Dua minggu berlalu.ibu menganggapku seorang pembunuh yang telah membunuh keempat adikku.aku satu-satunya anak ibu yang selamat dari pembunuhan yang dilakukan.yang dilakukan oleh pamanku sendiri.ibu sangat dendam kepadaku.melihat wajah Ku membuat amarah ibu kambuh.ibu bisa melempar benda apa saja yang ada di depan nya agar aku pergi dari tatapan nya.
Ayah satu-satunya orang yang masih menyayangiku.sampai akhirnya, ayah menyekolahkanku di Asrama Erly.Asrama putri yang berada di Berg,kota yang jauh dari rumah.Walaupun perih,
mungkin ini yang terbaik bagiku,juga ibu.Aku melihat ayah mengemas barang -barangku dan minta nenek untuk mengantarkan Ku ke Asrama Erly.aku tidak berpamitan kepada ibu.ibu langsung keluar dengan membawa sebilah kayu untuk memukul Ku .ayah mencegahnya ,meminta Ku dan nenek untuk cepat -cepat pergi sebelum ibu memukulku.
Kenapa ibu seperti itu?ibu tidak suka melihatku.saat dilahirkan,aku ditelantarkan oleh ibu.nenej yang merawatku,sampai hari ini.ibu tidak pernah memeluk dan menyayangiku layak nya seorang ibu.
Dengan berat hati,aku meninggalkan rumah dengan berbagai kenangan yang sangat memilukan untuk diingat.
Nenek tidak mampu merawat Ku lagi karena tubuhnya sudah tidak mampu menjagaku. Akhirnya,aku pasrah di bawa ke Asrama Erly.Gedung bercat putih polos berlantai tiga Inu terlihat sangat menakutkan dari kejahuan.Nenek langsung menyerahkanku kepada seorang suster yang berkerja di Asrama Erly.
"Nenek!"panggilku tidak ingin berpisah.Nenek hanya membalik badan sejenak dan kembali berjalan hingga menghilang dari tatapanku.Suster yang dalam papan nam di dadanya tertulis "Ghina Ariyanti"
itu menghantarku dengan lembut menuju Ruang makan.aku melewati sederet kamar yang begitu menyeramkan untuk dilewati sendirian.Sebuah pintu. besar terbuka dan tua diketuk Suster Ghina dengan pelan.Tidak lama,pintu besar itu terbuka dan kulihat ratusan murid Asrama Erly di sana.semuanya menatap ke arah Ku dengan aneh.Suster Ghina memintakan untuk berjalan menuju Ms.Emil Wanita tua itu adalah kepala sekolah Asrama Erly.
Aku berjalan dengan pelan.Setiap langkah kakiku di perhatikan murid -murid Asrama Erly.Sebentar-sebentar
Mereka berbisik pada temen di sebelahnya ,mungkin membicarakan aku atau penampilanku.Sesampainya ,Ms.Emil mengelus rambutku yang hitam panjang dengan lembut.Ms.Emil memintaku untuk perkenalan diri di depan semua murid dan guru-guru Asrama Erly.kakiku gemetar.Aku jarang sekali berdiri di depan umum dan di tatap ratusan orang.
"Namaku Nany Halinson.Aku berasal dari Desa Klim di utara Kota Berg,"kataku memperkenalkan diri dengan singkat.
Ms.Emil menepuk kedua tangan nya diikuti oleh murid-murid da guru-guru yang berada di Ruang makan megah itu.Ms .Emil memintaku untuk duduk di samping dua orang perempuan yang sedang menatapku.Seorang di
Antaranya menatapku,seolah-olah dia tahu pikiranku.aku langsung membawa tasku dan berjan menuju meja makan dekat dua orang yg ditunjuk."Kamu pindah karena ibumu kan"kata orang yang mencurigakan itu.
Aku tersentak kaget.Dari mana di tahu aku pindah karena ibu dendam kepada ku? Perempuan di sebelah nya yang memakai pita hitam,langsung berbisik.
"Dia itu peramal dan tahu tentang orang yang baru dikenalnya...,"bisik nya pelan agar orang itu tidak dengar.
Acara makan selesai.Aku di panggil Suster Ghina dan di beri kamar nomor 133 yang berada di lantai atas.Suster Ghina tidak mengantarku ke atas.Sepi dan sunyi menggelayuti tubuh dan membuat Ku ketakutan.kamar nomor 133 terletak paling pojok dan paling seram di antara kamar-kamar yang lain .Benar,itu kamar nomor 133.kuketuk pelan pintu kamar itu dan ternyata......Itu adalah kamar dua perempuan yang kutemui di ruang makan.aku tersentak kaget,begitupun perempuan berambut keriting hitam dan berpiya hitam di rambutnya.kita berdua terdiam sejenak,saling bertatapan.tidak lama,perempuan itu tersadar dan memperbolehkan aku masuk ke kamar nya dan perempuan peramal itu.
"Kamu yang tadi itu,kan?namamu..,"katanya mengingat- ingat namaku.
"Nany Halianson,salam kenal.kamu sendiri siapa?tanyaku saat dia menutup pintu,Dia langsung mengulurkan tangannya"Namaku Shila Anatasya.panggil saja aku shila. Oh,iya....ayo masuk!kita bertemu dengan Ghi,"ajaknya sambil
membantuku membawa tasku.Ternyata nama perempuan peramal itu Ghi.Aneh,kenapa shila betah sekamar dengan Ghi?Aku mengikuti shila dari belakang
KAMU SEDANG MEMBACA
GHOST DoRmiTORy {kisah mencekam di asrama berhantu }
TerrorSelamat membaca cerita nya ya ☺️😊