#Secret boy

50 20 2
                                    

By dinyyagustin11, Rheinaree, salisaa15

Tidak ada yang tahu lika-liku perjalanan seorang idol. Jika saja dapat dilihat tentang kehidupannya. Maka dapat diketahui popularitas,ketenaran,kekayaan, semuanya dimiliki,tetapi apakah itu bentuk sebuah kebahagiaan? Tidak. Bagi Aldrich Carl Edward kebahagiaan seperti itu hanya bertahan sementara,sampai sekarang ia masih mencari tahu apa arti bahagia yang sebenarnya.

Dia yang merupakan seorang vokalis band Hollywood,saat ini sedang berada di puncak ketenaran,dipuja banyak orang,diundang oleh berbagai stasiun televisi.Seharusnya ia bahagia namun,entahlah ia juga tidak mengerti kenapa hidupnya sehambar ini.

"Ace? Lo nggak apa-apa kan?" sapa teman satu bandnya bernama Lee. Pria dengan perawakan khas orang korea itu terlihat khawatir dengan Ace yang sedaritadi duduk termenung di balik panggung setelah konser mereka berakhir.

"No problem.Udah ya gue cabut duluan ke apartemen," jawab Ace.

Lee hanya bisa menatap kepergiaan Ace tanpa banyak kata,ia tak mau ambil pusing tentang keanehan sifat Ace akhir-akhir ini. Mungkin pria itu sedang lelah,atau mungkin saja Ace sedang menyembunyikan sesuatu dan tidak ada seorang pun yang boleh tahu akan hal itu.
***
Praaak!

Sebuah handphone yang diperkirakan berharga puluhan juta itu,kini telah hancur berkeping-keping karena dilempar ke dinding oleh si empunya.

Seperti tak peduli dengan bentuk handphone-nya pria itu meringkuk di atas kasur sambil memegangi kepalanya.Sebuah pesan yang baru saja Ia terima tadi,benar-benar telah menghancurkan mood-nya.

"Ace? Kau ada didalam?" ucap suara di balik pintu.

"Ace boleh aku masuk?" tanya orang itu lagi,tetapi pria yang dipanggil Ace itu masih saja tak membuka suara.

Karena bosan menunggu, perempuan yang sedari tadi berada diluar kamar Ace,masuk tanpa izin dari pria itu.
Ia meringis melihat keadaan idolanya, dulu sebelum ia mengenal dekat Ace seperti sekarang,pikirannya masih sama dengan orang diluar sana yang mengira Ace adalah pria beruntung yang memiliki segalanya. Namun, ternyata ia salah Ace merupakan actor yang sangat hebat dalam menutupi masalahnya .

"Ace, ada apa ini?" tanya perempuan itu sambil mengusap bahu Ace pelan.

"Aira ... Ma-ma," jawab pria itu terbata-bata karena berusaha menahan isak tangis.
Perempuan yang dipanggil Aira itu tersenyum mengerti.

"Mama neror kamu lagi? Kenapa kita nggak ke rumah Mama aja untuk ngejelasin menjadi vokalis itu adalah mimpi kamu sejak dulu, siapa tahu mama bisa mengerti."
Ace menggeleng.

"Mama nggak akan ngerti Ra."

"Kalau memang begitu jalani semuanya apa adanya Ace,aku yakin lambat laun mama akan mengerti. Jangan lakukan hal-hal bodoh lagi untuk mencelakai dirimu."
Aira kembali teringat kejadian satu tahun lalu,saat pertama kali ia menemui Ace yang mencoba melakukan bunuh diri dengan melompat dari atas jembatan.
Belakangan baru ia ketahui bahwa Ace melakukan percobaan bunuh diri karena sudah tak tahan dengan sikap sang Ibu yang terus saja menyuruh ia berhenti dari dunia tarik suara ini.

"Tapi ... mungkin Mama benar Ra dunia ini terlalu berat untuk aku jalani,mereka terlalu menuntut banyak hal yang sebenarnya tidak bisa aku lakukan," ada jeda sejenak sebelum Ace benar-benar melanjutkan perkataannya,
"Apa aku mundur saja dari dunia ini? Aku benar-benar sudah tak tahan Ra."

Aira membawa Ace kedalam pelukannya. Ia berharap sebuah pelukan hangat dapat membuat hati pria itu tenang. Ace langsung membalas pelukan Aira dan menangis menenangkan dirinya. Setelah merasa tenang, ia melepaskan pelukannya.

"Hey, ini pilihanmu. Kau yang memilih untuk menjadi vokalis. Kau sudah sampai disini. Kau tidak ingin kan perjuanganmu sia-sia, bukan? Tunjukan pada ibumu bahwa kau bisa. Tunjukan bahwa kau bisa melewati semua rintangan yang ada. Ibumu pasti akan mengizinkanmu menjadi vokalis jika melihatmu berhasil. Tetap semangat Ace. Jangan putus asa." Nasihat Aira pada Ace.

"Benar katamu Aira. Aku harus tetap semangat. Aku harus buktikan pada ibuku kalau aku bisa." Kata Ace dengan semangat.

"Nah, itu baru Ace yang ku kenal. Baiklah Ace, aku pulang dulu. Baik-baik disini." Pamit Aira.
***
Beberapa hari pun terlawati. Sesuai nasihat yang di berikan Aira, Ace menjalankan pekerjaannya dengan semangat, tekun, dan ulet. Dia mendapat banyak pujian dan namanya menjadi semakin terkenal. Handphone yang kemarin telah rusak, kini sudah tergantikan dengan yang baru. Walaupun begitu, dia masih memaki nomer handphone yang lama. Jadi ibunya masih bisa mengiriminya pesan kapanpun.
Tetapi sejak hari itu, ibunya tidak menghubunginya lagi.

Kring ... kring ....

Suara dering handphone berbunyi. Menandakan sebuah pesan. Ace segera mengecek handphonenya. Dan ternyata tadi adalah bunyi dari handphonenya. Saat di cek, ternyata ada 1 peas masuk. Pesan tersebut dari ibunya.
Dia segera membukanya. Ia membukanya dengan semangat menggebu-gebu. Setelah beberapa hari menunggu pesan dari sang ibu untuk melihat reaksi ibunya ketika mengetahui anaknya sukses. Ia berharap ibunya berubah pikiran dan pada akhirnya membolehkan ia menjadi vokalis. Tetapi harapannya pupus saat dia membaca pesan dari ibunya tersebut.

Ibu: Nak, selama beberapa hari, ibu sudah melihat penampilanmu di televisi. Penmlilanmu sangat bagus. Tetlo nak, kau telah membuat ibu kecewa. Ibu tetap tak ingin kau menjadi vokalis. Ibu tidak setju dengan keinginanmu. Berapa pun bayaran menjadi seorang vokalis adari sebuah band, walaupun sangat besar bahkan mungkin lebih besar dari gaji ibu selama ini, tetap saja ibu tidak akan pernah setuju. Apapun caramu untuk merubah pikiran ibu, tidak akan berhasil. Karena prinsip ibu kuat. Tidak ada satupun yang boleh di bantah atau dilanggar.

Pesan yang dikirim oleh ibunya membuat Ace menjadi sedih. Hingga 1 pesan kembali datang ke handphonenya. Pesan tersebut berasal dari ibunya. Dia segera membuka pesan tersebut.

Ibu: Satu lagi Ace. Ibu tidak akan pernah lagi menganggapmu sebagai anak ibu.

Pesan yang terakhir kali dikirimkan oleh ibunya membuatnya menjadi sangat sedih. Sudah berbulan-bulan ia menjadi vokalis di sebuah band terkenal. Tetapi ibunya itu tidak pernah menyetujui jika ia menjadi vokalis terkenal. Alasannya karena ia tak kan kuat menjadi vokalis. Berbagi cara telah dia lakukan untuk meyakinkan ibunya.

Tetapi tetap saja ibunya tidak setuju. Jujur, itu membuatnya menjadi sedih, tidak bersemangat menjalani pekerjaannya, tidak fokus saat latihan, dan membuat penampilannya tidak maximal. Hingga pesan yang dikirim oleh ibunya tadi membuat ia semakin sedih. Sedih yang mendalam. Ibunya tidak menganggapnya. Mengacuhkannya. Tidak peduli lagi padanya. Ia sempat menelepon no.handphone ibunya. Tetapi tidak ada jawaban. Ibunya tidak menjawab telponnya. Berkali-kali ia mencoba. Hasilnya sama. Tidak ada jawaban. Itu sangat membuat ia sedih. Ace benci ibunya.

Ace pun menelepon Aira. Tetapi Aira tak menjawab teleponnya. Ace tetap berusaha menelepon Aira. Dan hasilnya pun sama. Tak ada jawaban dari Aira. Ace memutuskan untuk pergi ke rumah Aira. Ia keluar dari apartemennya. Ace langsung mengendarai mobilnya menuju rumah Aira. Dia membawa mobilnya dengan ugal-ugalan. Dia tak peduli dengan sekitar. Yang hanya dipikarannya adalah bertemu dengan Aira secepat mungkin. Ia butuh penenang. Ia butuh Aira. Sesampainya di rumah Airah, ia langsung mengetuk pintu dengan tak sabaran. Tak ada jawaba dari balik pintu itu. Hanya ada kekosongan. Tetapi Ace tak berhenti disitu, ia terus menggedor-gedor pintu itu. Tetapi tetap saja, tak ada jawaban.

Harapan Ace satu-satunya, teman yang sangat dipercayainya, teman yang selalu menenangkannya, kini menghilang entah ke mana. Pergi begitu saja. Meninggalkannya sendirian. Dia tak punya siapa-siapa lagi. Ayahnya telah meninggal, ibunya membencinya, dan sekarang teman satu-satunya, Aira, pergi meninggalkannya. Tanpa kejelasan. Dan dia pun memutuskan untuk pergi selama-lamanya.



Shortstory Collection BraveHeartTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang