Kuncup Cinta Arum

15 2 0
                                    

"Kemarilah." Gadis itu menepuk-nepuk sisi ranjangnya. Mengundang Rai untuk duduk lebih dekat.

Melihat Arum berusaha untuk bangun, Rai segera beranjak membantu. Kemudian duduk di samping gadis itu. Setelah Rai menatapnya lekat, ia semakin tak mampu berkata. Arum terlihat begitu rapuh. Wajahnya pias dan lingkar hazel yang selalu memancarkan ide cemerlang kini kehilangan cahaya.

"Aku ingin menggenggam tanganmu, boleh?" Pinta Arum ragu.

Rai diam, lelaki itu mengawasi setiap gurat kecemasan di wajah Arum. Seolah takut akan kembali menerima penolakkan darinya. Namun, meski tak berkata, Rai menunduk sebelum akhirnya mengambil tangan lemah Arum yang sudah dipasangi selang infus. Mengusapnya pelan, menyalurkan kehangatan dan perlindungan. Kemudian kembali menatap wajah Arum yang tersenyum penuh kelegaan.

"Terima kasih,” bisik Arum.

Beberapa menit habis hanya dengan diam dan saling menatap, kini bisa Rai rasakan sebelah tangan Arum menyentuh puncak kepalanya. Kemudian jari-jari ringkih gadis itu menyisir surai hitam legamnya perlahan. Lalu menyentuh kening, ibu jari Arum mengusap alis tebal yang menaungi kelopak mata sipit milik Rai. Setiap sentuhan penuh kehati-hatian yang Arum berikan kepadanya, seumpama pisau yang berhasil menyayat hati. Jika saja ia tak kuat menahan, mungkin Rai sudah menangis. Mengucurkan air mata dan menyingkirkan ego seorang lelaki yang ia pegang. Ia pantang terlihat lemah di hadapan wanita.

Gadis bernama lengkap Arum Widianingtyas itu mengedarkan tatapan, seakan tengah mengisi memori otaknya dengan kepingan-kepingan setiap inci wajah Rai. Setelah Arum menangkupkan telapak tangannya di pipi Rai, lelaki itu mendengar Arum bergumam, "Ya Tuhan, kau semakin tampan. Aku tak akan pernah mampu untuk melupakan semua ini. Tak akan pernah."

Gumaman yang sampai ke telinganya itu, kembali membuat hati Rai berkedut nyeri. Kenapa dahulu, ia begitu bisa menyakiti gadis rapuh ini? Kenapa setelah semua hal ini terjadi, ia baru sadar? Masih pantaskah ia menerima cinta Arum?

"Arum ...," genggaman Rai yang menguat, membuat Arum sadar. Gadis itu dengan cepat menurunkan tangannya yang masih berada di pipi Rai.

Dari tatapan Arum yang berubah panik, Rai menebak gadis itu merasa bersalah. Seakan telah menghancurkan benda yang amat berharga. Takut membuat Rai marah, ia berkali-kali mengatakan kata maaf.

"Tidak Arum, aku yang seharusnya meminta maaf. Maafkan aku, sungguh. Aku menyesal telah tentang dahulu."

Kini Rai menggenggam kedua tangan rapuh Arum. Tatapan mereka saling bertubrukkan, "dulu aku tak berpikir sampai ke ketulusan hatimu. Aku tak pernah mengira bahwa cintamu sampai sejauh ini. Maafkan aku ... Arum."

Untuk beberapa saat Rai melihat keterkejutan di mata Arum, namun detik selanjutnya berganti dengan senyuman teduh khasnya. Setelah lima tahun berlalu, gadis ini masih tetap sama. Tersenyum kepadanya dengan cara yang sama. Dan itu selalu sukses membuat Rai merasa begitu dicintai.

"Rai sayang, cinta tak perlu dipikirkan apalagi diperkirakan. Juga waktu tak menjamin apa pun soal ketulusan. Aku mencintaimu sejak awal, begitu adanya sampai sekarang. Kapasitasnya sama, tulustidaknya, dan ukuran kedalamannya, semuanya milikmu. Kau memiliki hatiku. Dulu sekali, saat kau mengatakan tak bisa menyambut cintaku, aku tidak melihat kesalahanmu. Kau tegak bersama perasaanmu dan aku berdiri dengan cinta untukmu. Tak ada yang perlu disesalkan. Dan soal hatiku, demi Tuhan Rai, kau tidak pernah sekali pun menyakitiku. Bukankah dahulu aku sudah pernah menjelaskannya kepadamu?"

Kata-kata yang baru saja meluncur dengan tenang dari mulut Arum, berhasil menghancurkan pertahanan Rai. Ego yang selalu ia tanam kini tak mampu ia junjung. Rai berkaca-kaca, buliran-buliran sebening kristal berjatuhan saling menyusul. Ia tak kuat, besarnya jiwa Arum membuatnya terlihat kecil. Sekarang Rai malu kepada dirinya sendiri. Adakah perempuan yang lebih kuat dari gadis yang ada di hadapannya ini?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 16, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"Antologi Cerpen"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang