Bianca mundar-mandir di halaman belakang, tadi dia meminta pria itu kesini setelah selesai berbicara pada papanya.
Tidak lama kemudian yang di tunggu-pun datang, Bianca segera menghampiri pria tersebut.
"Kenapa tadi lo diem aja sih?! lo harusnya nolak perjodohan itu dong! gw gamau ya kita nikah nantinya, kenal lo aja nggak. Lagi pula gw gamau nikah muda, gw masih mau nikmatin masa muda gw sama temen-temen gw." Bianca berbicara tanpa henti.
"Ini udah bukan jaman siti nurbayan, kenapa masih ada perjodohan konyol kaya gini sih. Pokoknya gw gamau tau kita harus nolak untuk di jodohin!."
"Atau jangan-jangan lo suka ya sama gw?" sambungnya.
pria di hadapannya sedari tadi hanya membuang muka tanpa merespon ucapannya, kata-kata Bianca seperti angin yang terbang begitu saja entah kemana.
"Lo gagu ya? gila aja masa papa jodohin gw sama orang gagu sih?!" ucap Bianca, lagi.
Keduanya diam, terhanyut dalam pikiran masing-masing. Bianca memikirkan seribu cara agar membatalkan perjodohannya dengan pria yang dia anggap tidak jelas itu.
"ekhemm.." pria itu mulai bersuara.
"Yang pertama, gw juga gamau di jodohin sama cewek cerewet kaya lo. Yang kedua, gw ga suka sama lo. Dan yang ketiga, gw ga gagu." ucap Zayn.
Bianca sempet tersentak mendengar ucapan yang keluar dari mulut pria itu, selanjutnya dia langsung berkata "Oke, kalo gitu kita harus cari cara buat batalin perjodohan ini."
~.~
Bianca memainkan ibu jarinya diatas layar handphone miliknya, mengetik sesuatu sebelum menekan kata 'sent'
beberapa menit kemudian, panggilan masuk dari handphone-nya terdengar di ruangan itu.
"Bianca, gila seriusan lo di jodohin sama ortu lo?!" teriak seseorang dari sebrang telepon.
"Ya seriusan lah, ngapain juga gw bohong."
"Ko masih ada aja jodoh-jodohan kaya gitu?, ini udah jaman now kelessss.."
"Mana gw tau, lo tanya aja sama ortu gw tuh." ucap Bianca.
"Tapi kalo misalkan lo di jodohin gitu, lo bakal nurut atau nolak?" sambungnya.
"Tolak lah. Nih ya, kita juga bebas buat pilih cowok yang menurut kita cocok sama kita bi."
"Ortu gw orangnya keras kepala na.."
"Susah juga sih ya, btw cowok yang di jodohin sama lo itu ganteng nggak?" tanya Anna, sahabat Bianca.
"Lumayan sih.." eh? barusan gw bilang apa?.
"Lumayan bikin enek maksud gw." sambungnya.
"Tapi beda lagi kalo cowoknya ganteng bi, gw sih mau-mau aja."
"Boro-boro ganteng na, muak deh lo kalo liat mukanya."
"Gw masih inget barusan lo bilang dia lumayan loh.." Anna sembari tertawa.
"Ah brisik lo!, sama aja kaya ortu gw."
Bianca memutuskan sambungan telepon secara sepihak, dan langsung melempar handphone-nya kesembarang arah.
Memijat pelan pelipisnya yang mulai terasa nyeri akibat memikirkan perjodohan dari orang tuanya.
"Kayaknya gw harus refreshing."
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Husband // ZM
Fanfiction"Pernikahan kamu tinggal menghitung hari bi." Apa katanya? Nikah? gue masih imut-imut gini disuruh nikah?! ya jelas gue gamau lah.