Chapter 2

2.9K 301 22
                                    

BRAKKKK... BRAKKKKKK...

"Boruto bangun.....!!!!!!!!" Teriak pria bersurai kuning yang bernama Namikaze Naruto itu dengan menggedor-gedor pintu kamar putranya itu.

"Sebentar lagi Tou-San..." Boruto masih asyik mengguling-gulingkan badannya ke kiri dan kanan, seakan tidak ingin menjauhkan diri dari hangatnya kasur dan bantal empuknya itu. Meskipun Tou-Sannya sibuk menggedor-gedor pintu, ia tetap malas untuk bangun.

"Tou-San akan telat ke kantor, Boru. "Aishhh anak ini...'' Omel Naruto lagi dari balik pintu.

"Baiklah, baiklah Tou-San. Aku bangun. Ashhhh..." Dengan malas-malasan Boruto bangun seraya membuang selimut dan bantal gulingnya dengan kekesalannya. Terdengar suara gaduh dari kamar Boruto menandakan sedang bersiap-siap.



Sudah berapa kali Boruto menguap di dalam mobil yang disupiri pria yang memiliki surai yang mirip dengannya.

"Jangan sampai dikelas kau seperti itu, Boru."

"Ya ya ya." Gumam Boruto malas. Namun ingatannya lebih malas lagi karena ada Sensei baru dikelasnya nanti. Ia menghela nafasnya perlahan, sebelum ia menyeringai setelah membuka tas ransel sedangnya itu. Sebuah plastik.

''Tunggu kejutan dari Boruto, Sensei baru.'' Ucap Boruto dalam hati.



"Menurut kau Boru, siapa ya yang akan menggantikan Konohamaru Sensei?" Tanya Mitsuki membuka topik pembicaraan kala sahabat kuningnya itu baru saja duduk. Iris kebiruannya masih saja mengantuk tak karuan.

''Tak terlalu penting Mitsuki siapa dan siapanya, aku sudah menyiapkan sesuatu untuk penyambutan sensei kita yang baru nanti.'' Boruto menyeringai, ia sudah menyiapkan rencana yang bahkan Mitsuki saja bertanya-tanya, apa itu.

''Sesuatu apa?'' Tanya Mitsuki heran.

Bukannya menjawab, Boruto malah membuka tas ransel sedangnya itu. Mengeluarkan sesuatu dari dalam sana, hingga Mitsuki membelalakkan kedua matanya.

''Tepung?'' Pekik Mitsuki akhirnya.

''Ya. Kau tau maksudku kan?'' Ucap Boruto dengan mengerling. ''Mari kita sambut Sensei baru kita.'' Seringaian tercipta dibibir Boruto.



Hinata kini sudah berdiri didepan pintu kelas didampingi oleh Tsunade yang sengaja mengantarkannya ke kelas barunya untuk mengajar.

"Ne, Hinata-San, ini kelasmu untuk mengajar. Kau harus banyak bersabar dengan dua murid nanti ya?" Ucap Tsunade memberi peringatan yang membuat Hinata menautkan alisnya.

'Bersabar dengan dua muridnya nanti? Ada apa?' Batin Hinata heran.

Hinata hanya tersenyum dan mengangguk menanggapi perkataan wanita paruh baya itu, yang justru memang harus Hinata ketahui jika akan terjadi sesuatu disana.

''Kuantar kau masuk.'' Ucap Tsunade yang memegang gagang pintu terlebih dahulu dan...

BYUURRRRRRR...

Sekantung plastik tepung terlempar dengan bebasnya kearah Tsunade.

Putih!

Itulah keadaan Tsunade sekarang. Sedangkan Hinata yang dibelakang Tsunadepun terkejut dengan hebatnya. Bocah bersurai kuning berusia 8 tahunan itupun terbelalak setengah mati, karena yang menjadi target bukan Sensei barunya. Melainkan Tsunade, sang ketua yayasan akademi yang terkenal garang itu.

Boruto meneguk ludahnya susah payah, begitupun Mitsuki yang membantu melempar tepung jahanam itu kearah Tsunade.

''BORUTOOOOO!!!!! MITSUKIIIII! TAK HENTI-HENTINYA KALIAN BERULAH!!!! AKU AKAN MENELPON TOUSAN KALIAN.'' Teriak Tsunade pecah menggema diseisi ruang kelas, pekikan kemarahan terdengar menguar. Boruto dan Mitsuki meneguk ludahnya kasar.

''Mati kita, Boru.'' Ucap lirih Mitsuki memandang kearah Boruto yang tak tau harus berbuat apa sekarang. Kesialan selalu menimpanya.

Tsunade lantas keluar dengan geramnya. Hinata menatap tak percaya dengan kejadian itu. Ia baru mengingat sesuatu.

Dua muridnya?

Bersabar?

'Jadi ini maksud Tsunade-San.' Batin Hinata.

Ia meneguk ludahnya susah payah, ia berpikir sanggupkah ia bertahan dikelas ini dengan kenakalan dua muridnya ini?

'Kami-Sama!!! Kuatkanlah aku.' Batin Hinata berdoa menguatkan dirinya.



Sebuah tangan sedang menari begitu lihainya di atas salah satu papan keyboard laptop didepannya itu. Jemari-jemari itu terus saja memberikan kesan bunyian yang terus menggema diseisi ruangan.

"Gomen, Direktur!"

Jemari yang menari dipapan keyboard itu pun kini berhenti menari di keyboardnya, kala sosok yang baru saja masuk dengan tiba-tiba ke dalam ruangannya.

Pria bersurai kuning itupun menghela nafasnya kasar. Merasa malas jika harus diganggu tiba-tiba seperti ini. Sorot iris kebiruannya kini menatap intens dan tajam sosok wanita dengan balutan kemeja putih dengan blazer dan rok berwarna hitam dihadapanny itu.

"Ada apa, Shion? Kau tau kan aku tak suka diganggu tiba-tiba.'' Suara baritone sang pemilik iris kebiruan itu terdengar dingin.

"M-maafkan s-saya Direktur, I-Itu…"
Wanita bernama Shion itu sedikit gelagapan takut-takut.

"Ah, pasti Tsunade menelfon lagi bukan?" Pria bernama Naruto, sang Direktur itupun tampak tahu betul dengan kondisi yang saat ini dialami oleh sekertarisnya itu jika gelagapan.

'Pasti tentang keonaran Boruto.' Batin Naruto menghela nafasnya kasar.

"Y-ya, Direktur. Ketua yayasan akademi menelfon, k-kalau-" Ucap pelan Shion dengan terbata namun berhenti kala pria bermarga Namikaze itu menghentikan ucapannya.

"Aku tau Shion. Tak usah dilanjutkan.'' Jawab Naruto dengan cepat. "Aku harus pergi sekarang. Kerjakan semua dokumen dimejaku ini dengan baik. Kuserahkan padamu." Perintah Naruto yang lantas bangkit dari duduknya. Mengambil jasnya dan memakainya pada tubuh tegapnya itu.

"Baik, Direktur Namikaze!" Bersamaan dengan Shion yang membungkuk, pria bernama Namikaze Naruto itu pun berjalan ke arah pintu keluar.



''APA? MITSUKI BERULAH?'' Teriak Pria bersurai putih itu kepada seseorang yang menelfonnya.

''...''

''Baik, aku akan segera kesana.'' Pria bersurai putih itu lantas dengan cepat mengambil kunci mobilnya yang tergeletak diatas meja kerjanya. Ia berjalan keluar ruangan, namun sebelum itu ia berbicara pada sekertarisnya yang kebetulan sedang ada dimeja kerja miliknya itu.

''Aku akan pergi. Jika ada yang mencariku, katakan kembali lagi besok.'' Ucapnya tegas pada wanita bersurai ungu itu.

''Baik, Toneri-Sama.





Bersambung...



WkWk kok Yuni ngakak ngetik chap 2 ini😂😂 Gimana mnrt kalian? Atau mnrtmu say Sasusaku55😂😂




©19 April 2018

My Lovely Son's SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang