Pukul sepuluh malam, terlihat seorang pria sedang mematikan komputer yang biasa dia gunakan untuk bekerja. Seharusnya dia sudah pulang sedari tadi, tapi karena banyak yang harus dia selesaikan dalam seminggu ini membuatnya harus rela untuk lembur agar tidak menumpuk dengan pekerjaan yang lain.
Pria bersurai merah darah itu langsung mengambil jasnya yang dia sampirkan di kursi dan mengambil tas kerjanya. Seisi gedung terlihat sudah gelap, hanya ada beberapa lampu yang sengaja dihidupkan karena ada yang lembur.
Dia langsung berjalan menuju parkiran dan tidak sabar untuk pulang ke rumah lalu mengistirahatkan diri. Sudah bisa dia tebak bahwa bahunya benar-benar kaku karena terus-terusan bekerja.
Namanya adalah Akashi Seijuurou, seorang pemilik perusahaan ternama di Tokyo. Pria yang cukup tegas dan selalu serius dalam hal apapun. Alpha yang selalu menjadi incaran banyak omega.
Sudah banyak orang-orang dari kalangan konglomerat menawarkan perjodohan padanya namun semua itu ditolak karena dia tidak bisa menerima secara gamblang omega begitu saja.
Ya, lebih tepatnya dia masih menunggu siapa pasangan hidupnya. Sikap Seijuurou yang menolak semua permintaan perjodohan membuat sang ayah menggelengkan kepalanya. Tidak habis pikir bahwa sang anak masih saja egois di umurnya yang sudah tergolong dewasa.
Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya, bukan?
Akashi segera masuk ke mobil dan meletakkan jasnya di kursi samping pengemudi. Selama di perjalanan dia tidak memikirkan apapun dan hanya ingin agar bisa cepat sampai ke rumah.
Bahkan dirinya yang dicap sempurna oleh masyarakat pun bisa merasakan apa yang namanya lelah. Energinya tidak bisa sebanyak bayangan orang setiap saat.
Namun harapannya agar bisa sampai ke rumah tanpa halangan apapun kini menjadi berantakan ketika dia melihat sebuah tas yang tergeletak begitu saja.
Akashi tidak bodoh, tidak mungkin ada tas begitu saja ditengah jalan. Pasti ada pemiliknya di sekitar tempat ini. Dia segera memberhentikan mobil dan mengambil tas tersebut. Kepala menoleh ke sekitar namun tidak menemukan siapapun.
Kepalanya segera menoleh saat mendengar suara benturan yang cukup keras, berasal dari gang kecil dan gelap yang berada di depannya. Dia segera menyampirkan tas tersebut di bahunya dan berjalan perlahan. Dia langsung mengambil batu bata yang tergeletak di depan gang dan mencoba mengintip ke dalam.
Akashi dulu merasa kemampuan melihat dalam gelap tidak membantu sama sekali dan menganggapnya tidak berguna. Namun sekarang, dia tau apa kegunaannya.
Di ujung gang, dapat lihat seorang pria berbadan kecil sedang dikerumuni oleh lima orang pria berbadan besar. Sekilas dia mencium aroma vanila secara tipis-tipis.
Bau seorang omega. Ah, Akashi sekarang paham apa keadaannya. Tanpa pikir panjang dia langsung melempar batu bata yang sedang dia pegang dan tepat sasaran. Kepala salah satu dari mereka langsung mengeluarkan darah.
"Tidak ku sangka aku akan melihat hewan berwujud manusia ditengah kota seperti ini."
Kelima orang tersebut langsung melihat ke arahnya dengan tatapan amarah yang begitu membara. "Brengsek! Siapa kau?!" tanya sang ketua dengan tangan yang mengepal erat, bersiap untuk menghajar.
"Aku? Aku hanya kebetulan lewat," jawab Akashi sambil menatap rendah lawan-lawannya.
"Hajar dia!"
"Hajar?"
Akashi langsung mengeluarkan feromon yang seketika membuat mereka langsung berlutut. Alpha dominan, jenis alpha yang bisa mengintimidasi baik sesama alpha maupun omega hanya dengan feromonnya saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Destiny⭑Akakuro [Ongoing]
FanfictionPertemuan yang tidak begitu menyenangkan bagi keduanya, menjadi awal dari perjalanan sang surai biru dan merah. Alpha dan omega, ini adalah ceritanya bagaimana mereka menjalankan takdir sebagaimana semestinya.