part 2

932 122 40
                                        

Rose sudah berdiri di dekat podium bersama teman-temannya yang lain yang lupa membawa atributnya. Lisa yang tadi melihat atribut Rose sudah lengkap dibuat bingung karena Rose ikut dalam barisan tersebut.

"Kalian yang atributnya tidak lengkap ikut saya ke halaman belakang!" kata senior yang merupakan panitia MOS.

Rose dan teman-temannya yang lain berjalan mengikuti senior itu.

Setelah sampai di sana mereka berkumpul membentuk sebuah barisan. Rose sudah pasrah kalau mereka akan dihukum. Dia menghela napas berat dan menunduk. Saat ia menegakan kembali kepalanya, Rose merasa seniornya sedang menunjuk ke arahnya.

Karena Rose takut bukan dirinya yang di maksud akhirnya ia menengokan kepalanya ke belakang, tapi disana tidak ada siapa-siapa. Akhirnya ia memberanikan diri bertanya kepada senior itu.

"Sa-saya, Kak?" tanyanya sambil menunjuk ke dirinya sendiri.

"Iya kamu. Siapa lagi?"

Rose takut karena nada suara seniornya naik satu oktaf.

Tidak ingin membuang waktu karena takut dibentak lagi, akhirnya Rose melangkahkan kakinya ke arah senior itu.

"Kamu cari tau siapa ketua OSIS sekaligus ketua pelaksana acara ini sekarang!"

Rose bengong. Dia tidak tahu sama sekali, tetapi dia tetap menganggukan kepalanya dan melangkah.

****

Rose sudah lelah karena dia belum juga tahu siapa ketua OSIS dan ketua pelaksana yang dimaksud oleh seniornya tadi. Saat sedang berkutat dengan pikirannya, Rose tanpa sengaja menabrak sesuatu yang bidang dan keras. Hal itu membuat Rose memekik dan terjungkal ke belakang.

"Aw! Ini siapa yang naruh tembok di sini?!" gerutu Rose sambil mengusap bokongnya yang terasa sakit.

   Rose masih belum sadar kalau yang dia tabrak itu bukan tembok, melainkan seorang laki-laki yang banyak digilai oleh perempuan. Saat Rose ingin berdiri, dia baru sadar ada sepasang sepatu di depannya. Cewek itu mendongakan kepalanya ke atas sampai kedua mata mereka saling bertemu. Membuat Rose terpesona olehnya.

"Maaf, Kak! A-aku nggak sengaja. Aku kira tadi mabrak tembok, habisnya keras banget, sih," ucapnya polos sambil menampilkan cengiran khasnya.

Sebelum laki-laki itu melangkah jauh, Rose
berlari dan meraih tangan laki-laki tersebut tanpa disadarinya.

"Kak tunggu! Kakak tau gak siapa ketua OSIS sekaligus ketua pelaksana MOS ini?" tanya Rose yang masih menggenggam tangan laki-laki itu.

Laki-laki itu menurunkan pandangannya ke arah tangan Rose yang masih menggenggam tangannya.

Menyadari kesalahannya, Rose segera melepaskan tangannya dari tangan laki-laki itu.  "Ehhh! Sorry, Kak! Reflek tadi," ucapnya.

"Gue nggak tahu dan Lo cari lagi aja sana," kata lelaki itu sambil berlalu.

Rose menghela napas lelah. Dia tidak tahu harus bertanya kepada siapa, karena semua yang ditanya pasti menjawab tidak tahu. Padahal Rose yakin kalau mereka semua seniornya mengetahuinya.

Panggilan dari speaker sekolah membuat senyum Rose mengembang. Seluruh peserta MOS diminta untuk berkumpul. Artinya Rose sudah terbebas dari hukumannya.

Di atas podium sudah berdiri laki-laki yang dia tabrak tadi. Rose sedikit membuka mulutnya karena tidak percaya akan ucapan lelaki itu.

"Halo semua! Saya Kim Mingyu. Ketua OSIS sekaligus ketua pelaksana MOS tahun ini. Saya ingin menyampaikan sedikit pengarahan buat kalian, jadi saya minta perhatiannya."

Banyak yang terpesona saat Mingyu menunjukkan senyuman manisnya. Berbeda dengan Rose. Dia sangat kesal karena Si Ketua Osis itu menanggapi pertanyaannya dengan dingin. Dan tidak hanya itu, kali ini Mingyu dengan sengaja menampilkan smirknya ke arah Rose.

Setelah pengarahan selesai mereka diizinkan untuk beristirahat. Selama istirahat berlangsung, Rose sama sekali tidak napsu makan. Kedua sahabatnya yang melihat perubahan mood Rose tampak bertanya-tanya.

"Lu kenapa sih Ros?" tanya Lisa yang sedari tadi penasaran dengan perubahan mood Rose.

Bukanya menjawab, Rose malah diam. Tapi, beberapa menit kemudian dia menceritakan kekesalannya.

"Oh, karena itu," ucap Jiho  setelah Rose bercerita.

"Kalo gue di posisi lo sih, gue pasti jengkel. Tapi, mau gimana lagi ini kan hukuman," sambung Lisa.

"Yakin lo kesel sama dia?" Rose menatap Lisa dengan tatapan bertanya.

"Kalo gue sih nggak yakin. Senyumnya aja bikin gue meleleh. gimana caranya gue bisa—"

Ucapan Lisa terpotong saat Rose menoyor kepalanya. Lisa hanya nyengir-nyengir nggak jelas. Jisoo dan Jennie hanya bisa ketawa melihat tingkah sahabatnya itu.

"Udah-udah! Ke lapangan, yuk! Bentar lagi waktu istirahat habis nih. Entar kita dihukum lagi," kata Jiho menengahi temannya.

Mereka bertiga jalan menuju lapangan dan duduk di kelompok masing-masing.








Jangan lupa vote & komen yah 💕💕

secret admirer (Gyurose)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang