02 : Tidak ada yang berubah

4.3K 305 23
                                    

"Aku? Aku hanya kebetulan lewat."

Keempat pria lain yang menahan tubuh Kuroko langsung melepaskannya, mereka berdiri di samping sang pemimpin dengan tatapan amarah yang tidak bisa terkendalikan.

Sementara lawan mereka, seorang pria alpha misterius dengan tingkat kesombongan yang begitu tinggi. Kuroko sudah menebak bahwa pria itu akan kalah, empat melawan satu.

Kuroko tidak bisa lagi melihat wajah sosok itu karena terhalangi oleh para preman yang berdiri di hadapan mereka. Siapa orang ceroboh itu? Berdiri dengan bodoh tanpa membawa senjata apapun. Kuroko bisa menebak bahwa pria yang menyelamatkannya itu memiliki proporsi tubuh yang tidak jauh darinya.

"Hajar!"

"Hajar?"

Tidak lama kemudian tercium aroma feromon yang begitu kuat, Kuroko sampai tidak bisa menggerakkan kakinya karena aura dominan yang begitu kuat. Bahkan itu juga berefek pada para preman.

Sudah banyak alpha yang Kuroko temui dalam kehidupannya namun baru kali ini dia menemukan Alpha dengan feromon sekuat ini.

Nyatanya, Alpha dominan adalah alpha yang cukup langka dalam masyarakat. Sama seperti omega pria.

Setelah si pria penyelamat menghajar para preman tersebut, dia langsung menghampiri Kuroko dan mengulurkan tangannya. Kuroko menerima uluran tangan tersebut dan dia dituntun keluar gang oleh pria misterius tersebut.

"Merah, seperti darah," batin Kuroko begitu melihat warna rambut si pria penolong di tempat yang lebih terang.

Kuroko menyandarkan punggungnya pada tembok, sementara si pria bersurai merah kini terlihat menjaga jarak dengannya. Dia seperti sedang menghubungi seseorang melalui sambungan telepon.

Setelah selesai menghubungi, pria itu menghampiri Kuroko lalu berdiri di sampingnya. "Aku sudah menghubungi polisi, mereka akan segera ditahan," ucapnya sambil memasukkan ponsel dalam saku celana.

Kuroko hanya mengangguk, pipinya masih terasa sedikit perih karena sempat dipukul oleh salah satu preman. Kuroko tidak akan tau bagaimana nasibnya jika saja pria itu tidak menolong dia, mungkin para preman itu sudah melakukan berbagai macam hal pada tubuhnya.

Menjadi omega itu sulit, karena itu Kuroko selalu membawa stun gun kemana pun dia pergi. Tidak ada yang bisa menjamin keamanannya selain dia sendiri, dia tidak bisa merepotkan orang terus-terusan.

"Kau baik-baik saja?"

Mendengar pertanyaan pria itu, Kuroko langsung menoleh kemudian mengangguk. Keduanya kembali diam, percakapan mereka terhenti sampai di situ.

"Oh iya, ini tasmu?" Pria itu kemudian melepaskan tas yang tersampirkan pada bahunya kemudian memberikannya pada Kuroko. Kuroko menerimanya kemudian membungkukkan badan sebagai tanda terima kasih.

"Terima kasih, anda sudah menyelamatkan saya, saya tidak tau harus membalas dengan apa."

"Tidak perlu terlalu formal padaku. Seperti yang ku bilang, aku hanya kebetulan lewat," jawab pria itu sambil menyandarkan punggungnya ke dinding. Keduanya sama-sama menatap jalanan yang begitu sepi.

"Apa yang kau lakukan selarut ini di jalanan? Itu berbahaya, kau tau." Lagi-lagi pria itu bertanya kepadanya, menatap dirinya.

Kuroko mendengarkan dan menatap balik pria tersebut. "Aku habis pulang kerja, dan tiba-tiba saja mereka menyergapku."

"Kau tidak melawan?"

Kuroko tidak langsung menjawab, dia langsung mengeluarkan sebuah stun gun dari dalam tasnya.

"Tadinya ingin ku serang dengan ini tapi ternyata tas ku jatuh saat ditarik," jawabnya sambil menunjukkan stun gun tersebut dengan raut wajah yang datar.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 26, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Destiny⭑Akakuro [Ongoing]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang