16; little chris

12.3K 2.4K 445
                                    








🎶 Hentikan omong kosongmu! Sadarlah! Sudah cukup! Sekarang lepaskan aku!











Kamu berfikir harusnya kamu mati lebih cepat waktu itu, harusnya kamu terus coba untuk bunuh diri kalau ada kesempatan. Chan udah bikin kamu hancur sepenuhnya.


Kamu cuma bisa berbaring menahan sakit di sekujur tubuh kamu, dia ambil apa yg paling berharga yg selalu kamu jaga.


Tanpa merasa bersalah Chan terus membisikan kata manis dan penuh cinta di telinga kamu, masih bisa kamu bayangkan dan rasakan gimana rasa sakit atas semua perlakuan Chan.


Kamu menatap pergelangan tangan kamu, ada luka bekas ikatan tali kuat yg dibuat Chan seolah jadi saksi kalau kamu baru aja di hancurkan oleh seorang Bang Chan.


Kamu akan menerima semua perlakuan kasar Chan, tapi nggak dengan yg satu ini. Kamu merasa terluka dan kotor sebagai perempuan.


Pagi itu ketika kamu masih menangis dan menahan sakit di bawah selimut, Chan sibuk dengan sesuatu yg sama sekali gak membuat kamu penasaran.


Masa bodoh kalau Chan mau bunuh kamu dan bunuh dirinya sendiri sekalipun, terserah apa maunya dia.


“Gak usah nangis, berisik!”


Chan merasa pusing denger tangisan kamu sejak tadi malam sampai pagi ini. Dia bosan.


Gak lama Chan yg sibuk mondar-mandir dan ambil ini itu tiba-tiba nyamperin kamu, dia duduk di sebelah kamu.


“Bisa bangun gak? Sarapan dulu yuk?”


Kamu natap Chan penuh benci, rasanya pengen kamu bunuh dia sekarang juga tapi kamu sama sekali gak punya tenaga.


“Kenapa sih? Kok liatin akunya gitu?” tanya Chan seolah mengejek, “Marah? Mau mukul? Sini!” katanya dan narik tangan kamu tapi kamu coba buat tepis.


Kamu ngeliat Chan dari atas sampai bawah, penampilannya gak biasa dia lebih rapi dari biasanya.


“Aku mau pergi.” kata Chan.


Pergi? Mau kemana dia? Mau bunuh dan buang kamu? Oh, itu mungkin lebih baik daripada kamu hidup dan ingat kejadian menjijikan yg kamu lalui bareng Chan.


“Bangun yuk? Kamu siap-siap juga, kamu bisa mandi sendiri?” tanya Chan yg lagi-lagi bicara dengan nada mengejek.


Sumpah kamu benci liat Chan, haruskah kamu bener-bener bunuh dia? Toh hidup kamu udah rusak dan hancur. Kenapa gak sekalian kamu bikin lebih parah?


Chan yg lagi senyum ke arah kamu mengalihkan fokus ke handphone yg mengeluarkan suara menandakan ada telfon yg masuk.


Chan berjalan ke arah meja dimana handphone-nya dia simpan, menjauh dari kamu yg masih bergelut dengan pikiran kamu tentang cara melenyapkan manusia gila seperti Bang Chan.


“Halo Lix? Ah, iya iya. Oke.”


Setelah selesai dengan telfonnya, Chan menatap kearah kamu dan nyamperin kamu.


“Aku sayang sama kamu, aku cinta sama kamu. Tapi aku gak bisa di sini lagi, aku gak bisa nemenin kamu.”


Chan ngusap rambut kamu, “Kamu udah bisa pulang, ketemu orangtua dan temen-temen kamu.”


Chan ngecup bibir kamu dan langsung kamu dorong badannya. Chan cuma senyum liat penolakan dari kamu.


“Oh ya kalau kita berhasil kamu bisa punya pengganti aku. Kalo dia ada jaga dia buat aku ya? Our little Chris.”


Setelah ngomong itu Chan bawa tasnya dan ninggalin kamu sendirian. Kalo apa yg dibilang Chan barusan bener-bener terjadi, kamu harus gimana?













Walaupun kamu ngerasa seluruh tubuh kamu sakit tapi kamu berusaha buat bangun, mastiin kalau Chan udah pergi, entah kemana. Ninggalin kamu yg udah dia bikin hancur.


Chan udah gak ada tapi apa gunanya kamu pulang? Apa gunanya kamu hidup? Mengingat bahwa bisa aja
“little Chris” yg dia bilang bener-bener ada, apa kamu bisa bertahan? Sama dia, keturunan Chan.


Membayangkan itu aja udah bikin kamu marah. Mata kamu mengarah ke pisau yg ada di dapur, atau kamu pergi aja? Biar semuanya berakhir dan gak ada yg perlu kamu khawatkirkan lagi.






















“Bu, anak ibu sudah ditemukan tapi––”




Obsession • Bang ChanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang