7.

37.3K 586 5
                                    

Happy Reading!!!

Fandy sedang memasak makan malam untuk dirinya dan Sarah. Saat ini Sarah masih tidur karna capek menangis. Fandy memasak masakan yang di sukai oleh Sarah. Ayam bakar dengan saus barbeque yang pedas dan tempe bacem kesukaan Sarah. Serta minuman coklat dingin kesukaan Sarah. Apabila makanan ini yang disajikan kepada Sarah maka Sarah akan memakannya dengan lahap dan dia pasti akan tambah. Sarah tidak terlalu suka dengan sayuran. Soal sayuran Sarah snagat pemilih makanya Fandy tidak memasak sayur apa-apa.

Fandy sudah menyelesaikannya dan siap menyajikan di meja makan. Tinggal membangunkan Sarah agar mereka bisa makan bersama. Sebelum itu dia membersihkan dapur dulu sebentar membereskan dapur yang sedikit berantakan karna memasak.

Saat Fandy berbalik dan ingin membangunkan Sarah, ternyata Sarah sudah berdiri di dekat meja makan sambil mengucek matanya. Wajahnya sangat sembab matanya bengkak, dan rambutnya berantakan tapi bagi Fandy Sarah tetap cantik. Fandy lebih suka melihat wajah bangun tidur Sarah karna sangat polos dan tanpa makeup. Fandy suka Sarah yang polos.

Fandy tersenyum dan kemudian menghampiri Sarah, dia menggenggam tangan Sarah dengan lembut dan penuh rasa sayang. "Udah malam, kamu belum makan malam. Kamu tidurnya nyenyak banget, kita makan malam dulu ya. Aku udah masakin masakan kesukaan kamu." Sarah menatap ke meja makan dan dia melihat ayam bakar dengan sausnya dan tempe bacem kesukaan Sarah.

Sarah jadi merasa bersalah kepada Fandy. Sikap Sarah sangat kekanakan sekali tadi yang langsung marah saja dengan perkataan Fandy padahal Fandy melakukan itu karna ingin melindungi mereka berdua. Tapi sebenernya bukan hal itu yang berpengaruh besar sangat mengganggu Sarah. Hal lainlah yang sangat mengganggu hati dan pikiran Sarah. Tapi dia tidak bisa mengatakan itu kepada Fandy.

"Sayang," Fandy memanggil Sarah dengan lembut, Sarah menatap Fandy. Sarah merasa bersalah pada Fandy, Fandynya selalu berusaha untuk membahagiakannya, Fandy selalu berusaha membuat Sarah tidak sedih lagi, Fandy selalu menomor satukan dirinya. Apabila ada yang terjadi dan apa yang dibutuhkan Sarah, Fandy selalu akan melakukannya semuanya untuk Sarah tanpa melihat waktu dan keadaan.

Dari mereka pacaran dulu saat kuliah sampai sekarang Fandynya tidak berubah, tetap menomor satukan Sarah dan akan selalu berusaha membuat dirinya menjadi wanita yang paling bahagia karna memiliki Fandy. Banyak hal yang dilakukan Fandy untuk membuat Sarah bahagia, dan saat ini pun Fandy sedang berusaha membuat Sarah lupa akan masalah mereka.

Sarah merasa bersalah sudah mendiamkan Fandy dari tadi dan melampiaskan marahnya kepada Fandy padahal sebenernya itu bukan salahnya Fandy. Tapi entah mengapa Sarah sangat tidak bisa menerima rasa sesak yang di alaminya. Itu sangat mengganggunya makanya Sarah melakukan itu. Sekarang Sarah menyesal, dia tidak bisa membohongi dirinya bahwa dia sangat mencintai Fandy dia tidak bisa marah kepada Fandy, karna lebih besar rasa cinta yang Sarah miliki daripada marahnya.

Sarah akhirnya kembali menangis, menangis karna penyesalan sudah membuat dirinya mendiamkan  Fandy, dia begini karna dia sangat mencintai Fandy dan tidak mau kehilangan  Fandynya. Fandy memeluk Sarah dan menenangkan Sarah. Sarah menenggelamkan wajahnya di dada Fandy. Fandy dengan sabar menenagkan Sarah dan menuntunnya ke sofa ruang TV agar bisa memeluk Sarah lebih leluasa.

Fandy memangku Sarah di atas pahanya dan melipatkan kaki Sarah di pinggangnya sambil memeluk Sarah. Sarah masih menangis di dalam pelukan Fandy. "Hey udah dong nangisnya sayang. Kamu ga capek nangis terus? Tadikan udah nangisnya, udah ya masa kamu cantik-cantik gini nangis sih." Fandy berbicara kepada Sarah dengan lembut dan penuh rasa sayang.

Sarah melepaskan dirinya dari pelukan Sarah dan menatap Fandy sambil senggugukan karna nangisnya. Fandy tersenyum menatap Sarah dan menghapus air mata di pipi Sarah. "Udah ya nangisnya, maafin aku ya." Fandy mengecup tangan Sarah.

"Seharusnya aku yang minta maaf sama kamu." Fandy tersenyum menatap Sarah.

"Enggak sayang, kamu ga salah. Aku yang salah, aku yang buat hati kamu sakit dan udah buat kamu nangis, maafin aku ya." Fandy menatap Sarah dengan penyesalan dan sendu.

"Aku udah jahat sama kamu. Aku udah diamin kamu, seharusnya aku gaboleh marah karna kamu ngomong kayak gini sebenrnya untuk kita. Mana mungkin kita jujur sama orang tentang hubungan kita. Aku minta maaf." Sarah kembali menangis setelah mengatakan itu dan Fandy membawa Sarah ke dalam pelukannya dan menepuk bahu Sarah untuk menenangkannya.

"Udah ya, gapapa kok sayang aku ga marah sama kamu."

"Aku kekanakan banget ya sama kamu?" Fandy tertawa karna omongan Sarah. "Enggak sayang kamu ga kekanakan kok, aku ngerti kamu. Kamu kayak gini karna kamu sayang sama aku kan?" Sarah menganggukkan kepalanya.

"Aku takut kehilangan kamu." Fandy mengerutkan keningnya dan menarik Sarah. Fandy menatap Sarah dan menangkupkan wajah Sarah. "Kamu kenapa kok tiba-tiba ngomong gitu? Kamu ga akan kehilangan aku, ga akan pernah sayang. Aku milik kamu selamanya dan kamu ga akan pernah kehilangan aku." Sarah kemudian memeluk Fandy dan menangis kembali. Entah mengapa tiba-tiba rasa takut itu muncul di hati Sarah. Dia tidak ingin kehilangan Fandynya, dia merasa takut apabila Fandy meninggalkannya. Sarah takut apabila dia kehilangan Fandynya.

"Aku gatau, entah kenapa tiba-tiba aku takut aja kehilangan kamu." Fandy mengelus kepala Sarah dengan sayang. "Itu hanya perasaan kamu aja, kamu ga akan kehilangan aku. Kamu percaya sama aku kan? Aku kan cintanya cuma sama kamu." Sarah menganggukkan kepalanya. Fandy tersenyum kemudian menatap wajah Sarah dengan sayang.

"Jangan nangis lagi, pokoknya kamu harus selalu tersenyum. Aku ga suka lihat kamu nangis." Sarah tersenyum dan menganggukkan kepalanya kembali, Sarah mencoba menutupi rasa sesak yang masih disimpannya sendiri dengan meyakinkan dirinya bahwa Fandy memang sangat mncintainya. Dengan itu akan menutupi sedikit rasa sesak yang masih ada di dalam dirinya.

"Love you Sarah Dimitri."

"I love you too." Sarah dan Fandy saling tersenyum dan Fandy mencium bibir Sarah dengan lembut. Fandy sangat bahagia akhirnya masalahnya dan Sarah bisa diselesaikan dengan baik-baik, dia berjanji dalam dirinya sendiri akan selalu berusah untuk membuat Sarahnya bahagia.

"Kita makan yuk, aku udah masak loh." Fandy menatap Sarah dengan bahagia, Sarah menganggukkan kepalanya dan bangkit berdiri berjalan ke meja makan dan disusul oleh Fandy.

Sarah dan Fandy makan duduk bersebrangan, Fandy mengambilkan nasi untuk Sarah. "Yang banyak aku mau makan banyak mala mini" Sarah dengan semangat dan girang mengatakannya kepada Fandy dan Fandy tersenyum mendengar perkataan Sarah.

"Iya makan yang banyak ya biar cepat besar." Sarah tersenyum dengan jahil dan Sarah tertawa karna perkataan Fandy. Fandy senang akhirnya Sarahnya kembali tertawa.

TBC

Ayo di vote dan di comment ya, jangan lupa tinggalkan pesan saat udah baca hehe.

Jangan lupa baca ceritaku yang lainnya ya. Judulnya "Cintaku" "Dia" "Istri Kedua" terimakasih sebelumnya.

Orang Ketiga (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang