Reza menuliskan sejumlah kata itu di sebuah buku harian, kemudian Reza berhenti menulis dan menutup buku hariannya. suasana mencekam yang dirasakan Reza membuatnya menjadi tidak nyaman. Reza melihat sekeliling kelasnya, banyak orang yang berbincang dan bahkan berteriak, seakan mereka sudah kenal satu sama lain.
hari ini adalah hari pertama sekolah setelah Masa Orientasi Siswa. Jadwal pembelajaran masih belum aktif, hanya ada pengumuman - pengumuman yang diberikan kepala sekolah kepada siswa.
kemudian Andi melihat teman sebangkunya yang menatap buku hariannya dengan tatapan kosong, entah apa yang sebenarnya ia pikirkan. apakah ia penasaran dengan apa yang ditulis Andi di buku hariannya, atau ia hanya melamunkan sesuatu.
Reza memasukkan buku hariannya ke dalam tas, kemudian Reza yang sudah bosan terdiam akhirnya memilih untuk bicara dengan teman sebangkunya, Davian.
"Dav, kamu hobinya apa?" Reza memulai pembicaraan.Davian hanya terdiam.
"Dav?"
Masih diam.
"kenapa diam saja?" tanya Reza pelan - pelan.
"Atau jangan - jangan kamu tuna wicara ya?" tanya Reza dengan hati - hati.Davian hanya diam dan menundukkan kepalanya dan terkesan menghindar.
KRIIIING !!!
Tiba - tiba bel istirahat berdering dan memotong pembicaraan dua orang anak itu.
"YEAAY!!"
Suara bel membuat seisi kelas semakin ricuh, dan seluruh anak yang berada di kelas VII C pun keluar dari kelasnya dengan berbondong - bondong.
"Ayo Dav, kita ke kantin"
"e... ki.. kita nunggu kantinnya sepi aja deh, Rez"
"hm." Reza berdehem dan tersenyum tipis mengetahui Davian bukan anak yang tuna wicara.
dia mengikuti kata Davian.
Dalam waktu kurang dari satu menit, Kelas yang ditempati Reza pun sudah sepi. hanya tersisa Reza dan Davian saja."Dav, aku bingung deh, kenapa kamu diam saja?"
Davian menatap Reza dan kemudian sedikit menunduk.
"e... aku hanya tidak suka keramaian, Rez."
"oh..."
"aku merasa kalau sendirian itu menyenangkan, aku juga merasa tidak nyaman jika diperhatikan orang lain."
"oh. semacam introvert?"
"ya. semacam itulah. Jadi ya, saya lebih suka berbincang dengan empat mata. ya, seperti sekarang." Davian tersenyum tipis.
Reza hanya diam seperti memikirkan sesuatu, kemudian dia mengangguk paham.Tidak terasa 15 menit telah berlalu.
Anak - anak yang tadinya ada di kantin sebagian sudah kembali ke kelas mereka masing - masing. "Kalau begitu, ayo kita pergi ke kantin sekarang, Dav, sepertinya sudah lumayan sepi." Davian mengangguk. "Ayo, Rez."
mereka pun berjalan melusuri lorong - lorong sampai akhirnya menemukan kantin. dan betul apa kata Reza, kantin sudah sepi.
"Kamu mau makan apa, Dav?"
"Nasi bungkus aja deh, Rez."
"Saya traktir ya?"
"Eh, jangan, Rez, tidak usah repot - repot."
"Sudahlah, inikan hari pertama kita ketemu" Reza menepuk bahu Davian
"Ya udah, Rez, terimakasih."
Reza mengangguk sambil menatap Davian.
ternyata Davian tidak sependiam yang Reza pikirkan. dia hanya tidak suka dilihat orang lain.
Reza pun melangkah menuju ke kantin yang di dalamnya terlihat menyajikan nasi bungkus.
di sana ada seorang penjual wanita yang sedang duduk dan menghitung penghasilannya.
"Permisi bu, nasi bungkusnya dua". Penjual wanita itu langsung berdiri dan mengambil uang yang diberikan Reza dan memberi uang kembalian kepada Reza.
"Terimakasih" kata penjual itu dengan lembut.
"sama - sama"
"Ini nasi bungkusmu, Dav" kata Reza sembari memberikan nasi bungkus itu pada Davian.
"oh, iya, terimakasih, Rez"
Reza dan Davian segera melahap nasi bungkus itu, dan kembali ke kelas mereka.Ketika perjalan kembali ke kelas Reza melihat Noval sedang melambai-lambaikan tangan dan pandangannya menuju ke arah Reza. "Sebentar ya Dav, Saya ke teman saya dulu" Kemudian Reza segera berlari menghampiri Noval yang berada di depan kelasnya.
"Kamu apa kabar, Rez"
"Baik"
"Kamu temenan sama dia?" Tanya Noval sembari menunjuk Davian dengan dagunya.
Reza menoleh "Davian?"
"Oh, namanya Davian"
"Memangnya kenapa kalau aku temenan sama dia?" Tanya Reza terlihat bingung
"Ya... gak papa aja, cuman tanya, soalnya dia kayaknya pendiam deh"
"Oh, begitu"
"Ya sudah Nov, saya ke kelas dulu"
Reza segera berlari menuju kelasnya.Saat kembali ke kelas, suasana menjadi ricuh kembali.
Davian yang semula percaya diri kini kembali diam.Reza duduk di samping Davian dan melihatnya termenung kembali. Lalu seorang di depan Reza menoleh ke belakang "Hai!"
Reza yang semula melihat davian terkejut dan langsung melihat ke depannya begitu mendengar suara yang nyaring itu. "Namaku Clarista, tapi kalian panggil saja aku Clara" Clarista mengulurkan tangannya "Salam kenal." Reza menatapnya dan kemudian menyalimi tangannya "Saya Reza, salam kenal"
Lalu Clarista mengulurkan tangannya ke arah Davian, tetapi Davian hanya diam menatap pergelangan tangan Clarista. Davian seperti ragu ragu untuk membalas uluran tangan Clarista. Davian menatap Reza dan Reza yang menatap Davian sedikit melirik ke arah Clarista sebagai isyarat untuk membalas uluran tanggannya. Davian menatap Clarista kemudian pergelangan tangannya yang gemetar itu memegang pergelangan tangan Clarista "D--Davian" kata Davian dengan gugup lalu tersenyum tipis.
"Pengumuman bagi semua guru, murid, staf, dan karyawan. bahwa besok akan diadakan kerja bakti untuk membersihkan sekolah supaya kalian bisa belajar dengan tenang dan tidak terganggu saat KBM. kalian diwajibkan membawa perlatan untuk membersihkan sekolah besok karena KBM akan diadakan besok lusa. terimakasih atas perhatiannya."
LoudSpeaker di dalam kelas berbunyi begitu nyaring hingga kelas VII C pun hening seketika."Wah, besok kerja bakti!" seru Clarista dengan suara nyaringnya dan kemudian di susul oleh teman sekelasnya yang mendadak ramai.
Davian mendesah panjang, bukti kalau dia sedang gelisah. Reza mengerti, pasti Davian tidak ingin dilihat oleh teman temannya karena itu akan mengganggu privasinya.
cukup sekian untuk chapter kali ini, masukkan kritik dan saran ya kak, soalnya saya masih belajar... :D