Dunia Aldo

42 13 2
                                    

      Sudah satu semester aku duduk di kelas XI. Hari - hari ku terasa lebih indah semenjak kedatangan Aldo ke dunia ini. Aku dengan Aldo kini sudah menjadi sepasang kekasih. Dan hari ini hubungan ku dengan Aldo genap satu bulan. Aldo mengajakku untuk pergi ke bioskop, jelas aku mau. Saat sampai di bioskop Aldo yang mengantri tiket. Setelah dapat tiket, ternyata filmnya akan tayang 15 menit lagi. Sembari menunggu, aku dan Aldo pergi ke stan es cream yang cukup terkenal di mall itu. Aku memesan rasa vanilla sedangkan Aldo memesan rasa coklat. Setelah es cream habis kita langsung kembali ke bioskop lagi dan menikmati film yang kita tonton.

"Cit..." Aldo memanggilku.
"iyaa" jawabku.
"langsung pulang aja ya. Kayanya kepala aku sakit" katanya.
"hah ? yaudah kita langsung pulang aja" jawabku panik.

Akhirnya kita langsung pulang. Rencana yang aku buat semalam gagal. Aku sudah merencanakan setelah nonton film di bioskop aku akan mengajak Aldo pergi ke Timezone tapi yasudahlah. Saat di parkiran aku merasa ada yang aneh dengan Aldo. Dia menyuruhku untuk memakai helm dan jaketnya nya.

"Cit, kamu yang pake helm aku aja ya sama pake jaket aku juga" katanya.
"ihh gak mau ahh kaya apaan tau" jawabku.
"please Cit" dia memohon kepadaku dan memakaikan jaket serta helmnya kepadaku.
"emang kenapa sih kok aku yang pake ?" tanyaku.
"udah nanti kamu juga akan tahu alesannya" jawabnya.

Ku iyakan saja apa yang Aldo katakan. Aldo mengendarai motornya tidak terlalu kencang seperti biasanya. Di perjalanan Aldo juga diam saja. Agak sedikit aneh sikap Aldo sedari tadi.

Brakkkkkkkk.........

Kami mengalami kecelakaan. Aku terpental sekitar 100 meter dari titik kecelakaan. Aldo tidak terluka sedikitpun. Dia langsung menghampiriku, dia melepaskan helm yang aku pakai. Kepalaku penuh darah dan dia menangis.

"Aldo....." aku memanggilnya sembari tersenyum.
"Citra maafin aku Cit" dia menangis.
"jangan menangis Aldo. Aku akan baik - baik saja" jawabku dan menyeka air matanya dengan tangan ku yang penuh darah.
"Citra maafin aku" Aldo memelukku.

Tak lama Ambulan Rumah Sakit Sehat Kembali pun datang. Aku sudah tak sadarkan diri. Aldo menangis dan dia menelpon orangtua ku dan orangtuanya. Aku masuk ke ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD). Aldo, kedua orangtuaku dan kedua orangtuanya menunggu di luar. Aldo sangat panik dan sangat takut. Orangtuaku sangat heran kenapa hanya aku yang terluka parah dalam kecelakaan itu sedangkan Aldo tidak terluka sama sekali. Akhirnya Dokter keluar dari ruangan itu untuk memberi kabar.

"Orangtua pasien Citra yang mana ya ?" kata Dokter.
"saya ayahnya Citra Dok" kata ayahku.
"begini pak, luka di kepala Citra cukup parah dan dia kehilangan banyak darah" kata Dokter.
"Citra harus oprasi Dok ?" tanya ibuku.
"tidak perlu bu. Namun, dia akan mengalami koma dan kami akan membawa Citra ke ruang ICU" kata Dokter.

ibuku langsung lemas dan terjatuh. Aldo langsung bersujud di kaki ayahku untuk meminta maaf.

"Om maafin Aldo Om. Ini semua salah Aldo" Aldo menangis.
"bangun Nak, jangan seperti ini" Ayahku memintanya untuk berdiri.
"engga Om. Aldo gak bisa jagain Citra, ini salah Aldo Om" katanya.
"iya Om maafin. Sekarang kamu bangun" ayahku memegang pundak Aldo.
"maafin Aldo Om. Aldo salah besar. Gara - gara Aldo sekarang Citra jadi kaya gini" Aldo menundukkan kepalanya.

Ibuku masih menangis dan dia sedang ditenangkan oleh tante Rahma ibunya Aldo. Ayahku langsung memeluk Aldo untuk menenangkannya.

"iyaa sudah Om maafkan. Ini kan kecelakaan, kamu gak salah Nak. Kamu udah coba buat lindungin Citra dengan pakein dia helm sama jaket kamu. Om gak marah sama kamu. Om juga udah lapor ke Polisi untuk mencari mobil box yang nabrak kalian tadi. Kamu tenang ya" kata Ayahku.
"iya kamu tenang ya Nak" kata Ayahnya Aldo.
"tapi aku gk bisa jagain Citra Yah. Aku bikin Citra sakit" kata Aldo kepada ayahnya.
"ini kecelakaan Nak. Bukan sepenuhnya salah kamu" jawab ayahnya Aldo.

REAL ILLUSIONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang