Prolog

53 12 3
                                    

'Seminggu yang lalu saya mendapat surat kelulusan ke SMP yang dulu memang ku inginkan sejak masih SD. Diterima di SMP itu sudah bagaikan mimpi buatku, namun sekarang mimpi itu menjadi nyata. SMP ini luas dan rindang, di samping kanan dan kiri pintu kelas terdapat pot bunga dan tertata rapi.

Dan tidak hanya itu saja yang membuat saya senang berada di SMP ini. Sahabat saya saat masih SD juga diterima di SMP ini, namanya Noval. Dia itu keren dan pintar bergaul.

Dan pada saat MOS (Masa Orientasi Siswa). Saya sangat menikmatinya, terlebih lagi saat Saya bisa satu kelompok dengan Noval. Dan pada saat MOS saya mendapat teman teman yang keren dan menyenangkan.

Tetapi, kesenangan yang saya alami itu hanya berlangsung sementara.

Saat selesai MOS, saatnya untuk pembagian kelas, dan ternyata saya masuk ke kelas VII C. Dan saya terpisah dengan Noval, karena Noval masuk ke kelas VII D. Dan saat saya mencari kelas VII C saya sempat kebingungan, memang saya ini agak kesulitan bergaul dengan orang yang belum saya kenali.

Dan akhirnya saya berhasil menemukan kelas VII C,
kukira kelas VII C akan bersebelahan dengan kelas VII D, ternyata tidak, memang kelas VII C bersebelahan dengan kelas VII A dan kelas VII B tetapi tidak bersebelahan dengan kelas VII D. kelas VII D berada di belakang kelas VII C.

Dan bukan hanya itu saja, saat saya selesai mencari kelas VII C, memang saya agak sedikit terlambat. Dan saya akhirnya duduk di belakang karena tempat lain sudah dipakai.

kukira teman temanku di kelas ini akan sama seperti pada saat MOS dulu, ternyata tidak, Suasana kelas ini tak sama seperti yang ku bayangkan. tidak ada hiasan sama sekali, ramai, banyak anak - anak yang nakal, dan teman sebangkuku kelihatan pucat dan pendiam.

Lalu aku punya inisiatif untuk mengenalkanku padanya, walaupun biasanya aku kesulitan bergaul, tetapi melihat dia seperti itu, aku iba, dan ingin menjadikan dia sebagai temanku.

"Perkenalkan namaku Reza". lalu dia menatapku dan menarik sebuah lembaran absen dan menunjukkan tulisan "Davian Oktavian" pada lembaran tersebut.
"Oh, jadi nama panggilanmu Davian?" begitu tanyaku. lalu dia hanya mengangguk pelan mengiyakan.

Aku bingung kenapa dan siapakah dia, kenapa dia bisa pendiam seperti ini, apakah dia kesulitan bergaul sepertiku, atau ada alasan yang lain yang belum saya pahami?'








Hai... Terimakasih sudah membaca cerita saya ini. saya harap anda tidak bingung dengan cerita saya, harap maklum karena ini pengalaman pertama saya menulis. ^-^

PsychokinesisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang