제1장 (Chapter 1)

41 0 0
                                    

•••
"Kindness is the sunshine in which virtue grows.
And
Sunshine is a welcome thing.
It brings a lot of brightness."

-Robert Green Ingersoll
&
Jimmie Davis-

****

Incheon Internasional Airport
Monday,08:00 KST
Namaku Song Hyora.
umurku 16 tahun.

Pagi ini aku baru saja sampai di Korea Selatan bersama dengan kakak perempuanku yang bernama Song Yoonra.

"Kak.. Sudah lama kita tidak kesini yaa?
Hmm.. 5 tahun lebih ada kali kak?" Ucapku berjalan beringingan dengannya sambil menarik koper besar kami masing-masing

"Hmm iya benar.. Saat itu kita masih kecil" ucapnya sambil terkekeh dan menunjukan senyum manisnya kepadaku dan aku pun membalas senyum manisnya itu
ia terkadang memang gadis yang manis

"ohh ya Hyora-ya apakah kau sudah menghubungi mereka saat di pesawat untuk menjemput kita?" tanya ia kepadaku yang membuatku bingung harus menjawab apa

"nde? ahh itu—"

Aishhhh! sungguh ceroboh kau Hyora

Bagaimana bisa kau lupa mengabari seseorang yang penting untuk menjemputmu!

Sedangkan kau sudah amnesia jalan di negeri ginseng ini.

huft!

"—mian, aku lupaa.. ani—bukan lupa tapi aku ketiduran karna aku cape sekali tadi kak..
Jadi—bagaimana kalau kita naik taksi saja? hmm?
da-dan menggunakan insting kita? Iyap! Menggunakan Insting kita dalam mengingat jalan? Ottoe? Hmm?"
Ucapku dengan ragu-ragu pada awalnya, namun aku percaya diri saja..

yap aku memang selalu percaya diri dalam semua hal (Maaf, bagaimana?)

Plak

Aku pun mendapat hadiah pukulan di kepalaku darinya karna cara pola pikirku yang menurutnya..

Kurang.. Efisien? Mungkin?

Dan pukulannya itu sakitt
guys :(

"Ya! Kakak! appo.." ucapku meringis kesakitan sambil memegang kepalaku dan mengusap ngusapnya.

"Instingmu ottokhae eoh!? Kau hanya akan menguras uang untuk mencari-cari rumah itu dengan taksi dan asal kau tau, taksi itu mahal! Disini kita hanya berdua, orang tua kita jauh! jadi kita harus belajar menghemat walaupun orang tua kita kaya!"ucapnya panjang lebar dan aku pun mulai memikirkan ide lain yang dapat diterima oleh kakakku

Dan aku menemukannya..

"yasudah kita telfon saja mereka!" ucapku riang sambil menjentikan jari

"itu sudah pasti bodoh." ucapnya sambil memutar bola matanya malas

Ohh ya benar juga yaa..

"Okay selanjutnya suruh mereka datang dan menjemput kita! Selesai." ucapku santai sambil mengangkat bahu

"Ya! Neo michesseo!? Mereka bukan budakmu bodoh." Jawabnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tak percaya dan aku buru-buru memperbaiki perkataanku tapi percayalah guys bukan itu maksudku "anii-ya bu-bukan begitu mak—"

"Ne, arraseo.. Kita akan meneponnya sekarang" ucapnya memotong perkataanku dengan datar lalu mengambil ponselnya di dalam tasnya dan aku hanya menggangguk setuju saja.

"dan setelah itu kita akan menunggu disini selama berjam-jam karna ulahmu. Terima Kasih Hyora-ssi" ucapnya sambil menunjukan senyuman terpaksa yang sangat berbeda dengan senyuman sebelumnya yang manis itu

YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang