari ruang tamu, Hikari langsung menarik Eiji keluar dari rumah tanpa memberi kesempatan kepadanya untuk berbicara dengan Yoshihiko. Ia ditarik keluar menuju halaman rumah dan dipaksa duduk di sebuah kursi yang ada di tengah-tengah taman yang rindang.

“Kau yang jelaskan dulu. Kenapa kau ada di sini?” tanya Eiji menatap tajam ke arah adiknya.

Hikari menatap Eiji dengan kesal tapi ia tahu tidak akan mendapatkan jawaban dari kakaknya yang satu ini jika pertanyaannya tidak dijawab. “Ibu yang bilang aku akan dijodohkan dan ditarik ke sini padahal aku sudah bilang tidak mau!” seru Hikari kesal. “Jadi? Bagaimana dengan kakak? Seingatku kau belum punya pacar dan kemarin bukannya kau bilang tidak boleh membiarkan orang itu.. ah.. siapa namanya?.. ah.. Yoshihiko-san? Tidak boleh membiarkannya masuk ke dalam kamar rawat Zen kan? Bagaimana bisa kakak pacaran dengan orang yang belum lama ini kau benci,” celoteh Hikari.

“Aku juga tidak pacaran sama dia! Aku hanya lakukan ini karena dia bilang tidak akan mengejarku lagi kalau aku membantunya kali ini! Mana aku tahu bakal jadi begini!” Eiji jadi semakin kesal.

“Eh? Yosihiko-san itu beneran gay?”

Eiji berpikir sebentar, “Aku rasa tidak. Dia baru saja putus dari pacar cewenya,” gumam Eiji.

“Hah? Lalu dia ngejar kakak sekarang? Kenapa?” Hikari bingung.

“Aku pun mau tahu alasannya...,” Eiji kembali menghela napas.

“Oh begitu rupanya,” ujar suara serak seorang pria membuat kedua orang itu terlonjak kaget. Dari balik semak-semak, terlihat Nakayama Zenzou berdiri di situ.

“A-ayah?!” Eiji jadi panik.

“Tidak perlu panik. Aku tidak akan mengeluarkan kebenarannya begitu saja. Kau harus bertanggung jawab atas apa yang sudah kau lakukan, aku tidak akan membantumu maupun ikut campur. Ayah hanya ingin mengingatkan, jangan beritahu ibumu. Itu hanya akan membuat semuanya menjadi lebih rumit,” ujarnya lalu berjalan pergi tanpa mendapatkan jawaban dari kedua anaknya. Ayah mereka memang selalu seperti itu. Mengatakan apa yang ingin ia katakan lalu pergi tanpa menunggu jawaban. Tapi ayah benar, ibu tidak boleh tahu hal ini karena ibu tidak pandai bohong. Ia pasti akan membuat semua ini menjadi semakin susah.

Di lain tempat, Yoshihiko mendapat nasib yang sama. Ia ditarik oleh Chiaki dan diikuti Kazuya dari belakang menuju ke halaman belakang rumah yang lebih luas dari taman depannya.

“Sejak kapan kak Yoshihiko jadi gay? Terakhir kali aku bertemu kakak, kakak masih bilang punya seorang pacar cantik,” ujar Kazuya menuntut penjelasan. Chiaki juga memasang ekspresi yang sama dengan kakak laki-lakinya.

“Yah... beberapa saat yang lalu memang masih punya tapi sekarang sudah tidak,” ujar Yoshihiko sambil menggaruk-garuk belakang lehernya.

“Hah? Jadi? Maksudnya?” Chiaki tidak mengerti.

“Aku tidak benar-benar pacaran dengan Eiji-san walaupun aku bilang aku menyukainya tapi dia malah menerima hal ini karena aku berjanji akan tidak mengejarnya lagi kalau masalah ini selesai,” curhat Yoshihiko jadi tidak  semangat.

“Eh? Jadi kak Yoshihiko beneran jadi gay?” tanya Chiaki lagi.

“Hmm.. bukan berarti aku jadi gay. Bisa dibilang... itu hanya berlaku pada Eiji-san saja...?”

“Lalu kau ditolak?” tanya Kazuya.

Yoshihilo mengangguk sedih. “Padahal dia bilang dia menyatakan cintanya padaku dulu... walaupun aku tidak ingat sih...,”

I Won't Love You Again! [BxB] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang