Erina berlari menghambur menghampiri Felani. Sesaat ketika Ervin mengatakan kebenarannya wanita itu langsung bergegas menuju kantor Ervin. Ia tak bisa membayangkan keadaan Felani bertemu dengan pria yang memerkosanya. Ia tak pernah menyangka akar dari permasalahan putranya dan Felani semenyedihkan itu.
"Ya Tuhan, maafkan aku, Nak. Maafkan ..." Erina berjongkok memeluk Felani. Untungnya gadis itu tidak menolak dirinya tetapi malah memeluk Erina dengan erat. Ketakutan dalam dirinya sangat kentara. Erina menatap putranya yang tak kalah hancurnya.
_
Ervin dan Felani masih diam sepeninggal Erina. Wanita paruh baya itu meninggalkan mereka untuk berbicara berdua setelah berhasil membuat suasana tenang kembali. Ia bersyukur putranya dan Felani hanya shock hingga ketakutan itu muncul kembali, bukan semacam trauma berkepanjangan.
"Saya belum meminta maaf secara benar. Hal yang sudah seharusnya saya lakukan sejak setahun yang lalu." Ervin berusaha mencairkan ketegangan di antara mereka. "Saya takut menemui kamu. Saya merasa bersalah." Lanjutnya menjelaskan keadaannya setelah kejadian malam itu.
Felani menegakkan kepala. "Tidak apa-apa. Saya sudah memaafkan anda. Lagipula tidak ada masalah besar yang terjadi setelah malam itu." jelas gadis itu.
Dalam hati Ervin tidak membenarkan pengakuan Felani. Bahkan ketakutannya beberapa jam yang lalu membuktikan kalau gadis itu tidak baik-baik saja.
"Kamu hamil dan meninggalkan kuliahmu yang hampir selesai, menurutmu itu bukan masalah besar?" Tanya Ervin merasa geram.
Felani tersentak. Ah, tentu saja pria pemerkosanya ini tahu.
"Tolong berhenti menguntitku. Kau membuatku takut!" katanya marah. "jika kau ingin memperbaiki kesalahanmu, harusnya itu kau lakukan setahun yang lalu. Untuk sekarang, apapun yang akan kau lakukan sudah tidak berguna."
Ervin bergeser mendekat pada Felani. Gadis itu akan menjauh namun Ervin dengan sigap menarik tangannya hingga berdempetan dengannya. Ervin memaksakan gadis itu agar menghadapnya kemudian memeluknya dengan begitu erat. Felani yang memberontak diabaikannya. Bahkan Ervin masih merasakan ketakutan gadis itu sesaat setelah ia memeluknya.
"Hal seperti ini adalah yang paling ingin saya lakukan dulu saat kamu kehilangan bayi itu."
Felani benar-benar tidak sanggup lagi. Ingatan akan bayinya membuatnya menangis tersedu-sedu. Usapan Ervin pada punggung dan kepalanya sedikit menenangkan. Betapa menyedihkannya dulu hidupnya setelah malam mengerikan itu.
"Maafkan saya yang bersifat pengecut saat itu. Saya pun harus menyembuhkan luka saya terlebih dahulu." Jelas Ervin. Saat itu ia kehilangan Viola untuk selamanya. Lalu memperkosa seorang gadis hingga membuat kehidupannya hancur berantakan.
Erina salah jika selama ini mamanya itu berpikir kemurungan Ervin disebabkan oleh kepergian Viola. Sesungguhnya Felani lah yang menghantui pikirannya selama ini. Keberadaan dan rasa bersalahnya pada Felani telah menyingkirkan luka hatinya akan Viola. Pepatah luka menyembuhkan luka pada kenyataannya memang mujarab.
"Kamu benar-benar membuatku gila." Bisik Ervin mulai mengendus bagian belakang leher Felani setelah pelukan diantara mereka cukup lama. Felani sadar ada yang aneh kali ini, ia mulai mendorong Ervin menjauh darinya namun Ervin malah mengusap punggungnya hingga kulitnya meremang. Hal yang tidak disukai Felani terjadi pada dirinya. Bahkan kadang-kadang saat dirinya menyendiri, ia malah mengingat sentuhan pria itu. Hingga Felani merasa dirinya sudah gila.
"Menikahlah dengan saya, Felani." Bisik Ervin lagi lalu mengecup kulit Felani.
Felani spontan mendorong pria yang tengah memeluknya itu dengan kekuatan penuh hingga Ervin terjungkang ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
MISTAKE (COMPLETE)
RomanceDapatkah aku menerimanya? Seseorang yang datang setahun kemudian setelah menghancurkan masa depanku?