- 'Cause I'm Not Fine at All -

2.6K 207 53
                                    

🎶 Amnesia by 5 Second of Summer 🎶
*dengerin yaw mulmednyaa❤

| | |

H
A
P
P
Y

R
E
A
D
I
N
G
♡♡

| | |

Aku menggenggam erat gelas berisikan kopi yang baru saja kubuat. Terlihat uap panas yang mengepul di atas cairan berwarna hitam pekat tersebut. Aku menatap uap tersebut tanpa berniat meminum kopinya.

Aku mendongakkan kepalaku. Menikmati sejuknya udara pagi yang menyegarkan. Udara bersih tanpa adanya polusi. Sesekali aku menghirup udara yang bercampur dengan uap kopi.

Tatapanku terfokuskan pada langit yang terlihat cerah. Warna biru mendominasi dengan awan putih bergerombol menghiasi langit. Tak lupa dengan cahaya pagi sang surya yang terasa hangat.

Menyesap sedikit demi sedikit kopi panasku seraya menatap sebuah pohon yang tampak indah. Beberapa kuncup mulai mekar. Menambah kesan tersendiri padaku.

"Sudah musim semi, ya?" Aku bergumam kecil. Menyembunyikan netra kelamku sejenak. Merasakan tetes demi tetes kopi yang melewati kerongkonganku.

Musim semi..

Membuat bunga sakura mekar dengan indah dan menggugurkannya untuk menebarkan pesonanya. Terlihat sangat cantik dan indah.

Sama seperti aku mendapatkannya sehingga cinta timbul lalu kehilangannya meninggalkan luka. Sayangnya ini terasa sakit.

| | |

"Sasuke-kun!"

Aku membuka mataku sehingga netra onyx milikku terlihat. Menatap sumber suara yang membuatku menghentikkan aktivitas menikmati udara pagi. Memberikannya senyum tipis.

Ia berlari kecil menujuku. Masih dengan senyum lebar tersungging di wajahnya. Surainya yang panjang melambai diterpa angin. Irisnya menatapku berbinar penuh keceriaan.

"Ohayou, Sasuke-kun!" Ia menyapaku bersamaan dengan berhentinya langkah larinya.

"Hn, ohayou," jawabku singkat. Menatapnya yang tingginya hanya sebahuku dengan pandangan lembut. Melihat seseorang yang paling berarti dihidupku. Dan selamanya begitu.

"Jadi, apa yang ingin Sasuke-kun tunjukkan?" Iris emerald miliknya yang bulat menatapku penasaran.

Aku meraih tangan mungilnya. Menggenggam dengan erat. Seakan-akan aku akan kehilangannya jika melepaskannya. Senyum tipis masih setia tersungging di bibirku.

Dia alasanku tersenyum. Dia alasanku untuk tetap hidup. Dia penyelamatku. Dia segalanya.

Aku menariknya untuk melangkah bersama. Melewati rumput demi rumput yang menjadi pijakan kami. Genggamanku makin mengerat.

Detak jantungku berpacu lebih cepat. Merasakkan sensasi tersendiri yang membuat tubuh terasa panas dan dingin secara bersamaan. Perasaan ini, rasa yang selalu muncul saat aku bersamanya.

Aku menghirup udara dan menghembuskannya. Menikmati setiap detakan demi detakan yang membuatku gila. Membuatku tak bisa mengontrol senyum.

Just a LieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang