Bagian 11 (ciuman)

6.6K 238 3
                                    

Aliya pov.

"Aww sakit nona"

"Tahan iya ray dikit lagi" ucapku yang kini sudah kembali ke rumah bersama ray. Duduk berdua di lantai ruang tamu dengan di alasi permadani dan mengobati lengan ray yang terluka akibat melindungiku.

"Pelan pelan nona"

"Iya ini dah pelan bentar iya dikit lagi" ucapku yang telah selesai mengobatinya. kini memakaikan perban pada lengan ray.

"Iya aww" rancau ray yang kesakitan ketika tanganku memasang kapas kemudian membalutnya dengan perban.

"Ini dah selesai" ucapku lagi yang telah selesai memakai kan perban kemudian menata kembali kotak obat yang di pakai tadi ke tempat semula.

"Oh iya nona katanya nona mau jelasin semuanya" ucap ray yang masih ingat jika ia meminta kejelasan dariku. aku pun memandang dirinya yang berada di hadapanku dengan posisi kami saling berhadapan. Aku melihat dari tatapan kedua matanya yang seakan - akan meminta ku sebuah kejelasan. Aku menghela nafas dan membuka suara.

"Oke jadi begini ceritanya"

Flash back.

Setelah dari apartemen ray aku kembali ke rumah lalu ke kamar mandi untuk membersihkan diri dengan guyuran air shower.

Ada banyak pertanyaan yang muncul begitu saja dalam pikiran ku ketika mengingat kejadian waktu di dalam kamar apartemen ray terutama sikap ray yang terlihat aneh dan aku tidak tau kenapa ia bersikap seperti itu.

Seperti.
kenapa ia mengajakku bertemu di luar?
lalu apa surpisenya?
kenapa ia mabuk?
apa karna ia kesal aku membatalkan janji pertemuan itu?
tapi jika itu masalahnya?
kenapa sikapnya harus seperti itu? padahal aku dah minta maaf.
apa mungkin dia cemburu?tapi menurutku gak deh.
masa iya dia cemburu?gak lah aku yakin itu.

Pikirku sembari memejamkan mata menikmati arus air shower yang mengalir membasahi seluruh tubuhku dari atas hingga ke bawah.

Selesai membersihkan diri aku keluar dari kamar mandi kemudian mengambil satu stel pakaian tidurku di dalam lemari dan aku mengenakannya.

Setelah berpakaian aku berjalan menuju teras kamarku. ketika membuka pintu teras dan memasuki teras. hawa dingin akibat angin malam langsung terasa menembus kulit. Aku melipat kedua tanganku sembari melihat ke arah taman bungaku yang berada di lantai bawah. taman itu terlihat indah saat malam hari karena di kelilingi 4 lampu yang meneranginya lalu ada dua tempat duduk berukuran panjang terletak di dekat taman itu. Di salah satu tempat duduk itu ternyata ada kania yang sedang duduk seorang diri di situ. aku pun segera memanggil dirinya.

"Kan"

Ia mendengar panggilanku. menoleh ke arahku sambil tersenyum dan melambaikan tangan.

"Hai kesini kan ke kamarku jangan sendirian aja disana" pintaku ia menghenti kan lambaian tangannya dan beranjak dari kursi kemudian berjalan masuk ke dalam rumah.

5 menit kemudian ia sudah masuk ke dalam kamarku dan bertanya.

"Ada apa onnie"

My Bodyguard Is My HusbandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang