Ah! Aku tidak bisa menatap wajahnya! Keluh Eiji kesal. Sejak Yoshihiko mencium cincinnya itu, Eiji tidak sanggup menatap wajah pria itu. Jantungnya terus berdegup kencang sampai ia mengira ia punya penyakit jantung.
“Eiji-san! Airnya tumpah! Tumpah!” seru Yoshihiko menyadarkan Eiji dari lamunannya.
“Ah!” seru Eiji langsung mau mengambil lap di dekatnya tapi tangannya tanpa sengaja bersentuhan dengan tangan Yoshihiko yang juga mau mengambil lap itu. Eiji refleks menarik kembali tangannya tapi sialnya, sikunya menyenggol gelas yang sudah ia isi air sampai kepenuhan tadi dan gelas itu langsung jatuh ke lantai dan hancur berkeping-keping.
“Ah! Gelasnya!” seru Eiji langsung berlutut bermaksud memungut pecahan beling gelas itu.
“Eiji-san, biar a-,”
“Aduh!” Eiji yang terlalu tergesa-gesa salah memegang sisi pecahannya dan melukai tangannya. Darah segar langsung mengucur dari kulitnya yang robek.
“Eiji-san! Sini!” Seru Yoshihiko langsung menarik Eiji bangun dan menyuruhnya duduk di sofa. Yoshihiko lalu membuka lemari di sekitar ruang tengah dan mengeluarkan kotak berisi obat-obatan.
“Sini jarimu!” perintah Yoshihiko.
Eiji menyodorkan jarinya. Yoshihiko langsung mengobati jari Eiji dan membalutnya dengan plester “Lain kali lebih hati-hati lagi!” tegur Yoshihiko. Eiji hanya bisa mengangguk kecil tanpa berusaha menatap wajah pria di depannya. Jantungnya saja sudah mau meledak hanya karena tangannya dipegang Yoshihiko.
“Ka-kalau begitu, aku berangkat dulu!” pamit Eiji setelah Yoshihiko selesai mengobatinya.
“O-ok,” ujar Yoshihiko sedikit bingung dengan sikap Eiji yang aneh.
Eiji segera mengambil tas dan jasnya lalu segera menuju genkan. Tidak lama kemudian, terdengar bunyi pintu apartemen tertutup.
*****
“ohayougozaimasu*!” sapa Eiji pada beberapa guru yang sudah ada di dalam kantor guru. Guru-guru itu membalas sapaan Eiji hampir serentak.
*) Selamat pagi!
Eiji berjalan menuju mejanya seraya menghela napas. Ia melirik ke arah meja Naomasa dengan sedih. Coba ada Naomasa, kan bisa curhat tentang hal ini...
“Katanya Yui-sensei berhenti jadi guru,” tiba-tiba bisikan dari Risa-sensei yang duduk di sebelah Eiji tertangkap telinganya. Yui-sensei? Kenapa tiba-tiba? Pikirnya.
“Ah.. iya. Tapi aku merasa lebih baik karena wanita itu aneh. Aku tidak tahu bagaimana menghadapinya,” timpal Touko-sensei yang memiliki badan yang penuh dengan lemak.
“Hmm.. iya juga sih,”
Hmm... memangnya iya? Bukannya Yui-sensei cukup populer di antara para guru maupun murid karena sifatnya yang ramah itu? Pikir Eiji tanpa sadar sudah menguping pembicaraan kedua guru itu.
“Oh iya, kau masih ingat dengan Akinaga-sensei dari SMP Daichi? Kami janjian ketemuan!” seru Risa dengan suara histeris yang tertahan.
Ah! Curang! Aku juga mau! Seru Eiji dalam hati dengan penuh kekesalan. Ia bahkan tidak berhasil mendapatkan no HP pria itu. Kenapa perempuan itu pandai sekali dalam hal-hal beginian? Gerutunya kesal.
“Hm? Nakayama-sensei, itu cincin nikah?” tanya Risa-sensei tiba-tiba ketika matanya menangkap cincin perak yang melingkari jari manis tangan kiri Eiji.
“Eh?” Eiji bengong dan baru menyadari kebodohannya. Ah! Aku lupa mengalungkannya!
“Bu-bukan! Ini hanya untuk mengelabui para murid soalnya repot juga kalau mendapat pernyataan cinta tiap hari dari murid,” dustanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Won't Love You Again! [BxB] ✔️
Storie d'amore(Yoshihiko x Eiji) Eiji yang adalah seorang gay menyatakan cintanya kepada kakak kelasnya bernama Takahashi Yoshihiko saat ia baru menjalani hidup baru di SMA-nya selama 1 bulan. Ia ditolak dengan kata-kata yang menyakitkan dan rumor tentang ia yang...