Dana Kecil

84 1 0
                                    

Dia unyu, matanya teduh, dan suka jajanan tradisional. Entah, apa yang diselipkan Tuhan di lipatan hatinya. Sejak Taman Kanak-kanak, ia suka memerhatikan detil-detil kecil yang mungkin dilewatkan oleh mata-mata lain.
Ia suka menatap makanan yang tergeletak di piring, kemudian membatin syukur sesudahnya. Tanpa menyantap, ia tahu bahwa syukur tidak harus menikmati, sesederhana bisa dirasa. Karena,  ada banyak rumah yang tidak dihuni makanan, kebetulan kemarin giliran rumah emaknya.

Ia senang sama kucing, tapi belum cinta. Dulu ada kucing yang kedinginan karena hujan, kemudian tumbuh niatan untuk menghangatkan. Memeluk, mengelus bulu-bulu di kepala kucing sampai kucingnya merem-merem, dan memasukkan dalam kaosnya. Dan Alhamdulillah, kucingnya tidak menggigit. Dan ia merasakan kehangatan yang sama saat dipeluk maupun memeluk. Ia merasa, Tuhan benar-benar menepati janjiNya perihal siapa yang menanam akan menuai.

Seringkali ia menyendiri, memperhatikan kesibukan orang dari kejauhan, kemudian bertanya pada dirinya sendiri, "Sebenarnya apa peranku untuk orang lain dan apa tanggung jawabku untuk dunia?" Ia lebih suka sunyi, tapi tidak membenci ramai. Ketika sepi, ia mulai mengenal diri sendiri, dan menemukan inspirasi.

Ia pernah tak punya teman, maka ia berusaha menemani siapa saja yang sendiri. Ia pernah jatuh dan sakit, maka ia menyemangati siapa saja yang butuh bangkit. Ia turut prihatin, kepada siapa saja yang menyandang kesedihan. Ia, hanya anak kecil dengan jari-jari kecil, tapi memiliki mimpi-mimpi yang besar. Ia Danasmara, anaknya Emak yang paling ganteng sendiri. Iya, gantengnya pas sendiri. 🐣🐣

Asmara DanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang