Ali tahu bahwa dalam beberapa saat lagi dia akan ulangtahun, namun deadline untuk menyelesaikan lukisan mendesaknya untuk tak terlalu memikirkan pergantian usianya sehingga setelah mengetahui bahwa istrinya mengandung, Ali meminta waktu untuk beberapa jam di ruang lukis untuk menyelesaikan lukisan. Dia ingin bersama Nina saat detik-detik ulangtahunnya. Dan dia merasa senang ketika tidak mendengar protes Nina melainkan istrinya tersenyum lebar saat menutup pintu ruang lukis.
"Oke. Mas tunggu pukul 12 ya. Kita tiup lilin bareng." Nina tertawa.
Ali meletakkan kuasnya di telinganya dan mengerutkan dahinya. Dia mengenal Nina bagai mengenal dirinya sendiri. Dia kembali meraih kuasnya dan bergumam pelan seraya tersenyum kecil.
"Entah apa yang direncanakannya." Ali tak membayangkan kejutan lainnya selain berita kehamilan yang diungkapkan Nina. Sejenak dia menatap layar kanvasnya dan tiba-tiba dia tertawa sendiri. Dia menunda gerakan kuasnya dan berbaring di lantai ruangan, menatap langit-langit kamar.
Dia membentangkan kedua tangannya di depan wajahnya, membentuk jari-jarinya dan menggenggamnya erat. 36 tahun. Dia akan menjadi ayah. Ali tertawa pelan. Teman-temannya di usia demikian sudah memiliki anak kedua atau ketiga sementara dia akan mulai menjalani rasanya menjadi ayah. Ali merasa bahagia dan tak sabar menggendong bayinya dengan kedua tangannya, menimang dan mencium pipi harum khas bayi seperti dulu dia mengasuh Marshal.
Wajah Nina yang cantik tercetak di benaknya dan dia berkata pelan penuh cinta. "Karenina...." dia bangkit duduk dan tersenyum, menatap lukisannya yang akan rampung sebentar lagi.
*****
Nina menutup pintu ruang lukis dengan mengigit bibirnya, menatap jam di dinding dan mulai menghitung lamanya Ali akan berada di dalam sana. Suaminya takkan keluar selama lukisannya belum selesai dan Nina yakin hal demikianpun akan berlaku demikian malam ini. Ali akan mengenakan earphone selama melukis sehingga takkan mendengar apa yang terjadi di sekitarnya. Nina berlari kecil menuju meja kecil dan teringat bahwa sekarang di dalam tubuhnya sedang berkembang janin.
Dia mengelus perutnya dan menggembungkan pipinya. "Hm...sekarang tidak boleh berlarian seperti sebelumnya, Nina. Ini sudah ada loh." Dia menepuk pelan perut ratanya. "Iya kan? Kita akan menelpon om dan tante sama kakek dan nenek, mbah kakung dan mbah putri. Ayahmu pasti lagi budek sekarang ha ha ha."
KAMU SEDANG MEMBACA
MINI STORIES : ALI & NINA (LOVELY KARENINA)
ChickLitBerisi 5 mini cerita After Married Ali Rasyid dan Karenina Ara. Di mulai kisah bulan madu dan 4 cerita kecil lainnya. Nikmati kehidupan baru Ali dan Nina dalam kisah manis dan pasang surut mereka. Bingkisan kecil dari Ali dan Nina teruntuk pembaca...