Huft~~Helaan nafas panjang itu keluar dari mulut Hayoung. Mengeratkan pegangan pada tas selempangnya, ia mencoba mencoba memantapkan hati.
Ya, pada akhirnya, Hayoung menerima ajakan Wonwoo untuk keluar dan berkumpul di rumah Naeun. Selain karena ia merindukan kebersamaan mereka, juga karena Wonwoo yang mengajaknya.
Mau bagaimana, Hayoung lemah jika sudah menyangkut soal Wonwoo.
"Pantes gak sih, aku main tapi gak bawa apa apa?" Hayoung bermonolog.
Mumpung belum jauh, juga waktu bertemu yang masih cukup lama, akhirnya Hayoung memutuskan untuk pergi ke Hongdae terlebih dahulu. Membeli beberapa cemilan dan soda untuk dibawa, tak ada salahnya.
Hayoung segera menyetop taksi agar ia bisa bergegas pergi. Baru saja ia menghempaskan pantatnya pada kursi taksi, ponselnya berdering.
Eunjiyaa is calling..
"Halo kak Eunji?"
"Heh, kamu dimana, Young?"
"Lagi di taksi kak, mau ke Hongdae sebentar abis itu langsung ke rumah kak Naeun." ujar Hayoung. "Emang kenapa?"
"Naeun? Naeun yang pernah kamu ceritain itu?"
Nada suara Eunji mendadak berubah jadi galak. Sampai sampai Hayoung harus menjauhkan telepon dari telinganya.
Oh, Hayoung menepuk keningnya sendiri. Dia lupa menceritakan kejadian kemarin pada Eunji.
"Emang dia udah balik dari Jepang? Kapan? Sama Wonwoo juga? Kok kamu gak cerita apa apa sama aku?" cerca Eunji dari seberang.
Hayoung menghela nafas panjang menanggapinya. Punya teman kelewat cerewet seperti Eunji terkadang menyusahkan. Walaupun di satu sisi ia juga merasa beruntung karena Eunji begitu perhatian dan menjaganya seperti seorang kakak.
Jangan heran mengapa Eunji tahu tentang Naeun dan Wonwoo, karena Hayoung sudah menceritakan semuanya pada gadis Jung itu. Memang sudah tidak ada rahasia lagi di antara mereka, Eunji tahu segalanya tentang Hayoung, begitu pun sebaliknya.
"Haloooo? Hayoung, kamu masih di sana kan? Jangan kebanyakan bengong, heh!"
Lagi lagi Hayoung harus menghela nafas panjang.
"Iya kak, aku masih di sini kok. Trus, aku emang lupa sih mau cerita sama kakak abis kemaren juga ketemunya dadakan." jelas Hayoung.
"Huft~~ padahal udah baik kan mereka pergi. Ngapain pake balik sih?" nada suara Eunji semakin ketus. "Eh, tapi kamu gapapa kan, Young?"
Hayoung mengangguk walaupun jelas Eunji tak dapat melihatnya. Ia mengulum bibirnya yang terasa kering.
"Gapapa sih kak, lagian aku juga kangen kok sama mereka."
"Haaaah? Yang bener aja! Mereka tuh gak pantes dikangenin tau!"
Hayoung terkekeh mendengar Eunji yang terdengar kesal.
"Ya ampun kak, aku tuh serius kangen mereka. Lagian mereka tuh gak seburuk apa yang kakak pikirin, tau! Mereka baik kok sebenernya, kakak cuma belum kenal aja." ucap Hayoung panjang lebar.
"Ewwwhh males juga sih mau kenal juga!" Eunji mencibir. "Oh iya sampe lupa, aku tuh tadi mau ngingetin kamu jangan lupa nanti malem dateng ke rumahku, loh! Kamu gak lupa sama acaraku kan, Young?"
"Iya kak, aku inget kok. Pasti aku dateng. Nah, udah ya aku tutup teleponnya, aku udah mau nyampe nih!"
"Okedeh. See you tonight, ya!"
Beeep..
Hayoung akhirnya memutuskan panggilannya bersama Eunji. Benar saja, tak lama taksi yang ditumpanginya sampai di pusat Hongdae.
Setelah membayar argo sesuai yang tertera, Hayoung turun dengan cepat. Matanya berbinar melihat berbagai penjual jajanan yang bermacam macam. Hongdae ini memang surganya orang yang suka membuang buang uang.
Tak ingin membuang banyak waktu, Hayoung segera menyusuri sepanjang jalan itu. Ia membelikan ttoppokie dan sundae, kesukaan Naeun. Sedang untuk Wonwoo, belikan saja sushi dan chicken wings. Hayoung bahkan masih mengingat jelas kesukaan mereka.
Selesai dengan belanjaannya, Hayoung segera menyetop taksi lagi. Tujuannya kali ini rumah Naeun, tentu saja.
Sepanjang jalan Hayoung tak berhenti gelisah. Akan jadi apa pertemuan keduanya kali ini, mengingat kemarin begitu canggung. Tidak, lebih tepatnya hanya Hayoung yang canggung, sih.
"Huft~~ semoga kali ini lebih baik lagi." gumamnya lirih.
Hanya butuh tiga puluh menit baginya untuk sampai di rumah Naeun. Hayoung masih mengingatnya, tentu saja. Lagipula rumahnya tak banyak berubah sejak terakhir kali Hayoung berkunjung.
Taman depan rumah Naeun dengan halaman luas yang asri, selalu menjadi favorit Hayoung sejak dulu. Tempatnya dulu biasa menghabiskan waktu bermain bersama Naeun dan Wonwoo.
Hayoung tersenyum tipis saat maniknya menatapi sebuah rumah minimalis bercat cokelat susu yang berada tepat di seberang rumah Naeun. Itu rumahnya dulu sebelum orang tuanya memutuskan untuk pindah tiga tahun lalu.
Kembali ke tempat ini, membuat Hayoung kembali terseret kenangan masa lalu.
Gadis bertubuh tinggi itu segera membuka pagar rumah Naeun. Sebelumnya, Naeun memang sudah mengiriminya pesan agar langsung masuk dan menuju halaman belakang rumah.
"Waah~ emang ga ada yang berubah sama sekali, ckck." Hayoung berdecak kagum saat kakinya menapak isi rumah tersebut.
Asyik menikmati seisi rumah, Hayoung sampai tak sadar jika ia salah jalan. Bukan ke halaman belakang seperti seharusnya, namun justru menuju dapur.
Langkah Hayoung segera terhenti saat indra pendengarnya menangkap suara sesenggukan. Dan Hayoung yakin, itu suara Naeun.
Tapi, mengapa juga Naeun menangis?
Kepalang penasaran, Hayoung memberanikan diri mencari asal suara. Namun, sepertinya ia memang harus menyesali keputusannya itu.
Karena, justru lagi lagi sebuah pemandangan yang menyakiti hatinya yang harus ia lihat.
Naeun yang sedang menangis di pelukan Wonwoo.
Hayoung menunduk dan tersenyum getir.
"Aku emang selalu kalah ya, dibanding kak Naeun."
• tbc •
Duhai para Hayoung stan tolong jgn hujat saia karena bikin Hayoung menderita terus wkwk
Belum, belum saatnya yg manis manis(?) 😂😂
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Hate ✔
Fiksi PenggemarBukan salah waktu ketika Hayoung dan Wonwoo dipertemukan kembali setelah dewasa. Hanya saja, perasaan yang masih tertinggal itu harus tumpang tindih oleh kesalahpahaman yang membuat hubungan keduanya menjadi rumit. Inilah sepercik cerita mereka, Jeo...