Chapter 4

553 28 1
                                    

'Perasaannya.....'

Ji Kyung POV

Kamu pasti datang kan Luhan-ah? Kamu tidak mengingkari janjimu kan? Kamu selalu datang untukku dan sekarang juga begitu kan? Yeoja itu hanya temanmu kan Luhan-ah?

Berapa lama aku berada disini? Bahkan belum ada tanda-tanda kamu sudah pulang. Apa yang terjadi denganmu, Luhan-ah?

Sekarang aku merasakan dingin itu. Bahkan rasanya berkali-kali lipat karena rasa sakit ini. Tapi aku tidak bisa masuk ke rumah dan meninggalkan tempat ini. Bagaimana kalau kamu datang?

Aku terduduk dibawah pohon ini. Memeluk lututku sendiri, berusaha menghilangkan rasa dingin ini.

Aku melihat sepasang sepatu, aku tahu ini sepatu kamu Luhan-ah. Begitu aku mendongak, ternyata benar. Itu kamu.

"Neo wasseo?" Kenapa suaraku jadi serak begini?

"Neo micheoseo? Sejak kapan kamu berada disini?" Dia menggeram.

Kenapa? Apa dia marah? Bukankah aku sudah menepati janjiku untuk berada disini?

"Song Ji Kyung, sejak kapan kamu jadi bodoh begini? Issh jinja..."

Aku tahu kamu pasti datang, Luhan-ah.

"Neo wasseo." Aku tersenyum dan semuanya menjadi gelap.

*****

Author POV

"Pabbo." Luhan menggendong Ji Kyung dan membawanya masuk.

"Kenapa dengan Ji Kyung? Apa dia pingsan? Bajunya basah." Tuan Xi yang baru saja pulang, disambut dengan pemandangan Luhan menggendong Ji Kyung.

Luhan sama sekali tak menggubris pertanyaan ayahnya. Dia pergi begitu saja membawa Ji Kyung ke kamarnya.

"Anak itu.. semakin kurang ajar." gumam tuan Xi. Ia menghela napas kemudian pergi ke kamarnya.

******

Luhan melihat bibir Ji Kyung yang membiru. Ia segera memanggil pelayan untuk menggantikan pakaian Ji Kyung.

"Katakan pada ahn ahjumma untuk segera membuatkan bubur, palli!" Luhan memerintah salah satu pelayannya.

"ye, algeseumnida." Pelayan itu membungkuk dan segera pergi.

Luhan mendekati Ji Kyung yang terbaring tak bergeming. Yeoja itu seolah menikmati tidur lelapnya tanpa ada niatan untuk bangun. Ia membelai wajah yeoja bersurai coklat itu. Panas. Itulah yang ia rasakan begitu menyentuh wajah itu. Ia segera mengambil kain lap untuk mengusap peluh diwajah Ji Kyung. Ia memperhatikan wajah Ji Kyung yang tidur dengan damai. Seketika itu juga perasaan bersalah menyelimuti dirinya. Seharusnya ia datang, tapi ia juga tidak mengerti. Bukankah Ji Kyung sedang pergi bersama Sehun? itulah yang sampai saat ini ada dalam pikirannya.

Tokk tok tok

"Chogiyo, ini bubur yang Anda minta. Saya juga membawakan obat penurun panas." Pelayan itu menaruh nampan di nakas tepat tidur kemudian ia pergi menyisakan Luhan dan Ji Kyung.

"Eungg~" Ji Kyung membuka matanya yang terasa berat. Hal petama yang di lihatnya adalah langit kamar dengan nuansa klasik. Hitam putih. Ini bukanlah kamarnya.

"Kau sudah bangun?" Ji Kyung menoleh ke samping dan mendapati Luhan ada di sampingnya. Ia melihat Luhan yang menatapnya dengan sorot mata khawatir dan menyesal.

"Kyungie, mianhae~" Ji Kyung meletakkan telunjuknya di bibir Luhan.

"Gwenchana.. yang terpenting kamu datang." Ji Kyung hendak bangun tapi Luhan menahannya.

MY LOVE FROM THE TEARSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang