Chapter 6

3.5K 479 34
                                    

"Ini pertama kalinya kau naik pesawat?" tanya Yunho dengan menggandeng Jaejoong.

Saat ini mereka akan memasuki pesawat untuk terbang ke Jepang. Mereka berangkat dari rumah Yunho selepas sarapan. Jessica dengan baik hati menawarkan diri untuk mengantarkan mereka ke bandara.

Jaejoong mengangguk. Wajahnya agak pucat dan gugup apalagi ketika mereka mulai memasuki pesawat. Sambutan ramah pramugari tak mampu mengurangi kegelisahan pemuda manis itu.

Yunho menggiring kekasihnya untuk duduk di kursi mereka sesuai dengan informasi yang tertera pada tiket pesawat di genggamannya.

"Kau mau duduk di dekat jendela, Sayang?" Jaejoong langsung menggeleng keras. Di otak cantiknya, ia pikir akan lebih menyeramkan jika melihat pemandangan daratan dari ketinggian puluhan ribu kaki.

"Jae, tarik nafasmu dan hembuskan perlahan. Okay?" ucap Yunho yang memutuskan duduk di samping jendela.

Jaejoong pun menuruti apa kata pacarnya namun kegelisahan itu tak mampu hilang begitu saja apalagi saat pesawat menjelang take-off. Bahkan Jaejoong memasang sabuk pengamannya dengan tangan gemetaran, akhirnya Yunho yang menggantikan tugas Jaejoong mengencangkan sabuk pengaman.

"Kau mau memegang tanganku, Honey?" tawar Yunho menjulurkan tangannya.

Alih-alih memegang tangan, Jaejoong justru memeluk lengan Yunho dan memejamkan matanya begitu erat.

"Aku takut."

"It's okay, we'll be alright." Yunho mengecup kening Jaejoong sambil membelai kepala kekasihnya, berharap hal tersebut mampu menenangkan Jaejoong.

Ketakutan Jaejoong semakin menjadi saat pesawat mulai berjalan cepat untuk lepas landas. Seluruh doa-doa ia panjatkan demi keselamatan dirinya dan juga penumpang lainnya.

Sekian menit berikutnya Jaejoong tak lagi merasakan guncangan dari pesawat dan saat itulah ia mulai melepaskan pelukannya dari lengan Yunho, keringat dingin bermunculan di wajahnya, membuat Yunho meringis iba melihatnya.

"Semuanya baik-baik saja, jangan takut. Ada aku di sini," kata Yunho sambil menyeka keringat Jaejoong dengan sapu tangannya. "Penerbangannya hanya selama dua jam. Jadi ini akan berlalu dengan cepat. Kau mau minum?" Jaejoong mengangguk. Yunho memanggil pramugari untuk meminta minum untuk Jaejoong.

"A-apa aku memalukan? Aku pasti terlihat berlebihan," gumam Jaejoong usai menghabiskan sebotol air mineral berukuran kecil.

"Tidak, Sayang, tentu tidak. Hampir semua orang yang naik pesawat untuk pertama kalinya mengalami hal yang sama denganmu."

"Benarkah?"

"Yah. Sini peluk aku." Yunho melepaskan sabuk pengamannya lalu merentangkan tangannya pada Jaejoong.

"Apa kita diperbolehkan untuk melepaskan sabuk pengaman kita?"

"Tentu saja. Lihat tanda ini, ini artinya kita boleh melepaskan sabuk pengaman kita. Nanti kalau ada perintah dari pramugari kita harus memakainya, kita pakai kembali."

"Okay." Agak ragu Jaejoong melepaskan sabuk pengamannya sebelum Yunho menarik tubuhnya ke dalam pelukannya.

"Aigoo, kekasihku. Jangan takut lagi yah."

"Sekarang aku sudah tidak terlalu takut karena ada kau di sisiku. Terima kasih."

Yunho mengecup kening Jaejoong. "Anytime, Sweetheart."

Meski begitu, Jaejoong tetap gugup saat dua jam kemudian pesawat mulai melakukan proses landing. Tapi ia sudah tidak terlalu takut seperti sebelumnya karena Yunho terus menggenggam erat tangannya.

Three Months with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang