Aromantis

21 6 0
                                    

Romantis tidak melulu sebuah tingkah laku yang diberikan dari sang kekasih kepada kita ataupun sebaliknya. Banyak dari bagian hidup kita yang romantis. Penuh dengan roman, intrik, dan drama.

Tidakkah hadiah dari seorang orangtua terasa romantis? Sangat. Terasa manis dan indah untuk kita rasakan. Tidak melulu seorang pria yang sering menggombal dibilang romantis. Tidakkah perhatian seorang teman itu romantis? Ya, tentu. Semua itu adalah romantis sederhana yang biasa kita rasakan.

Tapi sayangnya tidak padaku. Tidak ada orangtua yang memberikanku hadiah. Tidak ada teman yang perhatian padaku. Hanya aku dan kesendirianku. Dan perlu kutekankan disini bahwa hidupku tidak romantis, alias Aromantis.

Hingga semuanya perlahan terkuak. Terkupas bagaikan buah kedondong yang kasar dalamnya dan halus luarnya. Terasa indah dari luar tapi hanya akan menyakitkan bila mengupasnya lebih dalam.

Semuanya. Keluarga, teman, atau apapun tetek bengek yang katanya indah. Aku tampik di kisahku ini. Hanya kepura-puraan dan topeng yang kupasang. Setidaknya itu cukup untuk menutupi diriku yang lemah dan rapuh.

Bagai durian yang hanya terlihat tajam di luar. Tapi ternyata saat dibuka, hanya kelembutan dan kerapuhan di dalamnya.

Aku hanya berusaha sekuat aku bisa melangkah. Persetan dengan mulut-mulut nyinyir yang hnya bisa berbicara. Setidaknya aku di sini sudah berusaha.

Kucoba mengemas kisahku dalam sebuah cerita fiksi remaja yang tidak berat dan (semoga) menghibur. Semoga kisahku dapat menjadi pembelajaran dan teman-teman pembaca akan terkesan. Terimakasih.

Inilah hidupku yang tidak manis, tidak indah, dan juga tidak ... romantis. Aromantis adalah pola kehidupanlu saat ini. Persetanlah dengan mulut pembual dan telinga penasaran di luar sana. Toh juga aku yang menjalankan hidupku, bukan mereka.

Biru.

(A)romantisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang