A COINCIDANCE

7 2 0
                                    

Hari ini tidak biasanya Val datang terlambat. Apakah mungkin ini yang di sebut setelah Bulan terbitlah matahari yang cerah?.  Setibanya Val di kelas, Val mendapati sekelasnya sedang heboh karena guru mata pelajaran Matematika Peminatan mereka sedang berhalangan hadir.


"Woyy Val! gue dari tadi nungguin lu juga lama banget sih datang nya, tumben-tumbenan lu datang terlambat." kata Lala .

"Iya sorry. tadi jam waker gue mati." kata Val pada Lala dengan mood yang kurang baik.

"Beruntung banget lu hari ini, kebetulan pak Joni nggak masuk." kata Lala.

"Syukurlah" kata Val.

Untuk jam lowong ini Val duduk bersama dengan Lala. Mereka kemudian sibuk dengan kegiatan mereka masing-masing. Vira masih kepikiran dengan kejadian tadi pagi yaitu kenapa jam waker nya bisa mati, sedangkan Lala sibuk memainkan gadgetnya.

Setelah keheningan yang begitu lama di antara mereka. Freeza pun datang menghampiri dengan suara menggelegar mereka berdua yang sibuk dengan kegitan masing-masing.

"HOY! PADA SIBUK BERDUA." kata Freeza.

"Nggak usah teriak juga kali Fre, kita ga budek." kata Lala sambil mengusap telinganya yang berdengung akibat suara menggelegar Freeza.

"Hehehe.. maaf maff" cengir Freeza tanpa dosa. Sedangkan Val dan Lala hanya memandan datar kearahnya.

"Dari mana aja lu dari tadi? " tanya Lala kepada Freeza.

"Biasa dari ruang guru. Ohh iya btw, Val lu di panggil sama Bu Sri ke ruangannya." kata Freeza.

"Lahh, ngapain Bu Sri manggil gue ke ruangannya?"  tanya Val.

"Nggak tau" jawab Freeza.

"Lu belom kumpul PR ya?" tanya Lala kepada Val.

"Atau lu ketahuan nyontek? " sambung Freeza.

"Eh setau gue lu ga pernah nyontek loh apa lagi ga buat PR, Mustahil! " kata Freeza bingung.

Val tidak menanggapi ucapan Freeza yang terakhir kalinya karena nanti akan mengocek terus sampai bel istirahat berbunyi. Sahabat Val itu memeng cerewet tapi masih kalah cerewetnya
dengan Lala.

Lala dan Freeza pun mememani Val pergi keruang Bu Sri, walaupun mereka berdua hanya boleh berada di depan pintu. Setibanya Val di ruang guru  Val mendapati Bu Sri sedang marah dengan seorang murid di hadapannya.

"Kok firasat gue mendadak jagi ga enak gini ya. Kok kayak gue pernah liat ya. Tapi dimana? ah  bodo amat dehh" dalam batin Val.

"Permisi Bu. Ibu manggil saya tadi?" tanya Val.

Merasa ada yang memanggil Bu Sri
menoleh kesamping dan sejenak
menghentikan aktifitasnya yang masih setia memarahi Kent.

"Iya. Ibu minta tolong kamu buat jadi tutor Kent paling tidak sepekan ini." kata Bu Sri.

"K.. Kokk.. saya Bu? " jawab Val tergagap yang masih bingung dengan situasi yang terjadi.

Sedangkan siswa laki-laki yang di hadapannya hanya menatap nya cuek tanpa senyum atau smirk apa pun.

"Iya. Karena kamu nilai tertinggi di ujian Bahasa Indonesia barusan." kata Bu Sri.

"Dan Ibu ingin kamu melaporkan perkembangan Kent selama sepekan ini setelah pelajaran Bahasa Indonesia, agar Ibu juga bisa dapat memantau perkembangan Kent yang malas ini."

"I..Yaa Bu " Tidak ada kata lain yang keluar dari mulut Val selain kata itu karena pikiran Val seketika menjadi Blank.

Setelah mengucapkan terima kasih Val keluar dari ruang guru.

Val berjalan dengan pemikiran yang tidak dia sangka terjadi sambil menundukkan kepalanya, hingga tiba-tiba ada sepasang sepatu hitam merek Convers yang menghalangi langkah Val. Saat Val mendongak ke atas matanya langsung bertatapan dengan mata hitam terang yang membuat Val kaget dan untuk sesaat membuat jantungnya berdegup begitu kencang.


"Dunia ini ga ada yang namanya Sebuah Kebetulan bukan?! " kata yang muncul dalam pikiran Val.






End of this chapter!
makasih buat kalian yang sempetin waktu untuk membaca dan juga sorry kalo ceritanya gaje hehehe.
kalo kalian suka atau ada keritikan, silahkan Vommen yaa ;)

Can I Say? ( Love U )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang