Rival duduk di sofa ruang tamu rumahnya. Disamping Rival ada kakaknya, Reval Alvara Devanta. Reval lebih tua satu tahun dari Rival.
Sesekali karena tingkat keusilannya sudah mencapai titik tertinggi, Reval senang memencet hidung mancung Rival. Kejahilan Reval itu disambut dengan pelototan mata Rival.
Ternyata pelototan itu tidak cukup untuk memberhentikan kejahilan Reval. Reval tetap saja memencet hidung Rival. Rival sudah cukup kesal dengan tingkah kakaknya itu.
"Gak ada kerjaan lo ?"
"Ada, jailin lo kan ?"
"Untung lo kakak gue."
"Kalau gak kenapa ?"
"Udah gue tampol pakek tatakan gelas."
"Eh jangan dong, nanti muka gue yang mirip Shawn Mendes ini jadi rusak doang."
"Najis."
Rival bangkit dari duduknya. Lalu pergi meninggalkan kakaknya yang tingkat kepedean-nya melebihi manusia normal.
*
Papa Rival, Faro, menghampiri Rival yang sedang asik bermain PS di kamarnya. Rival menaikan alisnya ketika Faro masuk ke kamarnya.
"Kenapa pa ?"
"Mulai besok kamu pindah sekolah"
"Kenapa ? Sekolah yang sekarang kan bagus. Sekolah ini juga punya papa kan."
"Papa beli rumah baru di Elite Residen. Itu loh yang baru itu."
"Kan mahal pa, rumah yang sekarang kan masih bagus."
"Iya sih, tapi papa mau rumah yang deket sama kantor."
"Oh, ya udah."
"Lagian papa udah beli SMA itu juga kok."
"Papa ada-ada aja, ngapain dibeli juga sih ?"
"Papa punya cara sendiri, untuk kasih kalian fasilitas."
Rival tersenyum kepada perhatian yang diberikan papanya. Sebenarnya tidak perlu seperti itu juga. Tapi karena papanya over protective jadi papanya berusaha memberikan yang terbaik untuk keluarga Devanta.
*
Keluarga Devanta berkumpul diruang keluarga. Semua sudah siap dengan barang masing-masing. Mereka lalu berangkat ke rumah barunya.
Diperjalanan tidak ada obrolan sama sekali karena Reval dan Dara, bunda Rival, tertidur. Sementara Faro fokus dengan HP-nya yang terus berdering.
Sementara Rival fokus bermain game di HP-nya sambil mendengarkan lagu western favoritnya.
Akhirnya setelah menempuh perjalanan sekitar 30 menit mereka sampai di sebuah rumah yang sangat mewah. Reval dan Dara yang baru bangun terkesiap karena rumah baru mereka sangat mewah bahkan lebih mewah dari rumah mereka dulu.
"Pa, ini beneran rumah kita ?"
"Iyalah Bun."
Rival sudah menduga kalau rumahnya yang baru akan sangat mewah. Mengingat sifat Faro yang nekad jika melakukan sesuatu.
Jika Faro melakukan sesuatu pasti secara penuh dan tidak setengah-setengah. Jadi jika Faro bilang akan melakukan sesuatu maka itu tidak dapat dirubah lagi.
Keluarga Devanta masuk ke rumah baru mereka. Di bagian depan ada garasi yang mampu menampung 3 mobil dan 3 motor. Lalu halamannya sangat luas, berisi kolam ikan dan taman yang ditata sangat indah.
Mereka masuk ke dalam rumah yang bernuansa putih. Di lantai satu ada 1 kamar tamu yang langsung berisi toilet, dapur di belakang, 2 toilet, perpustakaan dan ruang kerja, ruang makan, ruang tamu, di belakang ada kolam renang outdoor.
Di lantai dua ada 5 kamar yang sudah lebih dari cukup untuk menampung mereka berempat. Tentu saja setiap kamar mereka luas. Dan bagian yang paling penting adalah rumah itu berisi WiFi.
*
"Riv, gue mau tidur ya. Udah bosen main PS. Lagian besok sekolah, merusak image kalau kita telat kan."
"Halah pencitraan lo Rev."
"Ya bodo intinya gue balik ke kamar gue ya. Dadah my bad boy brother."
Rival mendengus kesal karena dipanggil dengan sebutan itu. Karena kakaknya gak ngacak dulu sebelum manggil dia kayak gitu.
Rival melihat sekilas jam weker yang ada di kamarnya yang menunjukan pukul 11 malam. Rival mulai merasa bosan memainkan GTA 5 di PS-nya. Rival memutuskan untuk tidur.
*
Rival bangun dari tidurnya. Lalu mandi dan bersiap dengan seragam barunya. Lalu turun kebawah. Dibawah Reval sudah siap lebih dulu. Disana juga ada Faro dan Dara.
Rival meminum susu yang disiapkan di meja makan kemudian mengambil roti yang berisi selai coklat dan memakannya.
Setelah memakan roti, Rival dengan wajah datarnya menyisir rambutnya yang masih basah karena keramas dengan menggunakan tangan.
Rival mengambil kunci motornya lalu pergi meninggalkan kakaknya yang masih sarapan nasi goreng bersama papanya.
"Tunggu Rival."
"Gak."
"Gue nebeng lo sekalian hemat bensin."
"Gak. Lo kan udah punya mobil, katanya lo mau mikat cewek-cewek yang cantik tapi matre dengan mobil lo itu."
"Oh iya. Makasih yang my bad boy brother."
"Ngaca."
*
Fira Amara Ranafi, anak kepsek yang famaous, pinter, berbakat dan cantik berjalan dengan Aldira Hara Difani, anak seorang pengusaha sukses yang pinter, sabar, diem aja sama temen tapi kalau sama sahabatnya bacotnya minta ampun dan humoris.
Fira dan Aldira adalah dua sejoli yang paling jahil dan suka malak makanan Ratih yang polos, kaya, pinter dan baiknya minta ampun. Fira dan Aldira dateng pagi sebenarnya ada alasannya yaitu ngerjain pr math mereka dengan cara mencontek dengan Erlang.
Padahal Fira dan Aldira selalu dapat rank kelas tapi malesnya mereka itu membuatnya enggan untuk buat pr atau mencatat. Siswa siswi lain kadang-kadang merasa iri karena Fira dan Aldira dapat pintar walaupun males.
Setelah menyalin pr temannya, dua sejoli itu pergi ke kantin membeli minuman karena keduanya merasa haus setelah ngeluarin banyak bacotan buat ngebujuk Erlang supaya ngasih pinjem pr-nya.
Setelah bayar di kantin mereka balik di kelas tapi belum sampai kelas. Fira ditabrak seseorang sehingga minumannya tumpah ke baju Fira.
*
Seru yang digantungin gitu.
Sabar aja nunggu chapter berikutnya.
TBC....
KAMU SEDANG MEMBACA
Rival
Teen FictionMaaf, kalau anda tidak suka. Saya hanya menulis apa yang ada dalam pikiran saya. Maaf, tidak ada prolog di cerita ini. Karena apa yang saya tulis hanya mengalir dalam otak saya. Jika anda tidak suka, itu bukan masalah bagi saya. --- Gue gak yakin bi...