Ketemu

68 20 10
                                    

"Menjaga jarak itu penting."

Rikorsy : Hai mel, ketemuan yu

Rese banget sih ini orang.

Seperti biasa Amel hanya mengabaikan chatnya.

"Eh ini udah sore gue pamit pulang ya, makasih loh buat hari ini. Sini sini pelukan dulu." Amel memeluk kedua temannya itu.

"Eh ko kita kaya teletubies ya." -silvi

"Hehehe iyaya. Udah ah gue mau pulang, dahhh." Amel melepaskan pelukannya. Pamit sama kedua orangtua Nurul.

"Aku juga pulang deh. Bareng mel." Silvi mengikuti Amel, berpamitan kepada kedua orangtua Nurul dan menyusul Amel yang sudah berjalan mendahuluinya.

"AMEL TUNGGUUUU!!!" -silvi

Amel bukannya berhenti dia malah lari. Sengaja biar Silvi marah. Enggak ada kerjaan emang.

"Hahaha ayo kejar aku wlee." Amel menjulurkan lidahnya, seperti anak kecil yang sedang main lari-larian.

Merasa cape, Amel berhenti begitupun Silvi yang tadi malah ngikutin Amel lari. Mereka sekarang ada di jalan raya menunggu bus datang.

"Mel itu ada busnya. Aku duluan ya, daahhh." Memang arah rumah Amel sama Silvi berlawanan. Jadi bus yang akan Amel tumpangi berbeda dengan bus yang dinaiki Silvi.

15 menit, busnya belum ada. Untung udah sore jadi tadi Amel tidak perlu panas-panasan menunggu busnya. Tapi langit tidak mendukungnya. Sekarang awan menjadi hitam. Menunjukan sebentar lagi akan turun air darinya.

"Yaampun jangan dulu hujan." Amel tampak gelisah. Ketika hendak mau berpindah tempat karena takut kehujanan, tiba-tiba ada tangan yang memegang pergelangan Amel.

"Aww siapa sih le-" Amel membalikan badannya, seketika Amel kaget ternyata yang pegang tangannya itu Riko.

Deg.

"Hei mel, oh sorry sakit ya." Riko tersenyum sangat manis dan hangat.

"Lo, Riko?" Amel mencoba mengingat wajahnya takut salah orang. Nanti Amel malu sendiri.

"Iya gue Riko. Kenapa lo enggak pernah balas chat gue?" Tanpa basa basi Riko langsung menanyakan hal itu. Dia masih tersenyum. Kali ini lebih manis, bisa-bisa punya penyakit gula kalo lihat senyumnya terus.

"Lo ko bisa tau gue ada disini? Mau apa dibales, gue juga enggak kenal sama lo ngabisin waktu gue aja." Amel memalingkan wajahnya. Kalo cewe lain melihat senyuman Riko pasti hatinya langsung baper. Tapi Amel tidak, kelamaan jomblo kali ya.

Riko hanya tersenyum.

Menarik.

Batinnya Riko.

"Gue ada disini karena takdir. Bus jam segini ke arah lo udah habis kali. Mending lo pulang bareng gue."

Takdir nenek lu peang. Rese banget sih cowo ini. Ngenes gue. Batin Amel.

"Makasih gue bis-" Ketika Amel mau beranjak pergi, tangannya ditarik lagi sama Riko memasukannya ke dalam mobil.

Dan

Klep

Pintu mobil terkunci, Amel tidak bisa kabur.

"Lo mau nyulik gue ya. Keluarin gue dari sini atau gue teriak!!"

"Gue cuma mau nganterin lo pulang. Lagian diluar hujan. Kasian gue lihat cewe cantik kehujanan, nanti makeupnya luntur. Terus sakit." Siapa lagi kalo bukan Riko, cowo yang suka modus dengan kata-kata manisnya.

Tetap DisiniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang