"Saudara Ivander Wang, bersediakah saudara menerima Elvina Ayuningtyas menjadi istri Anda satu-satunya dan memeliharanya dalam keadaan susah dan senang, dalam keadaan kelimpahan atau kekurangan, dalam keadaan sakit dan sehat dan setia kepadanya selama saudara berdua hidup?"ucap sang Pendeta.
"Ya saya bersedia,"ucap sang pengantin Pria.
"Saudari Elvina Ayuningtyas bersediakah saudari menerima Ivander Wang menjadi suami Anda satu-satunya dan memeliharanya dalam keadaan susah dan senang, dalam keadaan kelimpahan atau kekurangan, dalam keadaan sakit dan sehat dan setia kepadanya selama saudara berdua hidup?"ucap Pendeta menatapKu.
"Ya saya bersedia,"ucapKu.
"Silahkan sematkan cincin di jari pasangan anda,"pintah sang Pendeta membuat sang Pengantin Pria menyematkan sebuah cincin ke jari sang wanita.TanganKu terulur untuk memasangkan cincin di jari Ivan, begitupun Ivan, ia menyematkan cincin di jari manisku, kemudian ia mencium punggung tanganku.
"Dengan begini, kalian berdua telah resmi menjadi suami istri"
Ivan langsung memelukku, tak terasa airmata ku mengalir, aku tidak menyangka mulai sekarang dia adalah suamiku, dan dia kelak akan menjadi ayah untuk anak-anakku.
FLASHBACK
Seorang pria berpakaian rapi. Duduk diam bersama keluarga besarku. Wajahnya tampan. Keturunan china pikirku. Aku begitu bingung dengan situasi yang canggung ini. Tau-tau aku sudah disuruh duduk bersama mereka setelah sempat disuruh dandan cantik-cantik. Tanteku kemudian angkat bicara... Dia memperkenalkan pemuda itu kepadaku kemudian sebaliknya. Aku tidak tahu apa maksudnya semua ini... Namun aku hanya diam menuruti. entah, mengapa aku merasakan suatu kejanggalan dari pertemuan keluarga ini. Semuanya terlihat diam. Hanya suara tanteku saja yang sedari tadi kudengar."Tante dan semua keluarga berharap kalian berdua bisa saling mengenal satu sama lain mulai saat ini."ujar tante membuatku semakin tidak mengerti. Ada apa sih ini sebenarnya... Selanjutnya kalimat yang tante lontarkan berhasil membuatku terperanjat kaget. Aku merasakan seperti baru saja tersentuh sengatan listrik. "WHAT?! ME... MENIKAH?"aku kaget bukan kepalang. Bagaimana bisa... Kenapa... Aku bukannya marah.bahkan bukannya tidak ingin.tapi kaget sekali. Rasanya ini terlalu tiba-tiba. Kok bisa, ayah dan ibu bahkan tidak pernah membicarakan hal ini denganku. Tapi, memang ayah dan ibuku sudah pernah menyuruhku untuk segera mencari calon dan cepat menikah.katanya aku sudah cukup umur. Sudah 25 tahun. Namun, aku selalu saja mengelak dengan alasan masih ingin kerja dan masih belum menemukan yang cocok. Dan sekarang... Aku malah dijodohkan dengan anak dari kerabat tanteku, Yang bahkan aku tidak tahu siapa dia. Gila. Ini seperti di sinetron-sinetron saja. Pikiranku mengambang.
Seiring berjalannya waktu akhirnya kami saling mengenal dan menjadi dekat. Disatu sisi ada rasa nyaman ketika berada disamping pria itu namun disisi lainnya ada rasa cemas yang besar didalam hatiku yang entah apa. Meskipun begitu aku selalu was-was padanya. Aku terngiang-ngiang dengan segala tayangan yang ku tonton di TV selama ini mengenai para lelaki yang meskipun sudah mau menikah tapi ternyata punya wanita lain dibelakangnya. Tentu saja aku tidak gampang percaya dengan lelaki ini. Apalagi dia ganteng sekali kan... Kelihatan mapan dan terhormat. Ada kemungkinan besar dia bisa selingkuh...
Waktu terus berputar dengan cepat, tanpa sadar sudah 3 bulan kami saling mengenal. Keraguanku perlahan sedikit menghilang. Namun, aku masih tetap was-was. Hingga suatu ketika tiba saatnya tanggal pernikahan kami di tentukan. Kedua pihak keluarga sudah sepakat. Karena tanteku menjalin hubungan yang erat dengan keluarganya sehingga terbilang tidak ada masalah. Aku semakin gugup jadinya. Namun sempat terjadi sedikit kesalahpahaman antara aku dan Ivan sebelum hari menjelang pernikahan. Yah, semua dikarenakan mantannya yang tidak rela jika Ivan bersanding denganku. Aku sempat kecewa dengannya hingga ingin mengakhiri semuanya. Namun, akhirnya ia pun menjelaskan semuanya padaku dan mencoba menarik hatiku kembali. Dan akhirnya kamipun berbaikan. Ivan berkali-kali mengatakan kalau dia sudah jatuh hati padaku. Awalnya dia sama sepertiku hanya pasrah terhadap keinginan orangtuanya. Namun, lama-kelamaan dia mulai merasa ada yang berbeda dariku. Hingga akhirnya Kata "I love you"menjadi kata yang membawaku melangkah ke jenjang pernikahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Little Glass (ONE SHOOT) END
ContoNaura adalah gadis yang sangat aku hindari di kampus. Aku bahkan tak mengerti kenapa gadis ini selalu tersenyum padaku padahal aku sudah berkali-kali berkata kasar padanya. Apa dia normal? namun, siapa sangka kalau pada akhirnya dialah yang sangat a...