Prolog

6.3K 515 132
                                    

Vote dulu sayang 😘

Herin meringis pelan mengingat ia lupa mengerjakan tugas sesaat setelah Pak Salim meminta tugas dikumpulkan.

"Rin, kenapa? Lupa lagi lo?" Rian membisik pelan dari belakang.

"Diem lo!" Balas Herin keras.

"Herin Farina!"

Herin terlonjak kaget saat namanya diteriaki oleh Pak Salim.

"Tugas kamu mana?" Tanya Pak Salim dengan suara yang dibuat lembut. Dan diyakini oleh seluruh penghuni kelas, suara lembut itu hanya sebuah kebohongan. Mungkin Pak Salim lelah dengan Herin yang selalu tidak mengumpulkan tugas.

"Ketinggalan, Pak. Saya buat, kok." Jawab Herin pelan.

"Ambil!"

Herin mendadak bingung, "Ru-rumah saya j-jauh, Pak."

"Mau rumah kamu di Sabang juga saya suruh ambil!"

Herin meremas rok sekolahnya, ia memikirkan kalimat apa yang pantas diucapkannya.

"Eh, itu, Pak. Saya lupa prnya belum siap, terus lupa saya bawa. Hehe." Cengir Herin.

Dan berakhirlah Herin dihukum berdiri di lapangan outdoor yang sialnya terkena terik panasnya matahari. Bagusnya, ia kali ini tidak sendirian. Salah satu teman kelasnya, yang bahkan Herin sendiri lupa namanya pun tidak mengumpulkan tugas.

"Heh, lo tahan diginiin terus udah hampir dua tahun ini? Sumpah, gue aja baru sepuluh menit udah lemes."

Herin menatap ragu gadis di sampingnya. Pasalnya, teman sekelasnya yang masih belum ia ingat namanya itu sama sekali tidak menoleh kemana pun saat berbicara. Membuat Herin bingung sekaligus takut.

"Lo ngomong sama gue?" Tanya Herin ragu.

Tiba-tiba gadis itu menoleh ke arah Herin dan menatapnya tajam, "Lo kira selain kita berdua ada siapa lagi di sini? Ya kali gue ngomong sama penunggu lapangan."

"Emang penunggu lapangan bisa ngomong?" Tanya Herin polos.

"Terserah lo, deh."

---

Cassanova? Tentu.

Ganteng? Udah pasti.

Kaya? Uhh, jangan ditanya.

Playboy? Apalagi.

Pinter? Peringkat pertama paralel.

Nakal? Jika Ruang BP adalah suatu brand terkenal, maka ialah yang akan menjadi facenya.

Itulah sedikit gambaran dari seorang Gevan Lucas Brawijaya. Atau dia sendiri sering menyingkat 'Lucas' menjadi huruf 'L' saja. Alasannya karena menurutnya nama 'Gevan' sudah terlalu keren, dan jika ditambah 'Lucas' malah menjadi lebih keren, ia merasa kasihan dengan nama siswa lain yang keren tetapi tertutupi oleh namanya yang sangat keren, oleh karena itu ia menyingkatnya. Memang terkadang orang pintar sekali-kali 'bego'.

Contoh nakalnya adalah seperti saat ini, ia meminta izin pada guru yang mengajar di kelasnya untuk pergi ke toilet. Tetapi bukan toilet yang dimasukinya, malah kantin yang menjadi tujuannya.

Setelah mengisi perut, dan membeli oleh-oleh untuk teman sebangkunya berupa sebotol air mineral dingin dan sebutir permen yang dibelakang kemasannya tertulis "JOMBLO YA?", Gevan berjalan keluar dari kantin.

Letak kantin memang terbilang cukup jauh dari kelasnya. Ia harus melewati jajaran kelas sepuluh IPB dan IPA yang berhadapan langsung dengan lapangan outdoor, kemudian menaiki tangga yang terletak di ujung koridor. Ia harus menaiki tangga hingga lantai tiga. Sedangkan kantin terletak di lantai dasar. Sekolahnya terbilang cukup besar dan elit.

STUPIDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang