Aldo (2)

66 18 3
                                    

      Hari ini adalah pameran lukisan milik ibuku. Aku sudah siap untuk berangkat kesana. Biasanya aku juga antusias tapi ini lebih antusias lagi. Aku yakin disana juga ada Aldo. Aku tersenyum ketika aku bercermin. Biasanya aku tak pernah mengoleskan lip tint ke bibir ku tapi kali ini aku memakainya sedikit.

"Pagi mah, pah" sapaku dengan semangat.
"emm pagi sayang" jawab ibuku yang sibuk menyiapkan sarapan.
"Pagi juga sayang. Kayanya hari ini kamu semangat banget Cit" kata Ayahku.
"iya. Soalnya aku tidur nyenyak pah" kata ku
"emang selama ini kamu tidur gk nyenyak ?" tanya ayahku.
"nyenyak sih pah, tapi baru tadi malem aku tidur gk mimpi aneh" jawab ku.
"gk mimpiin Aldo lagi ?" tanya ibuku yang sedang mengoleskan selai coklat ke roti.
"iya mah, semalem aku gk mimpi apa - apa" kata ku.
"kan Aldo nya udah nyata" ibuku tersenyum.
"Aldo siapa sih mah ?" tanya ayahku.
"tanya aja tuh sama Citra" jawab ibuku.
"calon pacar aku pah hehe" aku meringis kuda.
"emmm anak papah udah mau cinta - cintaan" ayah mengusap kepalaku.

Selesai makan kami langsung berangkat ke pameran itu. Di perjalanan ayah dan ibu selalu meledekku. Yaa sudah biasa seperti ini. Setelah sampai kami langsung masuk. Di sana sangat ramai sekali. Banyak seniman dari berbagai bidang disini. Ibuku berkumpul dengan pelukis lainnya bersama tante Rahma juga. Ayahku dan ayahnya Aldo juga sedang berbicara bersama. Bayangkan seorang Jaksa dan Pengacara ternyata berteman akrab. Aku duduk terpisah dengan kedua orang tua ku. Aku duduk sendirian sembari menatap sekitar ku. Aku mencari - cari Aldo. Aku menundukkan kepala dan mengela nafas. Tiba - tiba ada yang menutup mata ku dengan telapak tangan. Tangan ini asing bagiku.

"ini siapa ?" sembari meraba tangan itu. Ini bukan tangan ayah aku tau, bukan tangan ibu juga. Aku terus mengatakan itu.
"haii manis" Aldo membuka telapak tangannya dan segera duduk di samping ku. Dia tersenyum aku juga tersenyum. Ku cubit tangannya. Dia tak mengatakan apapun dia menggenggam tanganku dan dia merapihkan rambutku yang menutupi wajahku. Aku semakin terpesona dengan Aldo.

"ini gw lagi gk mimpi kan ?" kata ku menatap Aldo.
"engga" Aldo mencubit tangan ku kencang.
"awww sakit. Ehh iya beneran gw gk mimpi" aku kesakitan dengan cubitan itu.
"kesana yuk" Aldo menunjuk tukang es cream kemudian dia menggandengku.
Genggamannya sangat kencang. Dia tersenyum kepada ku. Aku jadi salah tingkah sendiri. Setelah beli es cream kita ke tempat orang tua kita berkumpul. Kali ini dia tak menggandeng tanganku. Malu katanya hehe.
"ini dia mas anakku yang tadi aku ceritain" kata ayahnya Aldo.
"emm ini toh. Ganteng ya mas, pastes Citra sampe terpesona" sepertinya ayah sedang meledekku.
Kami pun tertawa melihat aku yang salah tingkah. Aldo juga tersenyum melihat aku seperti ini. Acara ini akhirnya selesai dan sekarang aku sudah terbaring di tempat tidur ku.

Aku berlari sampai ku dapati hutan. Hutan itu sangat gelap. Namun ada satu titik cahaya yang berkilau. Aku terus berlari mengikuti cahaya itu. Seketika cahaya itu menghilang.

"Jangan jatuh cinta dengan Aldo. Aldo tak nyata. Dia hanya ilusi yang tak akan pernah nyata" suara seorang laki - laki yang sangat membuat aku takut.
"Siapa kamu ?" tanya ku.
"Jangan jatuh cinta dengan Aldo" kata suara itu.
"Heyy keluar siapa kamu !!!" teriak ku.
"Aldo tak akan pernah nyata" kata suara itu.
"Keluar kamu kalau berani !!!" teriak ku.
"Jangan jatuh cinta dengan Aldo" kata suara itu.
"Aldo itu nyata, dia manusia sungguhan bukan hanya ilusi" kata ku dengan teriak.
ALDO HANYA ILUSI
ALDO HANYA ILUSI
ALDO HANYA ILUSI
ALDO HANYA ILUSI
ALDO HANYA ILUSI

Suara itu semakin terdengar sangat kencang. Aku menangis sesenggukan. Aku takut. Ingin berlari lagi tapi aku tak kuasa. Tubuh ku sangat lemas. Aku hanya menangis sampai akhirnya aku teriak memanggil Aldo.

"Citra bangun nak. Bangun" suara ibuku panik. Aku langsung memeluknya. Ayah memberiku minum setelah aku melepaskan pelukan dari ibu.
"kamu mimpi buruk lagi sayang ?" tanya ibuku.
"iya mah" jawab ku singkat.
"yasudah tidur lagi. Mimpi itu hanya bunga tidur ya sayang" ayah mengusap kepala ku.
"iya pah" jawab ku.

REAL ILLUSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang