Bagian 2

47 0 0
                                    

Cemburu itu wajar. Justru yang engga pernah cemburu itu yang kurang ajar!

Tak lama kemudian aku sampai di depan rumahku. Dia menghentikan laju mobilnya dan tersenyum kepadaku.

"Kenapa?" tanyaku aneh.

"Kamu cantik deh kalau lagi cemberut kayak gitu," katanya.

"Jangan menggoda aku, aku lagi kesel sama kamu."

"Yaelah gara-gara instastory itu?"

Aku mengangguk.

"Kamu alay ah udah dibilangin itu temen aku," kata dia.

"Kamu engga mikir apa? Kamu emang engga pernah cemburu?" tanyaku.

"Kamu mau ngajak aku berantem malem-malem gini?"

"Aku cuma minta kamu jaga jarak! Susah ya?"

"Lah mereka temen aku, lingkaranku ya sama mereka."

"Haruskah bersahabat dan menyakiti hati orang lain?"

"Udah ah aku males debat sama kamu. Ujung-ujungnya cemburu cemburu dan cemburu, emang kamu engga ada hal lain yang bsia dipikirin ya?"

"Terserah kamu deh," kataku kesal lalu keluar dari mobil.

Aku heran kenapa dia begitu tidak peduli terhadap kecemburuan yang aku rasakan. Lagipula bagiku sangat tidak wajar jika dia mau dipegang-pegang oleh teman perempuannya. Ah, aku tidak suka. Aku tidak ikhlas melihat pasanganku terlalu dekat dengan teman perempuannya.

"Yang tidak pernah kamu pahami ketika aku cemburu adalah kamu tidak pernah mau tahu kenapa aku cemburu!" kataku dalam hati.


You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 15, 2018 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Yang Tidak Pernah Kau Pahami Ketika Aku CemburuWhere stories live. Discover now