3. first impression

10 1 0
                                    

Busan , 3 Desember 2018
05.40 kst

Aku bangun lebih awal dari biasanya.
Aku langsung mandi dan bersiap untuk sekolah. Pada jam setengah 7 kurang, aku berpamitan untuk berangkat

"Lia kamu nggak mau nungguin kakak kamu?"

"Enggak ma, lia berangkat dulu ya"

"Ini bekel kamu"

"Makasih mah. Lia berangkat dulu"

"Iya, kamu hati hati ya"

***

Sebentar lagi aku akan sampai di halaman sekolah. Halaman sekolah sangat luas, hingga kebanyakan murid disini membawa kendaraan nya masuk ke sekolah supaya lebih dekat untuk masuk ke dalam sekolah.

Aku masih setia untuk berjalan, tiba tiba ada seorang laki laki yang tiba tiba memanggilku

"Hai, kamu meylia ya"

"Iya"

"Aku ramal kita akan masuk ke sekolah bersamaan"

"Maksudmu?"

"Tunggu saja nanti"

Mungkin laki laki itu sedang gila, dia malah meninggalkan ku yang sedang kebingungan.

Akhirnya aku sampai ke pintu masuk sekolah, memang menguras banyak tenaga jalan dari pintu gerbang ke pintu masuk.

"Hai meylia, tunggu disana dulu"

Laki laki aneh itu berlari ke arah ku. Dia tiba tiba menggandeng tanganku dan mengajak ku untuk masuk ke dalam sekolah bersama.

"Terima kasih karna telah mengabulkan ramalanku. Ini untuk mu, aku tau jalan dari rumah kesini itu jauh. Lain kali jika ingin berangkat sekolah, kamu boleh kok nyuruh aku jemput kamu"

Dia berkata seperti itu sambil memberikan segelas teh dingin

"Tau apa kamu tentang aku?"

"Aku tau banyak tentang kamu. Aku tau ulang tahun kamu, aku tau alamat kamu, aku bahkan tau tinggi badan kamu"

"Ga percaya"

"Nama kamu park meylia, lahir di seoul, 11 Desember 2001. Kamu sekarang tinggal di perumahan loey's garden blok b no. 23, sekarang tinggi kamu 158. Aku bener kan"

"Kamu kok..?"

"Udah nggak usah di bahas, aku juga tau kamu sekarang masuk kelas 11 fisika 2, sebelahan kelasnya sama aku"

Dia akhiri perkataannya dengan senyum nya yang lebar

Aku memalingkan wajah ku, berusaha untuk tidak menimpali perkataannya.

"Tuhan itu baik yah "

"Eh"

"Dia bisa tau kalo aku lagi nyari bidadari di bumi. Akhirnya aku bisa lihat bidadari"

"Kamu lihat bidadari di mana?"

"Tadi di halaman, depan pintu masuk sama disampingku"

"Aku dong?"

"Nah itu kamu tau"

Kenapa wajah ku memerah. Ya ampun aku merasa malu. Tenang lia, dia pasti hanya membual

"Kamu cantik"

"Makasih"

"Tapi aku belum cinta sama kamu, nggak tau kalo sore"

"Eh?"

"Itu kamu udah sampai kelas mu, masuk gih"

"Oh, makasih ya udah nganterin"

"Kalo buat kamu, nganterin jalan kaki ke pasar depan sini aku sanggup"

"Kok ke pasar sih? Kenapa gak ke eropa aja?"

"Kalo ke eropa itu terlalu jauh, aku nggak mau kamu kecapekan. Kalo kepasar aku yakin kamu masih sanggup jalan. Kalo kamu mau ke eropa, tunggu saat kita lulus yah"

"Kenapa?"

"Setelah kita lulus, aku ngelanjutin perusahaan ayah aku. Nanti aku beliin tiket ke sana. Karna aku nggak mau kamu capek jalan kaki. Cukup aku yang capek kerja cari uang buat kamu."

Aku sedikit tersenyum.

YATUHAN KENAPA AKU HARUS TERSENYUM!?

"Kamu tambah cantik saat sedang tersenyum"

Aku segera mengatur raut wajah ku supaya tidak tersenyum 

"Aku tidak tersenyum"

"Kamu lucu"

"Udah kamu masuk kelas sana. Belajar yang pinter ya. Aku pernah baca, kecerdasan anak turun dari ibunya. Aku maunya anak kita nanti cerdas yah. Aku balik ke kelas dulu"

Dia mengacak rambut ku. Wajahku sudah memerah. Si pembual itu pergi ke kelas nya. Aku segera masuk saja ke kelas ku

Tbc.

Daniel 2018Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang