Hari ini Alea bangun seperti biasanya yaitu pukul setengah lima pagi. Setelah mandi dan sholat subuh dia langsung menuju dapur membuatkan sarapan untuk keluarganya. Hanya membuat sarapan, dia tidak ikut makan. Sudah satu tahun ini Alea menjauh dari keluarganya dia merasa bahwa hidupnya tak adil. Bahkan keluarganya tak merespon apapun ketika Alea menjauh. Mereka seperti biasa saja.
Setelah selesai dengan pekerjaannya Alea langsung berangkat ke sekolah tanpa ada salam maupun kecupan. Alea hanya berjalan begitu saja melalui pintu.
Setelah sekiranya 20 menit berjalan kaki sampailah Alea di sekolahnya. Hal pertama yang dituju Alea adalah Kantin. Ya kantin, karena Alea tidak pernah sarapan dirumah belakangan ini.
Brukk...
"Aww" Alea merintih kesakitan dimana kepalanya terbentur oleh benda yang cukup keras di depannya.
"Kalo jalan mata tuh dipake. Percuma mata Lo udah empat" ucap seseorang dengan nada sarkastik
Astaga, kupikir aku menabrak tembok
Setelah Alea membatin Alea mengangkat kepalanya sambil membenarkan letak kaca matanya.
Deg
Ternyata dia menabrak seorang Azka.
Alea kaget bukan main. Sekarang dia berhadapan dengan orang yang sangat dipujanya sejak dulu.
"Maaf" tapi apa daya Alea hanya mampu berkata seperti itu sambil menunduk.
"Minggir Lo" Azka mendorong Alea hingga Alea terjatuh dan terbentur meja kantin.
Azka pun hanya berlalu begitu saja seperti angin. Tanpa merasa bersalah sedikit pun.
***
Akibat kejadian tadi pagi Alea kini berjalan sambil memegang pinggangnya yang sakit. Bahkan pada saat Alea memeriksa nya di toilet tadi pinggangnya berwarna hijau akibat terbentur meja kantin.
Sekarang pukul 15.00 dan itu menunjukkan bahwa Alea harus berangkat ke cafe. Alea memang sudah bekerja untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Dia tak pernah lagi meminta uang kepada kedua orangtuanya selama setahun belakangan ini.
Setelah 15 menit menaiki bus kota Alea sampai di sebuah cafe yang nyaman di daerah Jakarta.
"Hai Lea, kau kenapa?" Sapa Bu Erni karena melihat Alea berjalan sambil memegangi pinggangnya.
"Gapapa Bu, tadi jatoh hehe. Aku ganti baju dulu ya Bu" Alea menuju ruang khusus untuk karyawan dan mengganti pakaian nya menjadi seragam cafe nya.
"Le. Ke meja nomor 15 ya" Alea mengangguk dan menuju ke meja nomor 15
Saat sampai di meja nomor 15 Alea mendadak membeku melihat dua orang yang duduk di meja tersebut.
Azka dan Irene.
"Cupu lu kerja disini?" Alea hanya menganggukan kepalanya kala ditanya oleh Irene teman sekelasnya. Eh tidak bukan teman sekelas tetapi orang yang sekelas dengannya.
"Yaudah gue pesen ini, ini sama ini ya. Eh sama ini nya dua" Alea dengan cekatannya mencatat pesanan dua orang tersebut.
"Mbak, ini mbak aja ya yang nganterin ke meja nomor 15" Alea meminta tolong kepada mbak Yuni yang memang sama - sama pelayan di kafe ini.
"Yah le, mbak ngga bisa. Mbak mau nganterin ini. Mbak duluan ya"
"Yah mbak" Padahal Alea sudah memasang wajah memelasnya di depan mbak Yuni tapi tetap saja. Tak ada hasilnya. Mau tidak mau Alea harus mengantarkan pesanan mereka berdua.
10 meter..
5 meter...
3 meter..
2 meter..
1 meter..
Prang..
Jatuh semua pesanan yang diantarkan Alea. Karena kaki cantik yang menghalangi jalannya.
"UPS. Makannya kalo jalan mata tuh dipake" Irene berkata sambil tertawa manis. Manis sekali hingga ingin muntah melihatnya.
"Mata udah empat juga" dan itu adalah suara Azka persis seperti yang diucapkan pagi tadi.
Alea hanya menunduk menahan tangis dan membereskan semua kekacauan yang ada.
"Le, kenapa" tanya Bu Erni yang datang
"Gapapa Bu, tadi tangan Lea licin"
"Yaudah kamu bereskan dan ambilkan yang baru"
"Iya Bu" inilah yang namanya Allah selalu bersama orang yang bersabar. Alea tidak dipecat bahkan dimarahi karena telah membuat kekacauan.
"Maafkan kekacauan yang telah terjadi ya mas mbak, kami akan menggantinya" ucap Bu Erni kepada Irene dan Azka
"Ga usah. Udah ga nafsu gue" Irene berdiri dan menarik lengan Azka. Membuat Bu Erni hanya menggeleng kan kepalanya melihat kelakuan anak zaman sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOWS
Teen FictionTak apa aku telah terbiasa menjadi sebuah bayangan. Alea tersenyum dengan sangat manis dan pergi.