CHAPTER | 4

11 2 0
                                    

Ting..

Ting..

Ting..

Terdengar gema alunan suara merdu bel sekolah menandakan telah berakhirnya jam pelajaran tergantikan dengan jam istirahat yang telah tiba.

"Sara, lo mau ke kantin ga" ucap seorang perempuan berambut Black Color. Wanita yang merasa terpanggil namanya pun mengalihkan pandangan dari buku yang berada di depanya, ia tengah menyelesaikan catatan materi pelajaran yang baru saja di ajarkan.

"Mau, tapi tunggu bentar ya gue masih nyelesain ini catatan." ujar Wanita berambut golden Brown atau wanita yang sering di sapa Sara

"Elah, lama lu udah nanti aja di sambung lagi kagak bakal ilang tu catatan, tenang aja .., gue udah laper ini." protes gadis lainya yang tiba-tiba saja bergabung dengan mereka, gadis dengan rambut brown colour itu sedikit mengguncang-guncang lengan Sara agar segera menyudahi kegiatan catat-mencatatnya.

"Elah Sabar Rifa .., Ya udah deh ayok kita ke kantin sekarang." timpal Sara menyerah karna bujukan kedua Teman barunya itu, wanita yang bernama Rifa itu tersenyum cerah.

Tanpa menunggu lama, sara segera merapikan buku-buku yang tergeletak di atas mejanya, menyimpan seluruh alat tulis yang ia gunakan, Sara bangkit dari kursi tempat ia duduk kemudian segera melangkahkan kaki menghampiri temannya Zoa serta Rifa yang entah sejak kapan telah berada di samping pintu kelas

Mereka bertiga segera saja melangkah menuju kantin yang terletak di lantai paling atas, kantin khusus siswa maupun siswi kelas XII.

***

Sesampainya mereka di kantin, Sara, Zoa ataupun Rifa bergegas mencari kursi tempat yang akan mereka duduki.

Beberapa saat setelah melihat-lihat sebentar akhirnya mereka menetapkan untuk duduk pada kursi kantin yang berada paling ujung dekat dengan jendela besar yang menunjukan pemandangan taman belakang sekolah

Dari awal mereka muncul dari area pintu kantin sekolah cukup banyak pasang mata yang sedang menatap mereka, tetapi lebih tepatnya lagi mereka sedang menatap Sara dengan pandangan kagum yang di tunjukkan dari kaum lelaki, tetapi lain halnya dengan tatapan dari kaum perempuan yang menatap Sara tajam dan tidak suka, namun beruntung Sara tidak begitu menanggapinya lagi pula ia telah sering mendapatkan tatapan-tatapan seperti itu dari sekolah lamanya dulu di london.

Sara sebenarnya merasa risih dengan tatapan-tatapan seperti itu, meskipun Sara dulu merupakan salah satu siswi Popular di sekolahnya tetapi ia sama sekali tidak suka menjadi sorotan puluhan pasang mata ataupun bahan gosipan.

"Sara lu mau pesan apa? Biar sekalian gue sama Rifa aja yang pesenin," tanya Zoa memandang Sara kemudian bergantian memandang Rifa, Sara tersentak kaget dari lamunanya.

"Iyah, lagian lo kan baru di sini .., dan juga biar cepat aja teruskan bisa sekalian hemat tenaga .., soalnya antriannya panjang banget he he." sambung Rifa cengengesan.

"Heleh .., lo mah emang cepet banget kalo urusan makan, dasar saripah!" cerca Zoa meledek gadis dengan pita polkadot di kepalanya. Rifa yang mendengar nada meledek dari Zoa hanya bisa merengut kesal

"Kagak toh." sanggah Rifa cepat.

"Heleh .., pake ngeles aja lo, biasanya kan juga gituh."

"Awakarin bawa lilin, iya'in serah lo ea mbk, dedek mah apa atuh  cuma sebongkah berlian dalam lumpur." kesal Rifa.

"bukan berlian kali, tapi debu dalam lumpur itu ha ha." ujar Zoa dengan nada meledek

"ishh .., Zoa ngeselin, untung temen kalo bukan udah gue gantung di tiang bendera lo."

SarAlfa  2RASFUK #05IUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang