"Mingyu!"
Wonwoo datang dengan langkah tergesa dengan Hayoung yang setia mengikuti di belakangnya. Panik? Tentu saja. Ia benar benar yak menyangka Naeun akan benar benar nekat kali ini.
Lelaki berpostur tubuh tinggi dan berkulit sedikit tanned itu mendongak. Wajahnya terlihat kusut, penampilannya pun acak acakan. Ia menatap Wonwoo dengan raut wajah menyesal.
"Naeun.."
Mingyu tak bisa berkata kata. Membuat Wonwoo langsung beringsut duduk di sebelah temannya itu. Menepuk punggung Mingyu pelan.
"Gak apa apa. Kak Naeun itu kuat walaupun emang dia suka gak berpikir panjang." Wonwoo mencoba menguatkan. "Dia bakal bangun, karena dia punya kita semua. Orang yang dia sayang dan sayang sama dia."
Hayoung meringis perih. Air matanya kembali jatuh.
Netranya berputar, menghadap ruang gawat darurat dimana Naeun ada di sana. Berjuang sendiri melawan rasa sakitnya.
"Ini semua salah aku," Hayoung menggumam lirih. Namun masih terdengar oleh Wonwoo maupun Mingyu.
Wonwoo kembali berdiri. Memeluk Hayoung yang kembali terisak keras.
"Jangan nyalahin diri sendiri, Young. Ini bukan salah siapa pun. Bukan kamu, aku ataupun Mingyu." ucap Wonwoo menenangkan. Kendati hatinya pun dibuat sakit karena merasa gagal menjaga Naeun.
"Udah jangan nangis lagi."
Wonwoo melepas pelukannya. Menghapus lelehan air mata yang mengalir di pipi Hayoung dengan lembut.
"Kita harus berdoa. Percaya aja, kak Naeun bakal baik baik aja. Hm?"
Hayoung mengangguk, merasa sedikit tenang. Sepertinya pelukan Wonwoo memang mempunyai aliran kuat tersendiri yang mampu membuat ketegangan Hayoung luntur seketika.
Ia merasa bersyukur, karena akhirnya kesalahpahaman diantara mereka selesai. Walaupun harus diwarnai berbagai kejadia tidak menyenangkan.
"Nu.." panggil Mingyu tiba tiba. Membuat Wonwoo kembali memusatkan atensinya pada lelaki bermarga Kim itu.
Wonwoo kembali mendudukkan dirinya di samping Mingyu. Setelah sebelumnya menuntun Hayoung agar duduk tenang disampingnya.
"Kenapa?"
Mingyu tampak menghela nafas panjang.
"Abis ini aku bakal bawa kak Naeun pergi jauh. Gak peduli orang tuanya bakal ngamuk atau apa. Aku udah gak tahan liat kak Naeun gini terus. Dia gak bahagia sama keluarganya sendiri." Mingyu tampak memerah menahan gejolak emosinya.
Wonwoo mengangguk angguk. Paham benar maksud Mingyu. Bahwa yang dikatakan Mingyu ada benarnya. Naeun bahkan lebih bahagia hidup bersamanya di Jepang dulu daripada bersama keluarganya disini.
"Aku minta ijin ke kamu. Walaupun kalian bukan saudara sekandung, tapi selama ini kamu yang jagain kak Naeun. Jadi, gimana?"
Wonwoo tersenyum tulus. Menepuk pundak Mingyu sekali lagi.
"Aku percaya sama kamu, Gyu. Kamu bakal jagain kak Naeun lebih baik daripada aku. Lakuin apa yang menurutmu baik, aku bakal dukung kalian selalu."
☆☆☆☆
Beruntung, Naeun bisa diselamatkan. Hingga Wonwoo, Hayoung, maupun Mingyu bisa bernafas lega.
Hayoung menyeruput jus jeruknya dengan sedikit mengernyit. Uh rasa jus di kantin rumah sakit ini benar benar tak enak. Akhirnya tanpa dihabiskan, Hayoung menggeser gelasnya tanpa minat.
Ia menghembuskan nafas panjang.
"Kak Naeun beruntung ya, bisa dapetin kasih sayang dari kamu sama Mingyu yang segitu besarnya." Hayoung menerawang.
Ucapannya itu membuat Jeon Wonwoo tertawa kecil. Mengacak surai Hayoung membuat si empunya merengut kecil.
"Hey kamu masih aja ya gak bersyukur sama hidup kamu sendiri." Wonwoo geleng geleng kepala.
"Jelas kamu lebih beruntung, punya keluarga yang bener bener sayang sama kamu, Young. Satu hal yang gak pernah kak Naeun dapetin seumur hidup dia."
Wonwoo tersenyum, meraih tangan Hayoung dan menggenggamnya lembut.
"Dan lagi, kak Naeun dapetin aku sebagai adiknya. Sedangkan kamu bakal dapet lebih, Oh Hayoung!"
"Hah?"
Gemas, Wonwoo beralih mencubit pipi Hayoung.
"Ya kamu bakal dapetin aku sebagai masa depan kamu lah, calon suami."
Blush.
Jeon Wonwoo memang paling pandai membuat Oh Hayoung tersipu malu.
-TBC-
Satu chapter lagi bakal tamat gaess yeayyy
Sapa yg seneng cuuung :D
KAMU SEDANG MEMBACA
Love & Hate ✔
Fiksi PenggemarBukan salah waktu ketika Hayoung dan Wonwoo dipertemukan kembali setelah dewasa. Hanya saja, perasaan yang masih tertinggal itu harus tumpang tindih oleh kesalahpahaman yang membuat hubungan keduanya menjadi rumit. Inilah sepercik cerita mereka, Jeo...