☆ 1 ☆

823 95 32
                                    


Seoul, 2018


Udara siang itu terasa panas menyengat. Maklum, sekarang Seoul sedang berada di puncaknya musim panas, jadi tak heran ketika kedai kedai sepanjang jalan yang menjual minuman dingin sedang laris larisnya.

Hayoung berjalan menyusuri sepanjang jalanan Hongdae. Sembari kedua mata bulatnya memperhatikan satu persatu penjual di sana. Berpikir kira kira apa yang pantas untuk dia hadiahkan pada Eunji, senior yang sudah dianggapnya sebagai kakak.

Gadis bersurai hitam panjang itu berhenti di sebuah toko pernak pernik lucu. Menimang sebentar sebelum akhirnya dia menggeleng ragu.

"Kak Eunji mana suka dibeliin yang lucu lucu. Yang ada dia geli sendiri." monolognya.

Hayoung berpindah ke toko sebelahnya, sebuah toko sepatu. Dari etalase depan yang terpajang, Hayoung bisa melihat berbagai jejeran sepatu yang tampak cantik dan elegan.

Asyik bergumul dengan pikirannya, tentang model mana yang sebaiknya dia pilih untuk Eunji, Hayoung tak sadar jika sedari tadi seseorang memperhatikannya.

"Oh Hayoung?"

Merasa namanya dipanggil, Hayoung menoleh. Mendapati seorang gadis cantik berambut cokelat panjang tersenyum padanya.

Kedua alis Hayoung sontak saling bertautan. Dia merasa tak asing dengan gadis yang hampir sama tinggi dengannya itu. Terlebih gadis itu mengenalnya juga.

Tapi siapa dia?

"Lupa ya sama aku?" Gadis itu tertawa kecil melihat wajah bingung Hayoung.

Hayoung jadi tak enak hati. Pasalnya, dia memang punya memori yang buruk dan tak mudah mengingat orang. Apalagi jika lama tidak bertemu.

"Ini aku Naeun. Inget sekarang?"

Kedua manik Hayoung melebar. Begitu juga mulutnya, yang membuat dia langsung menutupinya dengan kedua telapak tangan.

"Kak Naeun? Ya ampun! Kakak kapan balik ke Korea? Iiihhh.. aku sampe gak ngenalin, abis kakak makin cantik banget, sih!" Hayoung heboh mendadak.

Gadis bernama Naeun itu tertawa melihat reaksi Hayoung. Tanpa malu, keduanya langsung berpelukan erat. Menyalurkan rindu karena sudah hampir delapan tahun tak bertemu.

"Kangeeeeen!!"

Hayoung melompat lompat kecil, tanpa melepas pelukannya pada Naeun. Membuat Naeun jadi gemas sendiri dengan tingkah gadis tinggi itu.

"Udah udah! Malu loh diliatin orang." Naeun terkekeh. "Mampir ke cafe bentar yuk! Kita ngobrol ngobrol."

Tanpa pikir panjang, Hayoung mengangguk dan tersenyum. Bukan ide buruk terlebih dia juga sangat merindukan Naeun, teman kecilnya.

Kedua gadis cantik itu memasuki sebuah coffee shop yang tak begitu ramai. Ketika musim panas seperti ini, orang akan lebih memilih pergi meminum jus buah atau ice cream yang menyegarkan.

"Jadi, kapan kak Naeun balik?"

Hayoung bertanya ketika mereka sudah duduk dan menunggu pesanan mereka.

"Dua hari yang lalu." Naeun membenarkan ikat rambutnya. Merasa gerah karena musim panas kali ini benar benar terasa membakar.

"Oh ya, kamu gak penasaran aku balik sama siapa?" kini balik Naeun yang bertanya.

Hayoung tertawa kecil namun nadanya terkesan canggung. Bersamaan dengan sang pelayan yang menyajikan pesanan mereka, Hayoung menunduk berterima kasih dan buru buru menyesap ice americano-nya.

"Kalaupun gak tanya, kamu pasti udah tau ya." Naeun tersenyum.

"Ini udah delapan tahun Hayoung, aku harap kamu juga berhenti salah paham sama aku."

Hayoung menunduk. Mengapa di hari pertama mereka bertemu setelah sekian lama, Naeun justru harus memulainya dengan topik yang tidak menyenangkan?

"Enggak kok kak, aku juga gak berpikir sampai ke sana."

Tapi Naeun menggeleng, walaupun bibirnya masih mengulas senyum. "Tapi ekspresi wajahmu gak bisa bohong, Oh Hayoung!" kekehnya.

Hayoung jadi ikut terkekeh. Benarkah? Apa mimik wajahnya begitu mudah terbaca?

Dilihatnya Naeun membuka ponselnya, mengetikkan beberapa pesan. Setelahnya menyimpan benda persegi itu ke dalam tas selempangnya dan kembali memusatkan atensinya pada Hayoung.

"Jadi, sekarang kamu kuliah dimana?"

"Seoul University, kak." Hayoung tersenyum bangga. Pasalnya untuk masuk ke sana bukanlah hal yang mudah. "Jurusan interior design, hehe."

"Wah, gak heran sih. Kamu emang pantes bisa keterima di sana." Naeun mengukir senyum manis.

Tak lama, Naeun kembali membuka ponselnya. Setelah itu fokusnya beralih menuju pintu masuk cafè tersebut. Membuat Hayoung mau tak mau ikut menoleh karena penasaran tentang apa yang dilihat oleh Naeun.

Saat itulah, Hayoung menyesal karena tak seharusnya dia menoleh.

Karena dia harus kembali bertemu dengan lelaki itu.













tbc •

Pendek aja dg konflik ringan ya biar ga capek ngetik dan mikirnya wkwk

Jgn lupa tinggalkan jejak ya♡



-( 06 Mei 2018)-

Love & Hate ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang