BAB 1
Langkah kaki gadis berumur 27 tahun yang bernama lengkap Rukia Kuchiki tersebut terdengar begitu pelan saat menuruni anak tangga. Tangannya sedikit ragu saat memegang gagang pintu di depannya.
Tepat satu jam yang lalu pada pukul 21:00, ia sedang berada di sebuah pesta. Dan drtttttt... Ponselnya pun berbunyi. Rupanya ada panggilan masuk dari Rangiku Matsumoto.
Rangiku Matsumoto yang berusia dua tahun lebih tua darinya itu adalah teman sekaligus seniornya di Shiba Insurance, kantor tempat Rukia bekerja. Mereka berteman sejak Rukia pertama kali bekerja di kantor. Saat itu, Rangiku sering membantunya dan karenanya mereka menjadi teman baik sampai sekarang."Moshi-moshi, Ran?" ujar Rukia. Tapi tak ada suara dari gadis berambut itu oranye itu. Justru yang terdengar adalah suara berisik dari dentuman musik yang membuat telinga Rukia sakit.
"Moshi-moshi, Ran. Ada apa?" tanya Rukia cepat. Ia kemudian merasa khawatir. "Ya ampun, kau ada di mana? Kenapa bisa seberisik itu?"
"Aku di surga! Ahahaha... Hik!"
"Ya ampun, kau pasti mabuk lagi, ya!" teriak gadis manis itu dengan frustrasi. Pastilah Rangiku sudah mabuk berat sampai meracau tak jelas seperti itu. "Baiklah, sekarang cepat katakan kau di mana?"
"Aku, hik... ada, hik... di bar daerah Shinjuku, hik.... " jawab Rangiku.
"Baiklah, aku segera ke sana. Jangan ke mana-mana!" titah Rukia.
"Baik, Bos! Hik...."
Tut.. tut... Gadis berambut raven itu kemudian mematikan ponsel dan segera bergegas menuju tempat Rangiku. Ia tahu betul bila gadis berambut oranye nan berombak itu menelponnya pasti ada sesuatu yang tidak beres terjadi padanya.
Pesta?
Ya, tadinya Rukia memang berada di sebuah pesta. Tepatnya pesta pernikahan Grimmjow Jaegerjaquez. Padahal, empat bulan yang lalu, Grimmjow pernah mengatakan jika ia menyukai Rukia. Tapi Rukia malah menolaknya karena masih belum bisa melupakan seseorang yang ia kagumi di masa lalu. Dan sekarang, saat Rukia juga mulai menyukai Grimmjow dan ingin mengutarakan perasaannya, yang terjadi adalah pria berambut jabrik biru itu menikah dengan gadis lain. Grimmjow sendiri lima tahun lebih tua darinya, menjelang pertengahan kepala tiga. Dan di umur sematang itu memang sudah seharusnya ia cepat-cepat menikah dan punya anak.
"Bodoh sekali!" maki Rukia pada diri sendiri yang justru menurut saja saat Momo Hinamori—teman SMA-nya—memaksa untuk menemaninya ke pesta pernikahan Grimmjow karena Toshiro Hitsugaya, suaminya, sedang sibuk menangani kasus. Padahal dia tahu itu pesta pernikahan Grimmjow dan Neil, mempelai Grimmjow.
Toshiro Hitsugaya adalah seorang detektif di kantor kepolisian Jepang. Ia, Rukia, dan Momo sudah berteman sejak di bangku SMA. Awalnya, Momo yang berusaha mendekati Toshiro dan Toshiro menyambut dengan baik cintanya Momo. Mereka pun akhirnya menikah dan bahagia sekarang, membuat Rukia semakin iri.
Rukia mendesah sembari merenungi nasibnya yang begitu buruk. Hampir semua teman SMA-nya sudah menikah, bahkan punya anak. Sementara dirinya? Yah, dia mungkin jadi perawan tua selamanya mengingat ia sendiri belum pernah pacaran dan bahkan belum pernah mencium bibir pria.
"Rukia Kuchiki, kau benar-benar menyedihkan!" rutuk gadis itu saat mengingat alasan kenapa ia tak kunjung mendapat pujaan hati. Bukan karena tak cantik, hanya saja hampir semua pria tidak ada yang berani mendekatinya karena ia cucu seorang politikus yang terkenal dengan keangkuhannya di seluruh Jepang.
"Apakah aku harus mengikuti kencan buta seperti yang lainnya?" gumam Rukia. Apa segitu tidak lakunya diriku sampai harus begitu?***
Suara dentuman musik mengiringi langkah gadis berambut raven itu memasuki bar yang dimaksud Rangiku. Gadis beriris violet tersebut semakin mengeratkan pelukannya pada jaket hitam oversized denim yang menutupi sebagian A line deep v neck straps short dress berbahan dasar satin yang berwarna merah burgundi itu. Kakinya pula memakai black ankle strap heels serta tangannya menggenggam sebuah black satin clutch. Rambut raven sebahunya di gulung rapi ke atas sampai hanya menyisakan sedikit anak rambut di sekitar dahi dan telinga. Kemudian ia memoles wajahnya dengan make-up natural dan lipstik berwarna senada gaunnya di bibir tipisnya.
Dengan dandanan seelegan itu, rasanya ia seperti putri dari sebuah kerajaan karena saat ini banyak orang memandanginya dengan tatapan aneh. Rukia benar-benar merutuki penampilannya saat ini.
"Permisi, apa Anda melihat perempuan dengan rambut seperti ini?" tanya Rukia sembari menunjukkan foto Ran di ponsel pada pelayan bar yang berjalan melewatinya dengan membawa sebuah nampan minuman."Maaf, Nona. Saya tidak melihatnya," jawab pelayan itu dengan sopan.
"Ah, baiklah kalau begitu. Terima kasih," balas Rukia kemudian ber-ojigi.
"Huh, ke mana kau sebenarnya, Ran? Kenapa kau tidak menjawab teleponku!" teriak Rukia frustrasi. Gadis itu sudah lelah mencari ke sana ke mari.
"Maaf, Nona. Ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang pria bertopi fedora berwarna hitam di belakangnya. "Sebelumnya, perkenalkan nama saya Kisuke Urahara. Saya pemilik tempat ini.”
Dia seperti seorang mafia, batin Rukia.
"Ah, ya, ujar Rukia dengan sopan dan segera mengambil ponsel lagi. Tuan pernah melihat gadis ini?"
"Oh, nona ini!" jawab pria bertopi. Iya, dia masih ada di sini. Tepatnya di ruang karaoke.
"Syukurlah kalau begitu," ucap Rukia lega. Ah, maaf, perkenalkan nama saya Rukia. Dozou yoroushiku onegaishimasu.
"Dozou yoroushiku onegaishimasu,” balas Kisuke sambil ber-ojigi. Tangannya kemudian memberikan selembar kertas kecil berwarna putih pada Rukia. "Ini kartu nama saya. Jika Nona sedang punya waktu luang, silakan datang lagi ke sini. Saya akan memberikan Anda diskon spesial."
"Hai, arigatou gozaimasu," jawab Rukia sembari menerima kartu nama pria blonde depannya.
"Baiklah, kalau begitu. Mari ikut saya, Nona.
Gadis itu kemudian mengikuti si pria bertopi ke sebuah ruangan tertutup dengan lampu gemerlapan dan layar TV layaknya ruang karaoke. Dan Rangiku ada di sana, tertidur di sofa sendirian sambil meracau tidak jelas seperti tadi.
"Oi, Ran! Bangun! ucap Rukia sambil menepuk-nepuk pipinya.
"Mari bersulang! Ahahaha... Minum yang banyak! Minum! racau Rangiku sambil mengerak-gerakan tangannya seperti hendak bersulang.
"Bangun, Ran! Ayo kita pulang!" ajak rukia.
"Tidak mau!" tolak Rangiku.
"Ran, ayolah!" teriak Rukia. Aku tidak bisa meladenimu seperti ini terus!”
"Uhuhuhu... Gin, kau jahat padaku! Kenapa kau tidur dengan Isane? Rangiku kembali mengigau sambil menangis dalam tidurnya.
"Ran?” panggil Rukia lembut. Ia merasa iba melihat sahabatnya yang sedang kacau ini karena pria berambut putih itu. Tapi setelah kembali mengingat masalahnya, Rukia hanya bisa menepuk jidat.
Oh, Rangiku, seharusnya sekarang aku yang menangis dan kacau karena Grimmjow sudah menikah dengan gadis lain! Batin Rukia. Lagipula, apa gunanya kau menangis, huh? Saat Gin tidur dengan Isane, kau juga pernah tidur dengan pria lain.
Gin dan Rangiku sudah berteman baik sejak mereka kecil. Sebenarnya mereka saling menyukai satu sama lain, namun terlalu gengsi untuk mengakui perasaan itu. Hingga akhirnya pria bernama Yukio yang merupakan manajer keuangan di Shiba Insurance singgah di hati gadis sintal itu untuk beberapa saat. Walaupun Rangiku pernah bilang bahwa orang yang merebut keperawanannya adalah Gin, tapi tetap saja itu tak menghalanginya untuk bisa tidur bersama sang manajer.
"Dasar kalian ini! Sama saja kelakuannya! Batin Rukia lagi.
“Permisi, Tuan Urahara. Saya boleh minta tolong?” panggil Rukia.
“Ya?”
“Bisakah Anda membantu saya membawa Nona ini sampai ke tempat parkir? Saya mohon sekali, pinta Rukia sambil ber-ojigi. Sebelumnya, ia sudah memesan taksi dan menyuruhnya untuk menunggu di parkiran.
"Tentu, Nona Rukia,” jawab Urahara sambil tersenyum.
Saat akan membawa Rangiku keluar dari tempat itu, Rukia terkejut melihat baju temannya itu karena Rangiku menggunakan bodycon dress berwarna hitam tanpa lengan dan pendeknya 25 senti di atas lutut.
"Erotis! komentar Rukia sembari melepas jaket hitamnya dan mengikatkan lengan jaket itu di sekitar pinggang gadis bertubuh sintal tersebut untuk menutupi kaki telanjangnya. Barulah setelah itu, ia dan pria bertopi itu membawa Rangiku keluar.***
Di salah satu sisi sudut bar, seorang pria bersurai oranye sedang duduk di sebuah sofa berukuran sedang yang menghadap lantai dansa lengkap dengan meja berisi banyak minuman keras di hadapannya. Pria itu menatap tajam ke arah seorang gadis bersurai raven yang sedang membopong gadis lain bersama Kisuke Urahara. Ia tersenyum getir saat melihat kembali gadis itu setelah sebelumnya ia tenggak vodka di tangan kirinya hingga habis.
"Rukia Kuchiki," sebut pria itu pelan sembari melonggarkan dasi merah yang ia pakai. Kemudian, pemuda itu menutup mata ambernya sambil menyandarkan kepala di sandaran sofa. Dan tak lama, ia pun tertidur.-To be continued-
Cerita ini hasil kolaborasi antara LlnaLena And HARDYWATSON
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Hate (Hiatus)
RandomCerita ini hasil colab antara EL and HARDYWATSON Setipis kertas antara cinta dan benci