Pukul 14.00 WIB tertera di jam tanganku."Wah kali ini busnya nggak lewat" dengan perasaan kesal karena ku sudah menunggu satu jam. Aku pun beralih untuk naik angkutan umum. Ku berjalan menyusuri jalan gang yang cukup besar sambil mengamati korban yang tadi diselamatkan. Terdapat mobil ambulan dan mobil polisi berada disamping rumah makan.
Matahari cukup menyengat. Membuat peluh keringat keluar menetes. Nampak bayangan ku bergerak secara perlahan mengikuti tubuhku yang melemah karena kekurangan hidrogen. Ku merenung penuh tanda tanya. "Mengapa Firasat ku begitu kuat dan yakin?" tanyaku dalam hati.
Setelah sampai, angkutan umum datang mendekat dari timur secara perlahan. Aku pun masuk dengan membungkukkan tubuhku. Ku memilih untuk duduk di bangku paling terbelakang mendekati jendela.
Ku membuka jendela dengan lebar – lebar. Angin sumilir begitu menyejukkan di terik panas matahari yang sangat menyengat. Ku membuka telapak tanganku keluar dari jendela. Angin menembus rongga – rongga jemariku.
Ku tersenyum sambil menutup mata. Menikmati sejuknya angin. Hingga ku tertidur. Setengah perjalanan ku terbangun karena angkutan umum yang kunaiki mendadak berhenti.
Bukan terjadi kecelakaan melainkan kontainer yang akan membelok menghalangi beberapa kendaraan yang akan melintas. Akhirnya ku sampai dirumah, langsung ku melempar tas sekolahku dan merebahkan tubuhku ke spring bed
YOU ARE READING
Firasat
Teen FictionFirasat itu pasti ada. Mungkin kalian sering merasakannya pula. Hanya kita tak menyadari ada keterkaitan antara nyata atau palsu. Apakah kalian yakin "Firasat" itu? Coba baca deh dan Jangan lupa vote (jika ikhlas) serta Commentnya (jika mau).