Meet Again

4.9K 499 69
                                    

"JAEMIN HYUNG!"

Jaemin tersenyum menatap teman-temannya yang sedang berlari kearahnya.
Tadi dia akhirnya memberi tahu teman-temannya jika sekarang dia ada disekolah mereka.

"Ah Jaemin hyung! Bogoshipeo!" itu silumba-lumba aka Chenle yang berbicara seraya memeluk tubuh Jaemin.

"Nado Chenle-ya" Jaemin membalas seraya mengacak rambut Chenle yang memeluknya.

"Kenapa datang tiba-tiba?" Jeno mengeluarkan suaranya setelah dari tadi hanya diam tidak seperti yang lainnya.

"Wae? Apa ada masalah" dengan wajah datarnya Jaemin membalas pertanyaan Jeno.

Jeno dan Jaemin hanya saling memandang tanpa ekspresi.
Haechan yang menyadari ada aura tidak enak diantara Jeno dan Jaemin segera mencoba mencairkan suasana horor tersebut.

"Ah baiklah... Jadi ada keperluan apa kau pulang ke Korea?"

"Aku sekolah disini sekarang. Hari ini rencananya akan bertemu kepala sekolah untuk memberikan beberapa berkas. Bagaimana?" Jaemin tersenyum senang kepada sahabatnya.

Mark, Haechan, Chenle, dan Jisung hanya diam setelah mendengar jawaban Jaemin.

"Ja-Jadi HYUNG AKAN SEKOLAH DISINI?! WOAH! DAEBAK!" Chenle berteriak senang dengan heboh membuat Haechan yang ada disebelahnya segera membungkam mulut laki-laki China itu

"Yak! Bisakan kau tidak membuatku malu mempunyai sahabat sepertimu?!"
Yang dikatai hanya tertawa tanpa merasa bersalah.

"Selamat datang Jaemin-ah, sekarang kita bisa satu sekolah lagi akhirnya" sambut Mark seraya merangkul pundak Jaemin.

Yang lain memberikan ucapan selamat datang pada Jaemin.
Hanya ada satu orang yang sedari tadi menatap tidak suka akan kedatangan Jaemin.

Siapa lagi jika bukan Lee Jeno

"Kenapa harus sekarang?"
.
.
.
.
.
Haechan tersenyum aneh sedari tadi seraya menatap sahabat disampingnya. Setelah menyambut Jaemin mereka harus kembali lagi kedalam kelas untuk melanjutkan pelajaran.

"Wae? Kenapa dari tadi menatapku tidak jelas?"
Renjun. Si mungil sahabat sebangku Haechan bertanya dengan wajah imutnya.

"Aniya, hanya sedang senang saja. Akhirnya hari ini datang juga..." Haechan menjawab seraya tersenyum penuh arti pada Renjun.

Renjun merasa ada yang lain dari senyum sahabatnya saat ini. Senyuman Haechan terlihat seperti orang yang lega, sangat lega.
Entah apa yang membuat Haechan merasa lega, bagi Renjun melihat sahabatnya senang membuatnya juga ikut senang.

"Ah Renjunie, nanti bisa ikut bersama ku?" Haechan tersenyum lebih lebar sekarang.

"Kemana?"

"Ikut saja, aku ingin menunjukan sesuatu pada sahabat imutku ini" Haechan menjawab seraya mencubit gemas pipi Renjun, membuat Renjun memekik kesakitan.

"Ah Haechan! Sakit!"

Haechan hanya tertawa puas setelah berhasil membuat sahabatnya kesal.
.
.
.
.
.

Renjun melangkahkan kakinya dengan santai ditaman yang cukup sepi sore ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun melangkahkan kakinya dengan santai ditaman yang cukup sepi sore ini.
Hanya ada beberapa orang ditaman ini yang sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

Tadi Haechan mengirim pesan menyuruh Renjun untuk pergi ketaman. Nyatanya setelah Renjun sampai Haechan tidak ada dimana-mana.

Renjun sempat berpikir apa jangan-jangan Haechan hanya mengerjai nya lagi?

Pasalnya dulu Haechan pernah menipunya. Haechan bilang dia terkunci digudang sekolah.
Saat Renjun mencari digudang sekolah, ternyata itu hanya strategi Haechan untuk mengalihkan Renjun dari novelnya.
Sehingga Haechan bisa mengambil novel itu tanpa harus berebutan dengan Renjun.

"Ah si berisik itu!" Renjun menghentakan kakinya kesal setelah berjalan mengitari taman mencari Haechan yang nyatanya tidak ada.

Karena sudah terlanjur kesal, Renjun berinisiatif untuk pulang saja.
Persetan dengan Haechan jika nanti dia datang.

Saat hendak melangkahkan kakinya meninggalkan taman, pandangannya menangkap sesosok orang berpakaian putih yang entah mengapa menarik perhatiannya.

Walaupun hanya terlihat dari belakang, ada detakan aneh yang dirasakan Renjun saat melihat laki-laki itu.

Walaupun hanya terlihat dari belakang, ada detakan aneh yang dirasakan Renjun saat melihat laki-laki itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun tertegun saat laki-laki itu membalikan tubuh dan memandangnya.
Ada perasaan sesak yang tiba-tiba hinggap di dadanya saat melihat senyuman laki-laki itu.
Seperti ada sesuatu yang hilang dalam ingatannya.

"Injunnie..." gumam Jaemin saat melihat Renjun yang ada dibelakangnya.

Dirinya tersenyum lembut menatap wajah cantik itu

Hingga Jaemin mengerutkan dahinya saat melihat Renjun yang tiba-tiba meringis kesakitan seraya memegang kepalanya.
Sontak Jaemin berlari saat tubuh mungil Renjun mulai limbung.

"Injunnie! Huang Renjun! Ireona! RENJUN!" Jaemin menguncang tubuh Renjun yang sudah memejamkan matanya.

Dirinya begitu panik saat ini.
Jaemin langsung menggendong Renjun dan membawanya ke mobil untuk pergi kerumah sakit.

Dipikirannya sekarang hanya secepatnya membawa Renjun kerumah sakit.

Dia menyesal mengikuti saran Haechan yang mempertemukan dirinya dan Renjun.

Jaemin mengendarai mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.
Satu tangannya memegang kemudi sedangkan yang satunya menggegam erat tangan Renjun yang mendingin.

"Jebal...mianhae Injunnie..."
.
.
.
.
TBC

Maafkan jika ada typo yang bertebaran
Salahkan keyboard yang diketik sama yang keluar berbeda...

Terimakasih sudah meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini.
Jangan lupa vote and comment 😊
Saranghae 😍

Love Story [JaemRen]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang