Bab 3
Ichigo Kurosaki adalah cinta pertama Rukia Kuchiki. Ia menyukai pria bersurai oranye itu sejak mereka duduk di kelas 3 SD. Dulu, Ichigo muda selalu menjahilinya dan membuatnya tersenyum di saat tak ada seorang pun mau menjadi temannya karena dirinya merupakan anggota keluarga Kuchiki.
Walaupun Ichigo terkenal nakal dan jahil, tapi ia sangat pintar. Hampir sepanjang tahun, ia mendapat peringkat pertama di kelas.
Hal yang membuat gadis itu semakin menyukai Ichigo Kurosaki ialah kedua matanya. Entah mengapa, Rukia merasa tatapan matanya seperti mentari yang hendak terbenam di barat. Begitu teduh dan menenteramkan hatinya.
Yang jelas, pria itu sangat berarti bagi Rukia. Rukia sampai rela melakukan apa saja asal pria itu selalu bersamanya. Tapi sayang, gadis mungil tersebut tidak punya keberanian untuk mengatakan perasaanya pada Ichigo, sampai akhirnya mereka berdua berpisah saat duduk di bangku kelas 5 SD. Saat itu, Ichigo dan keluarganya pindah ke Kyoto karena urusan pekerjaan.
"Jangan menangis, Rukia-chan. Ichigo mengusap air mata yang menetes dari pipi putih Rukia. Aku hanya sebentar saja di Kyoto. Mungkin setahun atau dua tahun ini. Tapi aku janji padamu, aku akan kembali. Tunggu aku, ya?
Rukia muda mengangguk sambil sesekali sesenggukan. Tangannya kemudian mengulurkan sebuah syal merah kesukaannya pada Ichigo sebagai kenang-kenangan. Pakai ini sewaktu musim dingin, ya? Supaya kau tidak kedinginan di sana.
Ichigo muda tersentuh hatinya. Ia lantas tertawa karena tingkah menggemaskan Rukia. Ya, aku akan memakainya karena ini spesial darimu.
Tak disangka oleh Rukia, pria itu mencium pipinya dengan lembut. Bersabarlah, ya? Aku pasti pulang.
Tapi pria itu tidak pernah kembali lagi ke Tokyo sampai lebih dari dua tahun. Dan entah bagaimana bisa, Tuhan kembali mempertemukan mereka di bangku SMA. Rukia sangat senang karena akhirnya ia bisa bertemu lagi dengan pria itu. Rukia benar-benar berharap ia bisa bersama-sama lagi dengan Ichigo seperti dulu.
Namun, harapan gadis itu hancur seketika karena Ichigo yang sekarang bukanlah Ichigo yang dulu ia kenal. Pria itu menjadi orang yang dingin, kasar, sering berkelahi, dan berbuat onar di kelas. Ia juga sering bolos bersama teman-temannya yang lain. Tapi Rukia tidak menyerah. Ia tetap menyukai pemuda itu walaupun sudah berubah karena baginya Ichigo adalah orang yang sangat berarti di hidupnya.
Karenanya, Rukia kemudian memberanikan diri untuk mengatakan perasaannya pada Ichigo. Namun di luar dugaan, Ichigo malah menolak dan mempermalukannya di depan seluruh sekolah. Setelah itu, hampir semua orang di sekolah mulai mengolok-oloknya dan Rukia menjadi bahan tertawaan dan ejekan untuk waktu yang lama.
Tapi, Rukia tidak menyerah untuk mendekati pria itu walaupun Ichigo sering memperlakukannya dengan buruk.
Suatu waktu, Rukia pernah kebingungan atas sikap Ichigo yang sedemikian buruk padanya. Kenapa sekarang Ichigo seolah-olah membencinya? Apa sebenarnya salah Rukia? Rukia tak habis pikir, hingga hatinya dibuat remuk saat Ichigo dengan sengaja berciuman dengan seorang gadis berambut oranye bernama Orihime Inoue di depan matanya. Ichigo juga berpacaran dengan banyak gadis, hal itu semata-mata untuk menyakiti gadis berambut raven itu. Berulang kali, Rukia menangis karena Ichigo sampai ia bertekad untuk membuat Ichigo kembali seperti Ichigo yang ia kenal dulu.
Ada saat di mana Rukia ingin menyerah saja, tapi ia tetap tidak bisa melakukannya. Berulang kali, gadis itu hendak melupakan Ichigo namun sia-sia saja. Dan puncak keputusasaannya adalah ketika Ichigo menjadikannya bahan taruhan. Dalam taruhan itu, siapa saja yang menang boleh mengejek atau melakukan hal-hal buruk pada Rukia. Membuang tasnya, membakar buku PR-nya, mengempesi ban sepedanyameski Rukia merupakan anggota Kuchiki, ia selalu memakai sepeda tiap ke sekolah, atau mendorong Rukia hingga jatuh terjungkal dan ditertawakan banyak orang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love And Hate (Hiatus)
RandomCerita ini hasil colab antara EL and HARDYWATSON Setipis kertas antara cinta dan benci