Bab 2"Gawat! Aku terlambat!" teriak gadis bermata violet itu panik seraya buru-buru menaiki tangga darurat menuju lantai 7, tempatnya bekerja. Aduh, bagaimana ini? Aku sudah terlambat 30 menit. Pasti manajer akan mengomeliku. Atau celakanya, gajiku bulan ini mungkin akan dipotongnya! Aaaaaaa!"
Sudah tiga setengah tahun ini, Rukia bekerja di Shiba Insurance sebagai staf akuntan di divisi keuangan. Gadis itu memang tidak terlalu pintar, tapi karena pengaruh dari kakeknya yang seorang politikus, ia diterima dengan mudah di sana.
"Hah! jerit gadis bertubuh mungil tersebut saat tubuhnya hampir tersungkur ke lantai. Rambut raven sebahu yang ia ikat itu pun akhirnya lepek akibat keringat. Lagi-lagi, ia merutuki penampilannya saat ini yang memakai black span skirt dengan kemeja putih garis hitam horizontal, serta ankle strap high heels yang membuat kakinya pegal. Semua itu ia pakai karena Rangiku memaksanya mengubah penampilan supaya cepat mendapatkan pacar dan move on dari Grimmjow.
Kalau kakinya setelah ini muncul varises, ia akan menuntut Rangiku. Harus!
Sesampainya di lantai 7, gadis mungil itu segera menemui manajer divisi kantor.
"Selamat pagi, Pak Manajer," sapa Rukia sopan. Maaf, saya terlambat hari ini karena...
"Ehem! Rukia itu mendengar suara deheman memotong perkataannya. Tapi ia mengabaikannya.
"Karena kemarin itu, saya pergi ke Kyoto dan baru pulang jam lima tadi pagi. Saya tahu ini sebuah kesalahan yang besar, namun saya janji tidak akan mengulanginya lagi. Jadi saya mohon sekali pada Pak Manajer untuk memaafkan saya kali ini," pinta Rukia sembari menunduk malu. Ia tidak punya nyali untuk menatap wajah manajernya itu.
Saat ini, pasti Pak Manajer sedang menatapku sinis lalu akan memotong gajiku bulan ini! Batin Rukia. Bah, dasar pelit! Mau kau potong berapa lagi gajiku ini, huh?
Hebatnya, ia masih bisa memaki atasannya dalam hati meskipun dalam keadaan terancam seperti ini.
Rukia kemudian memberanikan diri untuk menatap wajah manajernya. Tapi saat ia baru saja hendak menatap orang itu, ada seseorang yang tak asing lagi baginya tengah memanggil, "Kuchiki-San!"
Rukia terperanjat saat mengetahui pemilik suara itu. Dan benar saja, saat ia menoleh, orang yang memanggilnya barusan tak lain adalah Yukio, manajernya.
Lalu, siapa orang yang di depanku sekarang? Batin Rukia merasa horor.
Kemudian, pria berambut pirang itu memberi sebuah isyarat tangan untuk melihat orang di depannya dan Rukia mematuhi isyarat itu.
"Ichigo! seru Rukia yang kemudian menutup mulutnya. Gadis itu hampir terjengkang ke belakang saat mengetahui orang yang di depannya itu sekarang adalah Ichigo Kurosaki. Seketika pikirannya jadi kosong.
"Kuchiki-san!" panggil Yukio yang segera menghampiri Rukia. Apa yang kau lakukan, huh? Cepat beri hormat pada Pak Presdir!
Yukio buru-buru meminta maaf pada Ichigo sebelum ia marah."Maaf atas perilakunya tadi, Pak Presdir. Dia tidak tahu kalau Anda akan melakukan inspeksi mendadak hari ini. Jadi, mohon maafkanlah gadis ini." Pria berambut pirang itu memohon sambil ber-ojigi. Namun, si gadis Kuchiki itu masih tidak melakukan apa pun yang lantas membuat Yukio menyeret tubuh mungilnya keluar dari ruangan tersebut."Keluar kau dari sini! Sekarang! Yukio memaksanya.
"Argh!" maki Rukia pelan sebelum tubuhnya diseret keluar. Saya bisa keluar dengan kedua kaki saya, Pak. Anda tidak perlu repot!
"Yukio-san?" panggil Ichigo dengan suara serak dan dingin sebelum Rukia benar-benar diseret pergi.
"Ya, Pak Presdir? jawab Yukio dengan sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Hate (Hiatus)
RandomCerita ini hasil colab antara EL and HARDYWATSON Setipis kertas antara cinta dan benci