Chapter 4

2.7K 265 20
                                    

Mobil mewah yang Naruto kendarai berhenti di sebuah toko bunga. Boruto yang sedari tadi bermain game di smartphonenya pun menoleh kearah sang Tou-San.

"Kenapa kita berhenti disini, Tousan?" Boruto mencoba bertanya kepada Tou-Sannya yang malah membawanya ke sebuah toko bunga bukan ke sekolahnya.

"Tou-San ingin membeli sesuatu dulu Bolt. Kau tunggulah disini." Boruto menghela nafasnya kasar, demi apa Tou-Sannya itu ke toko bunga.

Naruto lantas turun dari mobilnya dan berjalan memasuki toko bunga.

Kling...
kling...
kling...

Lonceng yang bertengger di bagian atas pintu masuk toko bunga itupun berbunyi.

"Ah, Naruto kau kemari juga..." Ucap wanita bersurai merah muda dengan cengirannya. Naruto masih berdiri dengan tenang, tangannya kini masuk ke kantung celana kerjanya dan matanya menyapu setiap sudut toko, mencari bunga yang mungkin bisa menarik hatinya. "Jadi, bunga apa yang kau ingin beli, Naruto?"

"Hahhh..." Naruto membuang napas penuh kebingungan. "Masih belum tahu apa yang harus kube— Itu..." Tukas Naruto cepat dan tak lama jarinya menunjuk sebuah bunga yang diletakkan tepat di pojok ruangan bagian dalam. "Aku ingin bunga mawar itu."

Cengiran Sakura melebar seketika. Ia tidak menyangka seorang Namikaze Naruto bisa sebegitu pintar memilih bunga. "Baiklah, mau berapa tangkai?"

Naruto mengangkat sebelah alisnya. "Satu saja cukup, untuk apa beli banyak-banyak Sakura."



Perempatan siku muncul di pojok kening Sakura. Ia tarik kembali pendapatnya beberapa detik lalu dan kembali pada pendapatnya sebelumnya.

Namikaze Naruto tak sepintar yang ia kira.



Naruto kembali dengan setangkai bunga mawar merah yang sudah dibungkus apik. Boruto menoleh kembali pada Tou-Sannya.

''Tou-San membeli bunga? Untuk siapa?'' Tanya Boruto penasaran.

Naruto menarik duduknya agar dekat dengan putranya. Naruto mendekatkan wajahnya dengan sang putra.

''Untuk Sensei barumu yang cantik itu, Bolt-Kun.'' Ucap Naruto dengan tersenyum lantas memfokuskan dirinya pada stir kemudinya.

''APA?! Kenapa Tou-San memberikan Sensei galak itu bunga?'' Teriak Boruto kesal dengan mengerucutkan bibirnya dan menyilangkan tangannya didepan dadanya.

''Bocah kecil tak boleh tau urusan orang dewasa. Cukup berikan saja bunga mawar itu nanti pada Senseimu yang cantik itu, Bolt-Kun.'' Jawab Naruto dengan tersenyum dan mengelus surai kuning Bolt.

Bolt membuang mukanya menatap pemandangan di luar kaca jendela mobil. Namun seketika ada ide gila yang muncul diotaknya, Bolt menyeringai. Ia lantas menoleh cepat pada sang Tou-San yang masih fokus mengemudi mobilnya itu. Bolt tersenyum seraya berkata.

''Baiklah Tou-San, Bolt akan berikan pada Sensei galak itu.'' Bolt tersenyum.

'Gotcha!' Naruto bersorak dalam hati.

''Itu baru putra Tou-San yang tampan.'' Naruto menangkup pipi Bolt dengan sebelah tangannya yang bebas dari kendali kemudinya. Bolt tersenyum, sekaligus menyeringai.



Namikaze Naruto menepikan mobilnya setelah sampai di akademi Bolt. Naruto menoleh pada Bolt yang sudah membuka pintu disisinya itu.

''Bolt, jangan lupa berikan bunga itu, oke?" Ucap Naruto memberi peringatan lagi, Bolt menghela nafasnya kasar. Tou-Sannya itu begitu cerewet. Batinnya.

''Baiklah Tou-San. Bolt tidak lupa.'' Ucap Bolt dengan tersenyum tipis.

''Nanti siang Tou-San akan menjemputmu.'' Bolt hanya mengangguk dan menutup pintu mobil dengan debuman keras kemudian berlari kecil masuk kedalam diiringi murid-murid lain yang baru datang. Naruto lantas menjalankan mobilnya.



My Lovely Son's SenseiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang