CERITA KEEMPAT : TUGAS BARU

6.1K 572 41
                                    

"Oekkkkkk!!!"

"Ya Allah, Mas!" Nina mencelat bangun dari pelukan Ali, melempar selimut dan melompat dari atas ranjang menuju boks bayi di mana Cara berada, menangis sesuka hatinya membangunkan mimpi indah kedua orangtuanya. Saking paniknya mendengar Cara menangis di tengah malam buta, Nina sampai tersandung di kaki boks bayi dan meringis seraya memegang tepian boks.

"Hati-hati!" Ali meringis saat mendengar suara mengaduh Nina dan turun dari ranjang untuk menghampiri Nina yang memeriksa popok Cara.

"Duh, nak. Jempol Ibu sakit banget tahu....kayanya keseleo deh..." Nina mengusap dahinya dan merasakan basah di celana Cara. "Ompol ya, sayang...." dia membuka celana berikut melepas pempers yang dikenakan Cara. Jempol kakinya masih terasa nyut-nyutan tapi dicobanya tak dirasakannya.

Ali memperhatikan wajah istrinya dan bergerak mengambil air bersih untuk membasuh Cara dari ompol. Dia juga membantu Nina mengambil pempers baru berikut celana serta kain. Dia menyediakan minyak telon dan bedak untuk Cara. Suara tangis anaknya mulai reda dan tampak mulai membuka matanya, menatap ibunya yang dengan telaten mengurusinya.

Ali bersandar di dinding, mengikat rambutnya dan melihat Nina mulai menggendong Cara dengan wajah kesenangan, lupa dengan jempolnya yang mungkin masih terasa sakit. Dia tersenyum melihat Nina yang berputar menggendong Cara, mencium pipi bayi mereka berulang kali hingga kembali Cara siap menangis.

"Eh, iya deh. Mimik aja, ya biar bisa bobo lagi." Nina terkekeh melihat wajah Cara mulai mewek. Dia mendekati ranjang dengan terpincang-pincang, duduk di ujung ranjang dan membuka kancing bajunya. Cara dengan rakus segera menyusui ibunya dan menatap wajah sang ibu dengan mata bulatnya. Nina, masih tersenyum-senyum menatap kepala anaknya dan terkagum-kagum bagaimana bibir merah mungil itu berada di payudaranya.

Tiba-tiba dia terkejut saat jempolnya diurut perlahan oleh Ali yang membungkuk di bawah ranjang. Dia menunduk dan berkata pelan. "Mas? Kenapa?"

Tanpa mengangkat wajahnya, Ali menjawab tanpa melepaskan jarinya yang mengurut perlahan jempol Nina yang membengkak dengan minyak. "Jempolmu bengkak begini masih tanya kenapa." Perlahan Ali mengangkat mukanya dan tersenyum. "Cerobohnya masih juga belum hilang."

Pipi Nina bersemu merah, dia melihat Cara melepaskan dirinya dari Ibunya dan. Mulai memainkan ujung rambut sang ibu. Perlahan Nina menutup bajunya dan berucap penuh perasaan pada suaminya yang menepuk pelan jempolnya. "Cuma bengkak kok Mas. Nggak sampai keseleo."

Ali berdiri dan mendekati ranjang, menyentuh rambut hitam Cara yang tebal. Bayi itu sudah berusia 4 bulan dan sangat sehat. Pipinya montok dan putih. Wajahnya sangat oriental persis Nina dan dia menatap Nina yang masih saja merona. Dia tertawa dan membungkuk, meraih Cara dalam gendongannya.

"Rebahan sana, biar Cara sama mas." Ali menatap Cara yang tampak bersemangat untuk bermain di tengah malam seperti biasanya. Bayi itu mulai menyemburkan buih liurnya saking girangnya melihat wajah ayahnya yang menggendongnya. "Mau main apa, Cara?" Ali menendang pelan gulungan permadani empuk yang berada di sudut kamar hingga terbentang menjadi alas lebar tempat biasa Cara bermain di kamar dengannya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
MINI STORIES : ALI & NINA (LOVELY KARENINA) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang