Epilog

2.4K 372 27
                                    

EPILOG

“Kim Jaejoong!” teriak Changmin sambil menggebrak pintu kamar Jaejoong, membuat sang pemilik kamar dan kekasihnya yang tengah asyik berciuman di atas tempat tidur terlonjak hingga mereka saling mendorong tubuh satu sama lain.

Changmin melongo melihat pemandangan di depannya sebelum mendecih dan memasang ekspresi jijik. “Astaga! Apa yang sedang kalian lakukan? Kalian hendak melakukan seks di siang bolong begini? Holy motherfcuker! Kim Jaejoong, kulaporkan kau ke Eomonie.”

“Shut up you son of bitch!” maki Jaejoong sambil melemparkan bantal pada Changmin yang sayangnya ditangkap dengan mulus oleh si jangkung menyebalkan itu. “Sudah kubilang ketuk pintu dulu!” pekiknya galak.

“Kalau kuketuk dulu, nanti aku gagal menggrebek kalian,” ucap Changmin santai sambil melenggang masuk ke dalam kamar Jaejoong seenaknya, tak dihiraukannya sorot tajam Jaejoong yang terus mengikuti setiap gerak-geriknya.

“Sayang, lebih baik kita pergi dari sini saja.” Yunho mengajak sang kekasih beranjak dari tempat tidur, ia tarik kedua tangan Jaejoong.

“Dia benar, lebih baik kalian cari hotel saja sana,” kata Changmin seraya membuka lemari pakaian Jaejoong dan memandangi pakaian Jaejoong yang tersusun rapi di dalam sana.

“Awas saja kau Shim Changmin!” Jaejoong mengacungkan jari tengahnya pada tetangga masa kecilnya itu lalu dibalas juluran lidah dari Changmin.

“Aku mau pinjam hoodie yang warna hitam itu.” Tangan Changmin pun mulai menjelajah diantara pakaian-pakaian Jaejoong yang menumpuk dan menggantung untuk mencari baju yang ia cari.

“Akan kulaporkan kau pada Eomonie kalau kemarin kau berbohong menginap di lab padahal kau jalan-jalan dengan temanmu ke Kangneung!”

Changmin melotot lalu menoleh cepat pada Jaejoong yang berdiri di ambang pintu dengan Jung Yunho yang sedang memeluknya dari belakang. Changmn acungkan telunjuknya pada sang sahabat. “Awas kau kalau coba-coba bilang. Kuhantui kau seumur hidup.”

“Ayo, Sayang.” Yunho pun membawa kekasihnya untuk keluar dari kamarnya sebelum ia dan Changmin terlibat baku hantam, tidak, ia tidak mau wajah cantik pacarnyanya ternodai oleh lebam dan luka.

“Sana pacaran saja!” teriak Changmin dalam kamar Jaejoong.

“Dasar kau mahluk penuh iri dan dengki!” balas Jaejoong sama kerasnya.

.

.

.

Sepasang sejoli itu pun akhirnya pindah ke ruang tengah. Sambil duduk di sofa, Jaejoong masih misuh-misuh dengan kelakuan Changmin yang semakin lama menurutnya semakin menyebalkan saja sementara Yunho tiba-tiba tertawa tak ada angin dan hujan, membuat Jaejoong mengernyit heran.

“Wae? Kenapa kau tertawa?” ucap Jaejoong ketus.

Yunho menggeleng. “Tidak. Sepertinya kalian memang sangat dekat, aku iri melihat Changmin bisa keluar masuk kamarmu sesuka hati.” Bahkan mereka sampai bertukar pakaian, Yunho benar-benar cemburu berat melihatnya. Andai saja rumahnya dekat dengan rumah Jaejoong. Tidak. Andai saja mereka tinggal serumah.

“Aku sudah memperingatinya berkali-kali untuk tidak masuk ke kamarku seenaknya tapi Shim Changmin being Shim Changmin, si kepala batu itu tetap saja mengabaikan laranganku. Dia selalu masuk, mengacak-acak kamar, mengambil barangku seperti tadi, dan perbuatan nista lainnya.” Jaejoong mengeluh dengan wajah cembeurt, bibirnya ia majukan, membuat Yunho tak tahan untuk mendaratkan sebuah kecupan manis di sana.

“Apa dia juga pernah tidur denganmu?” Tanya Yunho sambil memainkan rambut Jaejoong yang lembut dan wangi sampo.

Mata Jaejoong mendelik. “Pertanyaan macam apa itu? Kenapa terdengar ambigu sekali? Pertanyaanmu menjebak sekali yah, Tuan Jung Yunho.” Dicubitnya dagu Yunho dengan gemas.

Three Months with YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang